Al-Qur’an Petunjuk Universal Sepanjang Waktu

DI ANTARA fungsi al-Qur’an adalah sebagai petunjuk (huda), penerang jalan hidup (bayyinat), pembeda antara yang benar dan yang salah (furqan), penyembuh penyakit hati (syifah), nasihat atau petuah (mau’izah), dan sumber informasi (bayan). Sebagai sumber informasi al-Qur’an mengajarkan banyak hal kepada manusia: dari persoalan keyakinan, moral, prinsip-prinsip ibadah dan muamalah, sampai kepada asa-asa ilmu pengetahuan.

Mengenai ilmu pengetahuan, al-Qur’an memberikan wawasan dan motivasi kepada manusia untuk memperhatikan dan meneliti alam sebagai manifestasi kekuasaan Allah. Dari hasil pengkajian dan penelitian fenomena alam kemudian melahirkan ilmu pengetahuan. Berdasarkan pemahaman ini, al-Qur’an berperan sebagai motivator dan inspirator bagi para pembaca, berupa pengkajian dan pengamalannya.

Al-Qur’an menyatukan sikap dan pandangan manusia kepada satu tujuan, yaitu Tauhid. Setiap kali manusia menemukan sesuatu yang baru, dan hasil suatu kajian, ia semakin merasakan kelemahan dan kekurangan di hadapan Sang Pencipta. Dengan demikian semakin memperteguh keyakinannya kepada kekuasaan ilmu Allah.

Dalam kaitan ini, al-Qur’an pada hakikatnya merupakan miniatur dari kemahaluasan ilmu Allah yang tak tertandingi. Maka, ketika manusia mencoba memahami dirinya sendiri, kemudian berpindah kepada pemahaman selain dirinya, termasuk jagat raya, ia benar-benar menyadari keterbatasan kemampuannya. Begitulah perbandingan antara ilmu Allah dan kemampuan manusia untuk memahaminya.

Allah sungguh mengandung ilmu yang sangat luas dan dalam; bagaikan lautan yang menyimpan mutiara yang paling berharga dalam air yang paling dalam.

Al-Qur’an tidak hanya sebagai petunjuk bagi suatu umat tertentu dan untuk periode waktu tertentu, melainkan menjadi petunjuk universal dan sepanjang waktu. Al-Qur’an eksis bagi setiap zaman dan tempat. Petunjuknya sangat luas, seperti luasnya umat manusia dan meliputi segala aspek kehidupannya.

Bukan saja ilmu-ilmu keislaman yang digali secara langsung dari al-Qur’an, seperti ilmu tafsir, fiqih, dan tauhid, akan tetapi al-Qur’an juga merupakan sumber ilmu pengetahuan dan teknologi, karena banyak sekali isyarat-isyarat al-Qur’an yang membicarakan persoalan-persoalan sains dan teknologi dan bidang keilmuan lainnya.

Bercermin pada wahyu pertama sekali yang turun kepada Rasulullah Shalallaahu ‘Alahi Wasallam, Allah mencanangkan dan mendorong manusia agar mencari dan menggali ilmu pengetahuan, yaitu dengan kata-kata “iqra” (QS Al-‘Alaq: 1-5). Dalam ayat-ayat permulaan itu ada kata “qalam” yang berarti pena, yang biasa menjadi lambang ilmu pengetahuan. Dengan demikian muncul berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi melalui semangat dan spirit Al-Qur’an.

Makin banyak digali ayat-ayat al-Qur’an itu, makin banyak pula didapati isyarat tersebut. Hal itu karena al-Qur’an tidak akan habis-habisnya walaupun ditulis dengan tinta lautan yang luas, bahkan ditambah dengan tujuh lautan lagi. (QS.Luqman: 27).

Tuntunan dan anjuran untuk mempelajari al-Qur’an dan menggali kandungannya, serta menyebarkan ajaran-ajarannya dalam praktek kehidupan masyarakat, merupakan tuntutan yang tak akan pernah habisnya. Menghadapi tantangan dunia modern yang bersifat sekuler dan materialistik, umat Islam memperoleh bimbingan dan ajaran al-Qur’an yang mampu memenuhi kekosongan nilai moral manusia dan spiritualitas, di samping membuktikan ajaran-ajaran al-Qur’an yang bersifat rasional dan mendorong umat manusia untuk mewujudkan kemajuan dan kemakmuran serta kesejahteraan.

Terlalu banyak ungkapan al-Qur’an yang secara langsung maupun tersirat menganjurkan pengembangan ilmu pengetahuan, baik ilmu kealaman, sosial dan humaniora. Meski bukan ilmu an-sich sebagai tujuan, tetapi dari semua isyarat tentang ilmu pengetahuan, yang diungkap oleh al-Qur’an yang tidak dikenal pada masa turunnya, seperti dikatakan oleh Dr. Aurice Bucaille dalam bukunya Al-Qur’am, Bible, dan Sans Modern, telah terbukti tak satu pun yang bertentangan dengan ilmu pengetahuan modern.

Adanya isyarat al-Qur’an tentang ilmu pengetahuan dan kebenaran sesuatu dengan ilmu pengetahuan, hanyalah salah satu bukti kemujizatannya. Ajarannya al-Qur’an tentang ilmu pengetahuan tidak hanya sebatas ilmu pengetahuan yang bersifat fisik dan empirik sebagai fenomena, tetapi lebih dari itu, yakni fenomena yang tak terjangkau oleh rasio manusia (QS. 17: 18, 30:7, 69:38-39).

Dalam hal ini, fungsi dan penerapan ilmu pengetahuan juga tidak hanya untuk kepentingan ilmu dan kehidupan manusia semata, tetapi lebih tinggi lagi untuk mengenal tanda-tanda, hakikat wujud dan kebesaran Allah serta mengaitkannya dengan tujuan akhir, yaitu pengabdian kepada-Nya (QS. 2: 164, 5: 20-21, 41 :53).

Nilai-nilai al-Qur’an secara garis besar adalah nilai kebenaran (metafisis dan saintis) dan nilai normal. Kedua nilai al-Qur’an ini akan memandu manusia dalam membina kehidupan dan penghidupannya.*/Sudirman (Dipetik dari buku Aktualisasi Nilai-nilai Qur’an Dalam Sistem Pendidikan Islam, penulis Prof. Dr. H. Said Agil Husin Al Munawar, M.A)

 

sumber: Hidayatullah