Kalau kita merenungkan tentang hidayah Allah, kadang kita mendapatkan sesuatu yang unik dan ajaib. Seorang rasul Ulul Azhmi seperti Nabi Nuh, tapi anak beliau kufur kepada Allah. Di sisi lain, seorang pembantai jutaan kaum muslimin seperti Hulagu Khan, memiliki anak yang seorang mujahid yang berperang di jalan Allah. Padahal kita tahu siapa Hulagu Khan. Melalui dia runtuhlah kerajaan besar Islam yang telah berusia ratusan tahun, kerajaan yang melahirkan peradaban besar untuk dunia, yakni Daulah Abbasiyah.
Benarlah apa yang Allah firmankan:
قُلْ مَن يَرْزُقُكُم مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَمَّن يَمْلِكُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَمَن يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَن يُدَبِّرُ الْأَمْرَ ۚ فَسَيَقُولُونَ اللَّهُ ۚ فَقُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ
“Katakanlah: “Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?” Maka mereka akan menjawab: “Allah”. Maka katakanlah “Mangapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?” [Quran Yunus: 31].
Ketika menafsirkan firman Allah “ siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati”, Imam al-Qurthubi mengatakan,
ومن يخرج الحي من الميت أي النبات من الأرض ، والإنسان من النطفة ، والسنبلة من الحبة ، والطير من البيضة ، والمؤمن من الكافر .
“Siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati, maksudnya adalah mengelurkan tumbuhan dari bumi. Manusia dari nutfah. Ranting-ranting dari biji. Burung dari telur. Dan seorang mukmin dari kekafiran.” (Tafsir al-Qurthubi).
Allah mampu melakukan sesuatu yang dianggap oleh manusia mustahil. Ahmad Tagudar terlahir dari seorang pembantai kaum muslimin. Ia tumbuh besar di lingkungan masyarakat Mongol yang berpaham Samanisme. Ajaran Islam bukan hanya asing, bahkan kata Islam sendiri mungkin kosa kata yang baru ia kenal. Kekufuran mengepung masa mudanya. Tapi siapakah yang bisa mengeluarkan yang mati dari yang hidup? Hati yang mati karena kekufuran menuju hati yang hidup dengan keimanan? Dialah Allah Ta’ala yang kuasa melakukan hal itu.
Sultan Ahmad Tagudar bin Hulagu Khan adalah Raja ke-3 dari Kerajaan Mongol Ilkhan (Ilkhanate Dynasty). Dan raja Mongol pertama yang berjuang untuk Islam.
Selang 18 tahun setelah Hulagu Khan wafat, anaknya yang bernama Ahmad Tagudar memeluk Islam. Hulagu wafat pada tahun 663 H atau 1275 M, Dalam usia 46 atau 48 tahun. Ia wafat meninggalkan wilayah kekuasaan yang meliputi wilayah Iran, Irak, sebagian Turki, dan Syam.
Anaknya Tagudar memeluk Islam setelah menduduki tahta tertinggi kerajaan. Tepatnya pata tanggal 26 Muharam 681 H bertepatan dengan 6 Mei 1282 M. Ia menggantikan saudaranya, Abaqa Khan, yang merupakan suksesor sang ayah.
Tagudar adalah anak ke-7 dari Hulagu. Saat ayahnya melakukan ekspansi ke Iran, Irak, dan Syam, Tagudar sedang berada di Cina. Ia datang ke Iran di masa pemerintahan saudaranya, Abaqa, untuk membantunya mengurusi negara.
Tagudar tidak mengumumkan keislamannya hingga ia menguasai tahta raja. Barulah disematkan nama Ahmad pada namanya, Ahamd Tagudar. Ialah orang Ilkhan pertama yang memeluk Islam. Melalui perantara dirinya, banyak orang Mongol pun memeluk Islam. Dan mereka bersungguh-sungguh dalam menganut Islam.
Keislaman Tagudar tentu berdampak positif bagi negara-negara tentangganya. Dinasti Ilkhan yang sebelumnya berkonfrontasi dengan kerajaan-kerajaan Islam, kini menjadi sekutu kaum muslimin. Ia mengubah kebijakan konfrontatif terhadap Islam menjadi rekonsiliasi (pemulihan hubungan). Langkah awal yang ia lakukan adalah mengutus dutanya menemui Sultan Kerjaan Mamluk, Manshur Qalawun, di Mesir. Peristiwa ini terjadi pada Jumaril Akhir 681 H atau September 1282 M.
