Apakah Boleh Puasa Tarwiyah Saja?

Apakah Boleh Puasa Tarwiyah Saja?

Apakah boleh puasa Tarwiyah saja? Inilah sebagian pertanyaan yang banyak persoalan di tengah umat Islam. Nah berikut penjelasan ulama terkait apakah boleh puasa Tarwiyah saja?

Adapun puasa sunah pada tanggal 9 Dzulhijjah, namanya adalah Arafah. Begitu juga dengan puasa tarwiyah atau hari Dzulhijjah sebelum tarwiyah, keduanya sunnah melakukannya.

Sehingga meninggalkannya pun tidak apa-apa dan sah-sah saja. Hanya saja, menjadi tanggung jika hanya puasa tarwiyah saja. Sebab puncaknya berada di hari setelahnya, yakni hari Arafah.

Keutamaan Puasa Tarwiyah

Keutamaan puasa Tarwiyah hanya sebatas menghapus dosa selama satu tahun, sedang puasa arafah bisa menghapus dosa selama dua tahun. Rasulullah saw bersabda:

صَوْمُ يَوْمِ التَّرْوِيَّةِ كَفَّارَةُ سَنَةٍ وَصَوْمُ يَوْمِ عَرَفَةَ كَفَّارَةُ سَنَتَيْنِ

“Puasa hari Tarwiyah menghapus dosa setahun dan Puasa Arafah menghapus dosa dua tahun” HR Ibnu Hibban dan Ibnu an-Najjar dari Ibnu Abbas No. 5056. (Imam Al-Munawi, Faidh al-Qadir, Juz 4 hal. 211)

Bahkan lebih dari itu, ada anjuran untuk berpuasa juga pada tanggal 1 Dzulhijjah hingga 7 Dzulhijjah. Yang kemudian disambung dengan Puasa Tarwiyah dan Arafah. Dijelaskan:

وَيُسَنُّ صَوْمُ الثَّمَانِيَةِ أَيَّامٍ قَبْلَ يَوْمِ عَرَفَةَ كَمَا صَرَّحَ بِهِ فِي الرَّوْضَةِ سَوَاءٌ فِي ذَلِكَ الْحَاجُّ وَغَيْرُهُ، أَمَّا الْحَاجُّ فَلَا يُسَنُّ لَهُ صَوْمُ يَوْمِ عَرَفَةَ يَلِ يُسْتَحَبُّ لَهُ فِطْرُهُ وَلَوْ كَانَ قَوِيًّا لِلِاتِّبَاعِ.

Sunnah hukumnya untuk berpuasa selama 8 hari sebelum datangnya hari Arafah, sebagaimana penjelasan ulama Imam Al-Nawawi dalam kitab Al-Raudhat. Kesunnahan ini berlaku bagi yang haji atau tidak, hanya saja bagi yang berhaji, tidak sunnah hukumnya baginya untuk berpuasa di hari Arafah.

Bahkan baginya justru sunnah hukumnya untuk tidak berpuasa, meskipun ia kuat. Yang demikian adalah dalam rangka mengikuti praktik Nabi Muhammad saw. (Syamsuddin Al-Ramli, Nihayat al-Muhtaj ila Syarh al-Minhaj, Juz 3 hal. 206)

Pernyataan serupa, berasal dari ulama asal Nusantara, Syekh Nawawi Al-Bantani mengatakan:

وَالثَّامِن صَوْم الثَّمَانِية أَيَّام قبل يَوْم عَرَفَة سَوَاء فِي ذَلِك الْحَاج وَغَيره

Puasa sunnah yang ke-8 adalah puasa delapan hari sebelum hari Arafah. Puasa ini ada anjuran melaksanakannya bagi mereka yang sedang melaksanakan ibadah haji maupun mereka yang tidak melaksanakan ibadah haji,” (Syekh Nawawi Banten, Nihayat al-Zain  hal. 197)

Dengan demikian, seyogianya bagi orang yang berhaji atau tidak, untuk melaksanakan ibadah puasa dari tanggal 1 Dzulhijjah sampai tanggal 8. Hanya saja bagi orang yang berhaji, tidak sunnah (atau khilaful aula) baginya untuk puasa meski ia kuat, sebagaimana praktik Rasulullah saw.

Lain halnya dengan yang tidak berhaji, ia tetap sunnah, bahkan terdapat anjuran untuk berpuasa pada tanggal 9 Dzulhijjah atau yang populer dengan puasa Arafah. Selagi masih ada kesempatan untuk berpuasa, alangkah baiknya jika kita tidak menyia-nyiakannnya.

Demikian penjelasan apakah boleh puasa tarwiyah saja. terkait semoga bermanfaat.

BINCANG SYARIAH