Faedah 15. Seruan pertama
Bismillah.
Ibnu Abil ‘Izz Al-Hanafi rahimahullah berkata, “Ketahuilah bahwa tauhid adalah seruan pertama para rasul, fase pertama yang harus ditempuh dan maqam/kedudukan awal yang harus dijalani oleh setiap penempuh jalan menuju Allah ‘Azza Wajalla.” (Lihat Syarh Aqidah Thahawiyah, hal. 77)
Allah berfirman,
وَمَاۤ أَرۡسَلۡنَا مِن قَبۡلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلَّا نُوحِیۤ إِلَیۡهِ أَنَّهُۥ لَاۤ إِلَـٰهَ إِلَّاۤ أَنَا۠ فَٱعۡبُدُونِ
“Dan tidaklah Kami utus sebelum kamu seorang rasul pun, melainkan Kami wahyukan kepadanya bahwa tidak ada ilah/sesembahan yang benar, selain Aku. Maka, sembahlah Aku.” (QS. Al-Anbiya’: 25)
Allah berfirman,
وَلَقَدۡ بَعَثۡنَا فِی كُلِّ أُمَّةࣲ رَّسُولًا أَنِ ٱعۡبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَٱجۡتَنِبُوا۟ ٱلطَّـٰغُوتَۖ
“Dan sungguh telah Kami utus pada setiap umat seorang rasul yang menyerukan, ‘Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut.’” (QS. An-Nahl: 36)
Allah berfirman,
وَلَقَدۡ أُوحِیَ إِلَیۡكَ وَإِلَى ٱلَّذِینَ مِن قَبۡلِكَ لَىِٕنۡ أَشۡرَكۡتَ لَیَحۡبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡخَـٰسِرِینَ
“Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada orang-orang sebelum kamu, ‘Jika kamu berbuat syirik, pasti akan lenyap semua amalmu dan benar-benar kamu akan termasuk golongan orang-orang yang merugi.’” (QS. Az-Zumar: 65)
Ayat tersebut mengandung pelajaran bahwa dalam ajaran semua nabi telah ditetapkan bahwa syirik menghapuskan semua amalan. Sebagaimana dalam ayat lain dalam surah Al-An’am, Allah menyatakan bahwa seandainya mereka (para nabi dan orang saleh terdahulu) berbuat syirik, pasti akan lenyap semua amal yang telah mereka kerjakan. (Lihat Taisir Al-Karim Ar-Rahman, hal. 729)
Dakwah kepada akidah Islam merupakan pembuka dakwah para rasul semuanya. Mereka tidaklah mengawali dakwah dengan sesuatu apapun sebelum hal itu. Setiap rasul mengatakan kepada kaumnya pada awal-awal dakwahnya,
ٱعۡبُدُوا۟ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنۡ إِلَـٰهٍ غَیۡرُهُۥۤۖ
“Sembahlah Allah, tidak ada bagi kalian sesembahan, selain Dia.” (QS. Hud : 50)
Inilah yang diserukan oleh Nuh, Hud, Salih, Syu’aib, Ibrahim, Musa, Isa, Muhammad, dan seluruh rasul ‘alaihimus salam. (lihat Al-Irsyad ila Shahih Al-I’tiqad, hal. 19)
Kebahagiaan di dunia sangat tergantung dengan ilmu tentang akidah. Kebutuhan hamba kepadanya di atas seluruh kebutuhan. Keterdesakan dirinya terhadapnya di atas semua perkara mendesak. Maka, tidak ada kenyamanan ketenangan dan kebahagiaan, kecuali dengan hamba itu mengenal Rabbnya dalam hal uluhiyah, rububiyah, dan sifat-sifat-Nya. Sebagaimana seorang manusia membutuhkan makanan dan minuman, maka dia pun membutuhkan ilmu akidah ini. Bahkan, kebutuhan dirinya untuk mengenal Rabbnya jauh lebih besar. (Lihat Ithaf Dzawil ‘Uqul Rasyidah, hal. 7)
Hal ini menunjukkan kepada kita betapa pentingnya seorang muslim mengenal akidah Islam dari sumber-sumbernya, yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan mengikuti pemahaman Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya. Inilah pondasi kehidupan dan asas kebahagiaan hamba.