Utusan Dinasti Ilkhan ini membawa kabar gembira kepada Sultan Qalawun dengan keislaman Tagudar. Raja Ilkhan baru itu sangat berkeinginan mengenalkan syariat Islam di tengah masyarakat Mongol. Cita-citanya adalah menjadikan masyarakat Mongol sebagai masyarakat Madani. Jalan menuju cita-cita itu ia wujudkan dengan banyak membangun masjid dan madrasah. Memberikan fasilitas mudah untuk berhaji. Tentu kabar dari surat ini menciptakan iklim dan hubungan yang sejuk antara kerajaan bertetangga itu.
Pada bulan Ramadhan 681 H atau Desember 1282 M, Sultan Qalawun membalas surat Tagudar. Ia memberi ucapan selamat atas keislamannya. Memuji kesungguhan dan usahanya untuk menerapkan syariat. Sekaligus dalam kesempatan itu, Sultan Qalawun mengajak Sultan Tagudar bersedia beraliansi dengan Mamluk, berjihad menghadapi Pasukan Salib.
Raja-raja Mongol (Raja Chagtai, Golden Horde, dan Khan Agung) lain mendengar perubahan yang terjadi di Ilkhan. Tentu kebijakanTagudar tidak mereka sambut baik. Mereka melaporkannya kepada Khan Agung (penguasa tertinggi dinasti-dinasti Mongol) yaitu Kubilai Khan. Mereka menganggap surat-menyurat Tagudar dengan Sultan Mamluk sudah keluar dari kebijakan dewan kerajaan Mongol. Dan tindakan itu dipandang bertolak belakang dengan kebijakan dinasti-dinasti Mongol lain terhadap wilayah Syam dan Mesir. Khususnya terahdap Daulah Mamluk.
Dinasti-dinasti Mongol pun bersatu menghadapi Tagudar. Pasukan Mongol itu dipimpin oleh keponakannya, Urghun bin Abaqa Khan. Urghun menyiapkan kamp pasukannya di Khurasan. Dan disokong oleh Khan Agung Kubilai Khan. Bergeraklah pasukan Urghun untuk memerangi pamannya pada 3 Safar 683 H atau 21 April 1284 M. Pendek cerita, Tagudar berhasil mengalahkan sekutu pasukan Urghun dengan keluarga Mongol lainnya.
Kemenangan Tagudar tentu tidak diharapkan oleh kerajaan-kerajaan Mongol lainnya. Mereka bersatu untuk melengserkan Tagudar dari pucuk kekuasaan Dinasti Ilkhan dan membebaskan Urghun dari tawanan. Saudara Tagudar, Hulagu bin Hulagu, mengumumkan pemisahan diri wilayah Iran atas kekuasaan Tagudar. Dengan itu, Urghun pun berhasil dibebaskan. Pangeran-pangeran yang loyalis Tagudar pun banyak dibunuh. Sebagian lagi lari dari Khurasan menuju Azerbaijan. Mereka berharap bisa bersatu membentuk pasukan untuk kembali menuntut balas atas pengkhianatan Hulagu.
Keluarga kerajaan Mongol sepakat mengganti Hulagu dengan Urghun menjadi penguasa wilayah Iran. Urghun pun segera menyiapkan kembali pasukannya untuk menghadapi sang paman. Sebelum tiba di Azerbaijan, sejumlah loyalis Tagudar dan Tagudar sendiri datang menyerahkan diri pada Urghun. Mereka ingin berdamai. Karena melihat besarnya kekuatan Urghun yang berdampak besar kepada rakyat Ilkhan. Tapi ternyata, beda Tagudar beda pula Urghun. Kalau Tagudar tidak mengeksekusi Urghun saat ia kalah kemarin. Urghun tidak puas hanya dengan lengsernya sang paman dari puncak kekuasaan Ilkhan, ia pun mengeksekusi sang paman dan para loyalisnya. Peristiwa tersebut terjadi pada 26 Jumadil Ula 683 H bertepatan dengan 10 Agustus 1284 M.
Sejarah tetap mencatat bahwa Tagudar adalah seorang yang berjasa. Ia seorang Mongol Ilkhan pertama yang mengorbankan hidupnya untuk memperjuangkan Islam.
Sumber:
– https://lite.islamstory.com/السلطان-أحمد-تكودار-بن-هولاكو-خان/
Oleh Nurfitri Hadi (@nfhadi07)
Artikel www.KisahMuslim.com
Read more http://kisahmuslim.com/6029-ahmad-tagudar-raja-mongol-pertama-yang-memeluk-islam.html