Allah menjamin rezeki setiap makhluk hidup.
Allah SWT senantiasa menepati janji-Nya, termasuk dalam jaminan rezeki bagi setiap makhluk. Maka ketika rezeki sulit didapat, maka jangan langsung menghujat Allah apalagi kufur dari nikmat-Nya.
Justru, umat Islam harus senantiasa percaya bahwa di balik kesulitan Allah selipkan kemudahan. Maka jika segala upaya sudah dilakukan dan doa sudah rutin dihaturkan, ingatlah tiga ayat Alquran ini yang menjadi penghibur di kala rezeki sedang mampet.
Syekh Aidh Al Qarni dalam kitab La Tahzan menjelaskan bahwa yang memberi rezeki itu hanya satu. Seluruh rezeki hamba itu berada di sisi-Nya, dan Dia telah mengatur semua itu. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Surat Adz Dzariyat ayat 22:
وَفِى السَّمَآءِ رِزۡقُكُمۡ وَمَا تُوۡعَدُوۡنَ
“Wa fissamaaa’i rizqukum wa maa tuu’aduun.”
Yang artinya, “Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan apa yang dijanjikan kepadamu.”
Syekh Aidh Al Qarni menjelaskan, jika memang yang memberi rezeki itu adalah Allah, maka mengapa manusia itu harus menjilat dan mengapa harus merendahkan diri di hadapan orang lain hanya karena ingin mendapatkan rezeki dari sesama manusia? Allah SWt berfirman dalam Surat Hud ayat 6:
وَمَا مِنۡ دَآ بَّةٍ فِى الۡاَرۡضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزۡقُهَا وَ يَعۡلَمُ مُسۡتَقَرَّهَا وَمُسۡتَوۡدَعَهَاؕ كُلٌّ فِىۡ كِتٰبٍ مُّبِيۡنٍ
“Wa maa min daaabbatin fil ardi illaa ‘alal laahi rizquhaa wa ya’lamu mustaqarrahaa wa mustawda’ahaa; kullun fii Kitaabim Mubiin.”
Yang artinya, “Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).”
Kemudian, dalam firman-Nya yang lain dalam Surat Fathir ayat 2:
مَا يَفۡتَحِ اللّٰهُ لِلنَّاسِ مِنۡ رَّحۡمَةٍ فَلَا مُمۡسِكَ لَهَا ۚ وَمَا يُمۡسِكۡ ۙ فَلَا مُرۡسِلَ لَهٗ مِنۡۢ بَعۡدِه ؕ وَهُوَ الۡعَزِيۡزُ الۡحَكِيۡمُ
“Maa yaftahil laahu linnaaasi mir rahmatin falaa mumsika lahaa wa maa yumsik falaa mursila lahuu mimb’dih; wa Huwal ‘Aziizul Hakiim.”
Yang artinya, “Apa saja di antara rahmat Allah yang dianugerahkan kepada manusia, maka tidak ada yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan-Nya maka tidak ada yang sanggup untuk melepaskannya setelah itu. Dan Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.”