Warga Gaza menyambut Ramadhan di tengah ujian kelaparan, mereka berbuka tanpa makanan. Di tengah ujian berat, foto-foto yang beredar menunjukkan mereka masih bisa tersenyum
SEBAGAIMANA kita umat Islam di seluruh dunia, warga Gaza Palestina juga menyambut bergembira datangnya bulan Ramadhan.
Hanya, saja, kondisi mereka menyambutnya jauh berbeda dangan kita. Di antara puing-puing, di bawah reruntuhan, dan di tengah momok kelaparan, masyarakat Jalur Gaza yang terkepung menyambut bulan suci Ramadhan.
Di bawah pemboman dan tembakan artileri, mereka menata perabotan sederhana mereka menunggu suara adzan. Anak-anak berkumpul di sekitar piring sederhana berisi makanan yang dengan susah payah mereka kais-kais dari bantuan kemanusiaan.
Sudah lebih dari lima bulan lamanya, daging dan ayam menghilang dari sarapan pagi mereka yang saat ini terkepung, sebagian makan makanan kaleng karena tingginya harga dan kelangkaan persediaan makanan.
Sementara yang lain hanya makan saus tomat tanpa roti. Dan sebagaian lain mengelola rumput untuk kebutuhan puasa.
Kondisi Gaza yang semakin memprihatinkan akibat boikot akses bantuan kemanusian yang dilakukan penjajah ‘Israel’ bahkan memaksa para pengungsi mencari bahan pangan pengganti demi bisa bertahan hidup.
Adalah Marwan al-Awadeya dan keluarganya asal Gaza Utara yang terpaksa memakan kaktus jenis pir berduri untuk mengusir rasa lapar, di tengah ancaman krisis pangan.
Tanaman yang tumbuh subur di wilayah Mediterania ini biasa dikonsumsi oleh hewan – hewan liar, namun demi bisa bertahan hidup selama invasi Marwan dan keluarganya harus memakan Kaktus mentah.
Tak hanya batang kaktus saja yang dikonsumsi, Marwan dan beberapa warga lainnya juga turut menghaluskan bagian daun kaktus yang berduri, dan rumput, agar bisa di konsumsi anak dan sanak keluarganya.
Saat ini Ramadhan ke-4, tapi tanda-tanda gencancatan senjata belum juga nampak. Penjajah bahkan tak peduli, menembak membabi-buta, menyasar warga sipil yang sedang menunggu bantuan.
Yang menarik, di tengah ujian berat ini, foto-foto yang beredar di media sosial, warga Gaza tetap menyambut bulan Ramadhan dengan senyuman dan cara seadanya.
Sejak pecahnya perang di daerah pantai, yang dihuni oleh lebih dari 2,4 juta warga Palestina, penjajah ‘Israel’ telah memberlakukan pengepungan yang menyesakkan, mencegah masuknya ribuan truk bantuan yang terkumpul di perbatasan dengan Mesir, sebelum mengizinkan masuknya beberapa orang dari mereka dalam jumlah yang sangat langka sehingga tidak memuaskan rasa lapar ratusan ribu warga.
Truk bantuan UNRWA juga menjadi sasaran lebih dari satu kali, sehingga mendorong UNRWA berhenti membawa bantuan, terutama ke arah utara, sekitar sebulan yang lalu. Sementara PBB memastikan seperempat penduduk Gaza selangkah lagi menuju kelaparan.*