Faedah 16. Mengenal dasar Islam
Apa yang dimaksud tauhid?
Jawab: Tauhid adalah mengesakan Allah dalam hal-hal yang menjadi kekhususan-kekhususan-Nya.
Apa yang dimaksud kekhususan-kekhususan Allah itu?
Jawab: Kekhususan Allah bisa dibagi menjadi tiga bagian pokok; yaitu rububiyah, uluhiyah, dan asma’ wa shifat.
Apa yang dimaksud rububiyah?
Jawab: Rububiyah adalah hal-hal yang berkaitan dengan penciptaan, pengaturan, dan penguasaan alam semesta. Allah adalah Rabbul ‘alamin, artinya pencipta, pengatur, dan penguasa alam semesta.
Apa yang dimaksud uluhiyah?
Jawab: Uluhiyah adalah hal-hal yang berkaitan dengan sifat ketuhanan atau peribadatan. Allah adalah iIlahin nas, artinya tuhan/sesembahan manusia. Oleh sebab itu, ibadah hanya boleh ditujukan kepada-Nya semata.
Apa yang dimaksud asma’ wa shifat?
Jawab: Asma’ wa shifat artinya nama-nama dan sifat-sifat Allah. Allah memiliki nama-nama yang Mahaindah dan sifat-sifat yang Mahamulia. Nama-nama Allah itu biasa dikenal dengan istilah asma’ul husna.
Jadi, tauhid ada tiga macam?
Jawab: Benar, tauhid terbagi tiga;l: tauhid rububiyah, tauhid uluhiyah, dan tauhid asma’ wa shifat. Di antara ketiga hal itu yang paling utama adalah tauhid uluhiyah.
Mengapa tauhid uluhiyah yang paling utama?
Jawab: Karena tauhid uluhiyah inilah yang terkandung dalam kalimat laa ilaha illallah. Tauhid uluhiyah ini pula yang menjadi tujuan diciptakannya jin dan manusia. Tauhid uluhiyah pula yang menjadi misi utama dakwah para rasul dan muatan pokok kitab-kitab suci.
Bagaimana dengan tauhid rububiyah?
Jawab: Tauhid rububiyah adalah suatu perkara yang secara fitrah telah diakui oleh manusia dan dibenarkan oleh akal sehat mereka. Oleh sebab itu, hampir tidak didapati seorang pun manusia yang mengingkari tauhid ini, kecuali karena sombong. Selain itu, tauhid rububiyah belum bisa memasukkan manusia ke dalam Islam.
Apakah tauhid uluhiyah ditentang oleh manusia?
Jawab: Secara fitrah, sesungguhnya akal sehat dan nurani manusia menuntut untuk menghamba kepada Allah saja. Akan tetapi, setan menjerumuskan mereka ke dalam berbagai penyimpangan, dan yang terbesar adalah kesyirikan kepada Allah.
Oleh sebab itu, para rasul mendapatkan penentangan dari kaumnya. Karena para rasul itu mengajak mereka kepada tauhid uluhiyah. Allah Ta’ala berfirman,
وَلَقَدۡ بَعَثۡنَا فِی كُلِّ أُمَّةࣲ رَّسُولًا أَنِ ٱعۡبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَٱجۡتَنِبُوا۟ ٱلطَّـٰغُوتَۖ
“Sungguh Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul yang mengajak, ‘Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut.’” (QS. An-Nahl: 36)
Apa yang dimaksud dengan thaghut?
Jawab: Thaghut, sebagaimana dijelaskan oleh Imam Malik rahimahullah, adalah segala sesembahan selain Allah. Di antara bentuk sesembahan itu (sebagaimana dikatakan oleh ‘Umar radhiyallahu’anhu) adalah setan. Jabir bin Abdillah radhiyallahu ’anhu juga menjelaskan bahwa salah satu bentuk thaghut adalah dukun-dukun.
