Antara Luasnya Islam dan Sempitnya Kotak Kecil

ISLAM adalah agama yang indah dan luas selama kita tidak terperangkap dalam kotak kecil.

Jika kita sudah terperangkap dalam kotak kecil maka hilanglah indahnya Islam dan berubah menjadi agama kebencian dan gelap.

Pada akhirnya kita semua dalam beragama ini dihadapkan pada dua pilihan;

Pertama, terperangkap dan terkurung dalam kotak kecil.

Kedua,  keluar dari kotak kecil menuju luasnya Islam.

Saya sendiri pernah terperangkap dalam kotak kecil dan alhamdulillah kemudian Allah sadarkan dan selamatkan saya sehingga saya sudah putuskan untuk keluar dari kotak kecil tersebut, dan sekarang fokus maju ke depan dan tidak akan mundur lagi ke belakang.

Siapa saja yang berada dalam kotak kecil itu beranggapan bahwa kebenaran mutlak hanyak milik kelompoknya saja, sedangkan yang selainnya adalah tersesat, berbahaya dan manusia harus diselamatkan darinya.

Siapa saja yang berada dalam kotak kecil itu selalu berprasangka buruk dan berpandangan buruk terhadap siapa saja yang dianggap berbeda dengannya dan yang pasti dianggap sebagai orang-orang tersesat dan menyesatkan serta berbahaya bagi Islam dan kaum muslimin.

Kotak kecil itu adalah siapa saja yang kerjaannya dan misinya menanamkan kebencian dan menuduh sesat sesama Ahlus Sunnah Wal Jamaah, menjatuhkan, menghancurkan dan pembunuhan karakter siapa saja yang dianggap beda dengannya karena tidak siap untuk berbeda dan tidak lapang dada menyikapi perbedaan padahal terhadap saudaranya sendiri sesama Ahlus Sunnah Wal Jamaah.

Sesama orang Islam itu seharusnya rukun dan damai, karena antara perbedaan dan persamaan diantara kelompok Islam itu lebih banyak samanya daripada bedanya.

Berikut ini permasalahan prinsip yang kita semua sama di dalamnya:

Tuhannya sama, Allah.

Nabinya sama, Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam.

Kiblatnya sama, Ka’bah.

Kitabnya sama, Al-Qur’an.

Rukun Islamnya sama, ada lima; Dua kalimat syahadat, shalat, zakat, puasa Ramadhan dan haji ke Baitullah bagi yang mampu.

Rukun imannya sama, ada enam; Iman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, hari akhir dan takdir.

Pemahaman tentang definisi keimanan juga sama, yaitu mengimani semua yang wajib diimani dengan ucapan lisan, keyakinan hati dan pengamalan dengan anggota tubuh. Iman bisa bertambah dengan ketaatan kepada Allah dan bisa berkurang dengan kedurhakaan kepada Allah.

Sahabat Nabinya sama, Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali dan semua sahabat lainnya, Radhiyallahu ‘Anhum.

Imam madzhabnya sama, Abu Hanifah, Malik, Asy-Syafi’i dan Ahmad bin Hanbal Rahimahumullah.

Kitab haditsnya sama, Bukhari, Muslim, dll.

Dan persamaan-persamaan lainnya..

Perbedaan yang ada itu kebanyakan bukan dalam hal yang prinsip, tapi sayang kadang di paksakan untuk menjadi seakan hal itu adalah permasalahan yang prinsip.

Banyak membaca dan terus belajar akan membuka wawasan, juga jangan lupa banyak berdoa memohon petunjuk kepada Allah.

Harapan saya sederhana saja, jangan mudah vonis sesat terhadap sesama muslim!

Masihkah Anda memilih untuk tetap berada dalam kotak kecil..?!

Hamba Allah yang selalu berharap petunjuk, ampunan dan kasih sayangNya.*

Oleh: Abdullah Sholeh Hadrami/@AbdullahHadrami

HIDAYATULLAH