Orang yang berdoa artinya mengimani Allah Yang Maha perkasa atas segala sesuatu.
Doa sejatinya kekuatan bagi seorang Muslim dalam setiap menghadapi persoalan hidup. Dengan berdoa, seseorang mengakui kelemahan dan ketidak berdayaan diri tanpa pertolongan Allah.
Seorang hamba yang mau berdoa, juga menandakan keimanan hamba tersebut. Sebab, orang yang berdoa artinya mengimani Allah Yang Maha perkasa atas segala sesuatu. Ustaz Oemar Mita pun menganggap doa bukanlah perkara yang dapat dianggap biasa.
“Doa itu menegaskan kita telah beriman kepada Allah Yang Mahaperkasa. Pasti orang yang telah beriman, dia akan berdoa pada Allah,” kata Ustaz Oemar dalam kajian bersama Ustaz Bobby Herwibowo dan KH Abdullah Gymnastiar yang diselenggarakan Wakaf Adventure, beberapa hari lalu. Orang yang tidak berdoa menandakan tipisnya keimanan dan ketakwaannya.
Menurut dia, orang tidak mau berdoa ke pa da Allah dapat menjadi tanda ke ang kuh an dan kesombongan dirinya. Ustaz Oemar menjelaskan, orang yang tidak pernah ber doa akan mendapatkan murka Allah SWT. Menurut dia, orang tersebut tengah mengabaikan atau melupakan Allah sebagai Dzat Yang Mahakuasa untuk mengabulkan segala sesuatu. Ustaz Oemar Mita pun me nga takan, Rasulullah setiap harinya mem perbaharui berdoa kepada Allah.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, doa se ka ligus menjadi pembeda antara Khalik dan makhluk. Menurut Ustaz Oemar, hanya Kha lik yang tidak mempunyai limit atau batasan ketika hamba-Nya meminta pertolongan atas segara urusan dan masalahnya. Allah bahkan makin menyayangi orangorang yang banyak berdoa kepada-Nya.
Sementara makhluk memiliki batasan untuk mengabulkan atau memenuhi ketika dimintai pertolongan oleh sesama makhluk. Ustaz Oemar Mita juga mengajak dalam kondisi saat ini umat Islam untuk banyak memanjatkan doa kepada Allah. “Doa mengubah yang tidak mungkin menjadi mungkin, yang mustahil menjadi mustajab, kekuatan doa menjangkau yang tidak bisa dijangkau fisik manusia,” kata dia.
Dalam berdoa, seseorang pun harus bersungguh-sungguh melakukannya. Ustaz Bobby Herwibowo mengatakan, dalam ber doa hendaknya mengangkat telapak tangan hingga melebihi bahu. Ini sebagaimana dicontohkan Rasulullah. Ustaz Bobby me ng ungkapkan, agar doa lekas terkabul, akan lebih baik dibarengi dengan bersedekah. Sebab, dengan begitu Allah akan menolong segala urusan kita. “Agar urusan dimu ahkan genapi dengan membantu sesama,” kata ustaz Bobby yang juga pimpinan Yayasan Askar Kauny.
Lebih dari itu, Ustaz Bobby menjelaskan ada tiga cara yang dapat dilakukan seorang hamba agar doanya dikabulkan. Hamba itu harus menyedikitkan waktu tidur saat malam untuk diisi dengan Qiyamul lail. Selain itu, berdoa dengan penuh rasa cemas dan berharap penuh kepada Allah serta iringi doa dengan bersedekah.
KH Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym menjelaskan, dalam konsep tolong-me no long sejatinya orang yang memberikan pertolongan atau penolong lebih beruntung. Sebab, penolong hakikatnya tengah dibe rikan kepercayaan oleh Allah. Ia men con tohkan, seorang hamba yang menolong anak-anak yatim sejatinya orang tersebut sangat beruntung karena dipercaya Allah menyalurkan rezeki bagi anak yatim. Aa Gym juga mengingatkan agar menjauhi ujub dalam beramal karema hal itu akan me rusak segala amal.
“Rezekinya dari Allah, bertemu sama orang yang susah takdirnya Allah, kita punya keinginan bersedekah taufiknya juga dari Allah, jadi betul-betul kita berusaha beramal, tapi ketika sudah jadi amal jangan sampai merasa amal itu amal kita, sudah lupakan saja,” kata Aa Gym.
Aa Gym melanjutkan, syarat amal diterima pertama adalah meluruskan niat se mata-mata karena Allah. Amal yang diker jakan pun harus sesuai dengan tuntutan Rasulullah. Karena itu, kata dia, sebelum ber amal seseorang harus terlebih dahulu memastikan niatnya. Ketika amal itu dila kukan, yang harus dilakukan adalah mem perluas harapan kepada Allah agar amal itu dapat diterima. Namun, Aa Gym juga meng ingatkan agar mewaspadai pujian orang terhadap amal yang dilakukan. Sebab, menurut dia, dalam beramal seseorang harus berimbang antara raja’ atau berharap pada Allah dan perasaan khauf atau takut amal menjadi rusak.
“Maka, sebetulnya yang beramal ini sepenuhnya karunia Allah. Maka, hilanglah diri kita, tidak usah diingat-ingat, disebutsebut,” kata dia.