Mengapa manusia tidak boleh berbuat syirik?
Jawab: Syirik adalah dosa besar yang paling besar. Syirik menyebabkan pelakunya (bila meninggal dan tidak bertobat) kekal di dalam neraka. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّهُۥ مَن یُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ فَقَدۡ حَرَّمَ ٱللَّهُ عَلَیۡهِ ٱلۡجَنَّةَ وَمَأۡوَىٰهُ ٱلنَّارُۖ
“Sesungguhnya barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh Allah haramkan atasnya surga dan tempat tinggalnya adalah neraka.” (QS. Al-Ma’idah: 72)
Apa pengertian syirik?
Jawab: Syirik adalah mempersekutukan selain Allah dengan Allah dalam hal-hal yang menjadi kekhususan-Nya. Misalnya syirik dalam hal ibadah, yaitu dengan menyembelih untuk dipersembahkan kepada selain Allah; jin dan lain sebagainya. Allah Ta’ala berfirman,
وَٱعۡبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَلَا تُشۡرِكُوا۟ بِهِۦ شَیۡـࣰٔاۖ
“Sembahlah Allah dan janganlah kalian mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.” (QS. An-Nisa’: 36)
Apa yang dimaksud dengan ibadah?
Jawab: Ibadah adalah perendahan diri dan ketundukan kepada Allah dengan dilandasi kecintaan dan pengagungan kepada-Nya. Ibadah meliputi segala sesuatu yang dicintai dan diridai Allah, berupa ucapan maupun perbuatan, yang tampak maupun yang tersembunyi. Ibadah harus dimurnikan untuk Allah.
Apa syarat diterimanya ibadah?
Jawab: Ibadah akan diterima di sisi Allah, apabila dilandasi dengan keimanan, keikhlasan, dan sesuai dengan tuntunan. Selain itu, ibadah itu juga tidak terbatalkan oleh adanya pembatal pahala atau penghapus amalan.
Mengapa ibadah harus ikhlas?
Jawab: Allah Ta’ala berfirman,
وَمَاۤ أُمِرُوۤا۟ إِلَّا لِیَعۡبُدُوا۟ ٱللَّهَ مُخۡلِصِینَ لَهُ ٱلدِّینَ حُنَفَاۤءَ
“Tidaklah mereka diperintahkan, melainkan supaya beribadah kepada Allah dengan ikhlas memurnikan agama (amal) untuk-Nya…” (QS. Al-Bayyinah: 5)
Ibadah yang tidak ikhlas akan sia-sia.
Allah Ta’ala berfirman,
وَقَدِمۡنَاۤ إِلَىٰ مَا عَمِلُوا۟ مِنۡ عَمَلࣲ فَجَعَلۡنَـٰهُ هَبَاۤءࣰ مَّنثُورًا
“Dan kami hadapkan segala apa yang mereka amalkan kemudian Kami jadikan ia bagaikan debu yang beterbangan.” (QS. Al-Furqan: 23)
Mengapa ibadah harus sesuai tuntunan?
Jawab: Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَن عَمِلَ عملًا ليس عليه أمرُنا فهو رَدٌّ
“Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami, maka ia pasti tertolak.” (HR. Muslim). Amalan yang tidak sesuai tuntunan tertolak.
Apa yang dimaksud dengan iman?
Jawab: Iman adalah pembenaran di dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan anggota badan. Iman bisa bertambah dengan ketaatan dan bisa berkurang/cacat karena kemaksiatan. Iman inilah yang menjadi syarat untuk bisa masuk surga.
***
Penulis: Ari Wahyudi, S.Si.
Sumber: https://muslim.or.id/91663-untaian-23-faedah-seputar-tauhid-dan-akidah-bag-6.html
Copyright © 2024 muslim.or.id