Menanti Pembeli Sambil Baca Alquran di Bulan Ramadhan

Selama bulan Ramadan, kawasan Jatinegara, Jakarta Timur terbilang ramai pedagang kaki lima. Sepanjang jalan dari Pasar Mester hingga Stasiun Jatinegara, pedagang kaki lima berjejeran dengan kios atau ruko.

Pengunjung bisa menemukan aneka barang di sini. Sebut saja di Jalan Matraman Raya, tepatnya di seberang Polres Jakarta Timur, para penjual menjajakan aneka barang. Ada yang menjual ponsel bekas, helm, perabotan dapur dan hewan peliharaan.

Kemudian terdapat pula Pasar Burung menuju ke arah Stasiun Jatinegara. Sepanjang jalan itu juga berjejer para pedagang batu akik, penjual buku dan kitab suci juga penjual baju baru atau bekas. Di selasar ruko juga bisa ditemui penyedia jasa urut, gambar tato juga servis jam.

Seperti hari lain, di bulan Ramadan mereka memilih untuk tetap berdagang. Menahan lapar dan dahaga bukan menjadi alasan untuk tidak bersemangat meladeni para pengunjung yang mampir.

Sambil mengisi waktu senggang, beberapa diantaranya ada yang terlihat sibuk merapikan barang dagangannya. Ada pula yang memainkan ponselnya sembari bercanda dengan pedagang lainnya.

“Ya ini cuma ngobrol-ngobrol aja. Sembari nunggu ada yang beli,” ujar Junaidi yang menjual kacamata, Senin (6/6/2016).

Menurut Junaidi, tidak ada perbedaan yang signifikan di bulan Ramadan dan biasanya. Ada saja yang mampir secara silih berganti, baik sekadar melihat-lihat saja maupun membeli dagangannya.

“Kalau bulan puasa, yang beli juga enggak jauh beda dengan hari biasa. Kecuali saya dagang makanan, jumlah yang beli di siang atau sore pasti beda,” tuturnya.

Tak jauh dari Junaidi berdagang, ada Sulistiyo yang menawarkan jasa duplikat kunci. Khusus di bulan Ramadan, Sulistyo tidak hanya duduk diam saat menanti datangnya pembeli.

Dia memilih untuk mengisi waktunya dengan membaca Alquran. Sulistyo memiliki target bisa khatam baca Alquran selama satu bulan ini.

“Setiap tahun, saya usahain khatam Alquran di bulan puasa. Sehingga bulan puasa jadi tambah semangat untuk bekerja. Buka usaha kalau tidak ditambah dengan doa ya, kurang,” ujar Sulistiyo.

Baginya, hal itu lebih manfaat dibanding mengobrol yang tidak benar. Dengan membaca Alquran selama bulan puasa, Sulistyo merasa menadapat nilai tambah.

Sulistiyo sudah buka usaha di Jatinegara sejak tahun 1984. Da juga sempat membuka usaha duplikat kunci di Pasar Senen, Jakarta Pusat selama 5 tahun.
(aws/aws)

 

 

sumber:Detik.com