ALHAMDULILLAH. Segala puji hanya milik Allah Swt. Semoga Allah Yang Maha Mengetahui segala isi hati, menggolongkan kita sebagai ahli syukur. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda nabi Muhammad Saw.
Allah Swt berfirman, “Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, yang Maha Suci, yang Maha Sejahtera, yang Mengaruniakan Keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha Perkasa, yang Maha Kuasa, yang memiliki segala Keagungan, Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (QS. Al Hasyr [59] : 23)
Salah satu asma Allah adalah “Al Mutakabbir”, Allah Yang Maha Memiliki Kebesaran. Nama ini di dalam Al Quran disebutkan hanya satu kali. Akar kata dari nama ini bisa diartikan “angkuh” , “keengganan” atau “ketidaktundukan”. Hanya Allah Swt yang berhak sombong, karena Allah Yang Maha Memiliki Segala Keagungan.Segala sesuatu ada dalam kekuasaan-Nya.
Maka dari itu, makhluk yang paling hina adalah makhluk yang sombong, sudah tidak berdaya, lemah, tidak punya apa-apa, tapi dia sombong. Penyakit yang membuat syaitan membangkang kepada perintah Allah adalah penyakit sombong, sehingga Allah mengutuknya untuk selama-lamanya. Naudzubillaahi mindzalik!
Dalam hadits qudsi Allah Swt berfirman, “Sombong itu adalah selendang-Ku dan kebesaran itu adalah pakaian-Ku, maka barangsiapa mencabut salah satunya dari-Ku, Aku akan melemparkan orang itu ke neraka”. (HR. Ibnu Majah)
Menurut Imam Al Ghazali, Al Mutakabbir adalah memandang yang selain dirinya adalah rendah, lemah, hina, seperti pandangan seorang raja yang sangat besar kekuasaannya kepada hamba sahayanya. Nah, sifat seperti itu tidak mungkin dimiliki oleh selain Allah Swt karena hanya Allah yang berhak menyandang sifat ini. Allah Yang Menciptakan segala makhluk, mengurus seluruhnya, memenuhi segala kebutuhannya, dan seluruh makhluk yang ada di alam semesta ini tunduk dan takluk di hadapan-Nya.
Dengan segala keagungan-Nya, Allah menciptakan kita dan seluruh ala mini. Kemudian, melimpahkan kasih sayang-Nya kepada kita dan seluruh makhluk dengan memenuhi segala kebutuhan kita. Makhluk selalu membutuhkan Allah, sedangkan Allah tidak membutuhkan apapun dari makhluk. Bahkan ibadah yang kita lakukan kepada Allah, kebaikannya adalah untuk kita sendiri. Maasyaa Allah.
Semoga dengan semakin mengenal asma dan sifat Allah, semakin kuat keimanan kita kepada-Nya. Aamiin yaa Robbal aalamiin. [smstauhiid]
Oleh : KH Abdullah Gymnastiar