TERKADANG sifat pamer, sombong adalah sesuatu yang kita harapkan agar kita dihargai atau terangkat martabat kita, padahal semua itu telah melampaui batas, dan menjadikan amalan kita lebur.
Nasihat dan perkataan Imam Ibnu Qoyyim al-Jauziyah rahimahullah:
“Jika Allah mudahkan bagimu mengerjakan salat malam, maka janganlah memandang rendah orang-orang yang tidur.”
“Jika Allah mudahkan bagimu melaksanakan puasa, maka janganlah memandang orang-orang yang tidak bepuasa dengan tatapan menghinakan.”
“Jika Allah memudahkan bagimu pintu untuk berjihad, maka janganlah memandang orang-orang yang tidak berjihad dengan pandangan meremehkan.”
“Jika Allah mudahkan pintu rezeki bagimu, maka janganlah memandang orang-orang yang berutang dan kurang rezekinya dengan pandangan yang mengejek dan mencela. Karena itu adalah titipan Allah yang kelak akan dipertanggungjawabkan.”
“Jika Allah mudahkan pemahaman agama bagimu, janganlah meremehkan orang lain yang belum paham agama dengan pandangan hina.”
“Jika Allah mudahkan ilmu bagimu, janganlah sombong dan bangga diri karenanya. Sebab Allah lah yang memberimu pemahaman itu.”
“Dan boleh jadi orang yang tidak mengerjakan qiyamul lail, puasa (sunah), tidak berjihad, dan semisalnya lebih dekat kepada Allah darimu.”
“Sungguh engkau terlelap tidur semalaman dan pagi harinya menyesal… lebih baik bagimu daripada qiyamul lail semalaman namun pagi harinya engkau “merasa” takjub dan bangga dengan amalmu. Sebab tidak layak orang merasa bangga dengan amalnya, karena sesungguhnya ia tidak tahu amal yang mana yang Allah akan terima.”
Semoga hati ini terhindar dari ujub. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamiin. []
– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2314111/hati-hati-ketika-ujub-menyelimuti-hati#sthash.8yzm1XL4.dpuf