SERINGKALI seorang istri gundah dalam menghadapi sikap suaminya. Salah satunya saat suami hitung-hitungan dalam memberikan nafkahnya kepada anak dan istrinya.
Jika seorang suami baik perangainya terhadap kedua orangtuanya tapi kurang baik terhadap istri dan anaknya, apa yang harus dilakukan oleh seorang istri? Kurang baik dalam arti di sini adalah kikir memberi nafkah.
” Wahai Rasulullah, sesungguhnya Abu Sufya (suamiku) tidak memberikan nafkah yang cukup kepadaku dan kepada anak-anakku.”
Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : “Ambillah hartanya dengan cara yang maruf sebanyak yang dibutuhkan olehmu dan anak-anakmu.” (HR. Bukhari dan Muslmi/Muttafaq alaih)
Seorang istri diperbolehkan mengambil harta suami tanpa sepengetahuannya sebanyak yang ia butuhkan. Dengan cara yang baik dan tidak berlebih-lebihan. Syaratnya jika suami dikenal pelit dan tidak memberikan nafkah yang cukup untuk keluarganya padahal suaminya mampu.
Syariat mengandung maslahat
Dalam kasus ini yang perlu dikoreksi itu bukan taatnya suami pada orangtua. Karena bagaimanapun berbakti kepada orangtua adalah perbuatan manusia.
Sama halnya dengan perintah shalat, jika kita mendapati ada seseorang yang suka shalat tapi masih suka berbuat maksiat dan suka menyakiti perasaan orang lain, maka yang dipermasalahkan disini bukanlah perintah shalatnya akan tetapi sejauh mana ia memahami dan memaknai akan pentingnya ibadah shalat.
Syariat Islam dalam keadaan dan kondisi apapun tetap harus kita agunakan, karena ini adalah perintah Tuhan. Syariat Islam sejatinya mendatangkan kemaslahatan bagi sesama dan ajarannya menolak segala jenis kerusakan di muka bumi, manusia bisa saja khilaf di dunia akan tetapi syariat Islam tetap memiliki keutamaan bagi yang benar-benar melaksanakannya.
Karena semakin seseorang taat kepada Tuhannya dan berbakti kepada orangtuanya maka semakin baik pula hubungan sosial dengan keluarga, kerabat dan sesamanya, jika ada orang yang kelihatannya sudah taat dan begitu berbakti kepada orangtua tapi masih tidak sesuai dengan yang diharapkan, maka yang jadi masalah adalah sejauh mana ia pandai memahami akan tuntunan Tuhan dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.