KALAU doa anak shalih, kita tahu bermanfaat bagi orang tua, bagaimana doa dari cucu? Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang diambil manfaatnya, atau doa anak yang shalih.” (HR. Muslim no. 1631)
Yang dimaksud dengan hadits di atas, dijelaskan oleh Imam Nawawi bahwa amalan mayit terputus dengan kematiannya. Pahala untuk mayit jadi terputus kecuali dalam tiga amalan ini karena mayit di sini sebagai sebabnya. Pertama, anak itu merupakan hasil jerih payah orang tua, maka amalannya tentu bermanfaat pada orang tua. (Syarh Shahih Muslim, 11: 77) Yang dimaksud anak shalih di sini adalah anak yang terus istiqamah. Ada pula yang menafsirkan bahwa anak shalih adalah anak yang islamnya baik. (Dalil Al-Falihin, 3: 434, dinukil dari Minhah Al-Allam, 7: 9)
Apakah itu hanya terbatas pada anak kandungnya saja? Ataukah sampai pada cucu? Syaikh Abdullah Al-Fauzan menjelaskan bahwa yang dimaksud di sini adalah anaknya sendiri, termasuk pula anak dari anak laki-laki atau anak perempuannya, artinya cucunya. Berarti cucu pun bisa memberi manfaat pada kakek dan neneknya, bukan hanya doa namun juga lewat amalan shalihnya.
Dalam hadits dikaitkan dengan shalih, menunjukkan bahwa doa dari anak shalih lebih mustajab. Orang tua benar-benar mendapat manfaat dari doa anaknya. Doanya yang dimaksud adalah umum, termasuk doa ampunan, rahmat dan permintaan ditinggikan derajat bagi orang tuanya. Kenapa dalam hadits dikhususkan doa dari anak padahal doa orang lain pun pada mayit bermanfaat? Benar, doa orang lain pada mayit juga bermanfaat bahkan disepakati oleh para ulama sebagaimana disebut dalam Syarh Shahih Muslim, 11: 77. Namun hadits ini menyebutkan anak agar supaya anak lebih semangat mendoakan kedua orang tuanya.
Terakhir pelajaran penting lainnya, orang tua akan mendapatkan manfaat dari keshalihan dan keistiqamahan anaknya. Karena anak yang shalih tentu akan selalu peduli mendoakan orang tuanya. Memang pantas saja doa tersebut mudah dikabulkan (diijabahi). Ini menunjukkan keutamaan anak dan keturunan yang bisa istiqamah dan shalih. Anak juga hendaklah terus bersemangat memberi manfaat pada diri dan orang tuanya. (Minhah Al-Allam, 7: 11)
Amalkan doa Nabi Zakariya berikut untuk mendapatkan keturunan yang shalih shalihah, “Robbi hab lii min ladunka dzurriyyatan thoyyibatan, innaka samiiud duaa” [Ya Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mengdengar doa] (QS. Ali Imran: 38).
Moga jadi faedah berharga. Wallahu waliyyut taufiq. [Referensi: Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim. Minhah Al-Allam fii Syarh Bulugh Al-Maram/Muhammad Abduh Tuasikal]