SUDAH lama kaum muslimin terluka dengan ulah sebagian mereka. Tragedi berdarah di Ambon, di Poso, gugurnya banyak imam masjid di Papua, pelarangan masjid di Kupang, kemana suara media. Memang benar, bukan sikap yang bijak ketika kita menyalahkan agama disebabkan kriminal penganutnya.
Namun seharusnya mereka juga tutup mulut dan tidak menuding dan menyalahkan islam ketika ada tindakan kriminal yang dilakukan sebagian penganutnya. Tapi sekali lagi, mereka tidak pernah konsisten dengan ini. Hingga ada anggota MPR RI asal bali ber-KTP hindu yang melemparkan kalimat sampah, bahwa umat islam menyebarkan virus HIV/AIDS di bali melalui pelacur. Maha Suci Allah dari tuduhannnya.
Seharusnya mereka berterima kasih kepada umat islam. Masyarakat yang sangat menghargai toleransi dan kerukunan. Di saat masyarakat Bali sedang gencar memerangi simbol-simbol islam di pulau mereka, apakah anda menjumpai kaum muslimin di Tanah Jawa yang menintimidasi kegiatan orang Hindu?
Di Jogja, umat hindu hanya segelintir bagian penduduknya. Di kota ini, orang Hindu masih sempat memasang sesajian di bawah jembatan layang janti dengan sangat leluasa, dan tidak ada satupun umat islam yang mengusiknya.
Memahami kenyataan di atas, saatnya umat islam berbenah. Memperbaiki kondisi mereka, agar tidak menjadi bulan-bulanan penganut lain agama. Allah menjanjikan, orang yang berusaha menolong agama Allah, maka mereka akan ditolong oleh Allah dari kejahatan orang lain,
“Wahai orang yang beriman, jika kalian menolong agama Allah, maka Allah akan menolong kalian dan mengokohkan langkah kalian.” (QS. Muhammad: 7).
Yang dimaksud menolong agama Allah adalah dengan mempelajari sesuai sumbernya (alquran, Sunah, dan ijma umat), mengamalkannya, dan mendakwahkannya kepada orang lain. Allah juga menjanjikan, orang yang berusaha mengikuti ajaran syariat, akan dilindungi dari kejahatan dan tipu daya orang kafir. Allah berfirman,
“Jika mereka bersabar dan bertakwa kepada Allah, tipu daya mereka (orang kafir) sama sekali tidak akan membahayakan kalian.” (QS. Ali Imran: 120)
Jangan terlalu bangga dengan sebutan mayoritas. Karena jumlah yang banyak tidak ada artinya ketika mereka menumpuk dosa. Allah berfirman, “(ingatlah) pada peristiwa perang Hunain, ketika kalian merasa bangga dengan jumlah kalian yang banyak dan itu sama sekali tidak bermanfaat bagi kalian.” (QS. at-Taubah: 25).
Hanya karena dosa ujub, merasa bangga dengan jumlah yang banyak, Allah timpakan kekalahan kepada para sahabat ketika perang Hunain. Berusahalah menghindari segala bentuk kezaliman, baik kezaliman kepada makhluk terlebih kezaliman terhadap Sang Pencipta. Karena Allah akan membalas kezaliman, dengan Allah tunjuk pemimpin zalim yang tidak peduli dengan keadaan umat islam. Allah berfirman,
“Demikianlah kami angkat sebagian orang zalim untuk menjadi pemimpin bagi orang zalim yang lain, disebabkan maksiat yang mereka kerjakan.” (QS. al-Anam: 129).
Kezaliman kepada Allah mencakup segala bentuk maksiat, terutama syirik dan bidah. Allahu alam. [Ustadz Ammi Nur Baits]
– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2327522/umat-non-muslim-perlu-berterima-kasih-pada-islam#sthash.KiBFlz8e.dpuf