Menurut catatan kuno Cina, muslim pertama asal Cina mengunjungi Makkah dan Madinah sekitar tahun 1360-1424 Masehi. Kala itu mereka pergi ke Makkah dari Cina menggunakan jalur laut.
Haji Mahmud Shams (Jing He) yang hidup tahun 1317-1433 pergi ke Makkah atas perintah Kaisar Ming dan Qing yang memerintah Cina sejak 1360-1424 Masehi.
Haji Shams memimpin angkatan laut untuk mengunjungi negara-negara yang berbatasan dengan Samudra Atlantik dan India. Tujuannya untuk meningkatkan hubungan Cina dengan dunia luar. Terutama dalam dunia perdagangan.
Ekspedisi yang dipimpin Haji Shams berlangsung selama 28 tahun. Setelah pelayarannya melalui perjalanan panjang, Haji Shams sampai ke pelabuhan Jeddah. Kemudian dia pergi ke Makkah untuk meminum air Zamzam.
Selanjutnya, dia dan rombongannya pergi ke Madinah untuk mengunjungi makam Nabi Muhammad SAW. Sejarah perjalanan Haji Shams tercatat oleh Sejarawan Cina dan Peneliti hubungan Cina-Arab, Song Sean yang lahir pada 1946.
Mengenai hubungan Arab dan Cina, menurut Sean, Islam mencapai daratan Cina sejak 618-907 Masehi. Buku-buku sejarah Cina pun mencatat, ada sebanyak 37 utusan yang dikirim Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik.
Utusan tersebut mengunjungi Kota Chang’an pada 716 Masehi. Kemudian, utusan Khalifah Abbasiyah Harun Al Rasyid juga bertemu Kaisar Tang Jin Yuan pada 786 AD dan 809 AD.
Selain itu, bahasa Arab juga pernah digunakan sebagai bahasa Internasional dalam dunia perdagangan. Sebagi contohnya, wilayah Xinjiang di Cina menggunakan huruf Arab dan simbol Cina untuk koin perak pada awal abad ke-20.
Catatan-catatan kuno juga banyak menceritakan mengenai pertukaran budaya antara Arab dan Cina pada awal abad ke-7 sampai awal abad ke-19. Arab juga cukup berperan dalam mempengaruhi Cina di bidang kedokteran dan seni. Dilansir dari Arabnews, Kamis (6/10).
sumber: Republika Online