Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Anwar Abbas mengatakan, begitu banyak amalan yang dicontohkan Rasulullah dalam mengisi hari-hari di bulan Ramadhan. Amalan yang paling utama adalah menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Sementara amalan-amalan lainnya adalah tadzarus, i’tiqaf, memperbanyak sedekah, memperbanyak berdzikir dan berdoa, mengejar laillatul qadar dan yang paling utama adalah shalat malam yang salah satunya adalah shalat Teraweh.
“Bahkan kalau kita mempunyai uang ya lebih bagus pergi ke Makkah sana. Shalat di depan Ka’bah sana karena shalat di sana kan sama dengan 1000 kali shalat di tempat lain,” kata dia.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnain berpendapat, Rasulullah pada hari-hari terakhir di bulan Ramadhan membiasakan diri beri’tikaf di masjid. Beliau tidak pulang ke rumah selama 10 hari terakhir. Rasul juga meningkatkan Membaca Alquran.
“Biasanya nabi menamatkan tadarus bersama Jibril AS pada malam-malam terakhir ramadhan. Beliau juga memperbanyak dzikir dan doa yang di antara doa yang dianjurkan nabi untuk banyak dibaca pd 10 malam terakhir ramadhan adalah dua, yakni, ‘Allahumma inni as-aluka ridhoka waljannata wa a’dzubika min sakhotika wa annaru’ serta ‘Allahumma innaka ‘afuwun Karim tuhibbu al afwa fa’fu ‘Anna ya Karim,’” kata Tengku.
Lebih jauh Tengku memaparkan, ada beberapa cara yang mesti dijalankan agar semangat ibadah kita tetap terjaga hingga akhir Ramadhan. Cara yang pertama adalah ibadah mesti didasarkan pada Iman sebab jika didasarkan pada nafsu, maka semakin akhir Ramadhan semakin lemah.
“Karen nafsu hancur jika ditempa degan ibadah. Lain halnya jika ibadah didasarkan pada Iman, semakin akhir Ramadhan, Iman akan semakin kokoh dan amal akan semakin banyak. Sebab, iman semakin ditempa degan ibadah maka akan semakin kuat dan kokoh,” tambah dia.