Berikut penjelasan terkait asal muasal terbentuk negara Palestina.
Palestina kembali menjadi sorotan. Pasalnya, konflik berdarah antara Israel dan Palestina kembali terjadi. Akibatnya, ratusan warga sipil tewas. Nahas, hingga kini konflik puluhan tahun ini tak juga menemui titik terang dan solusi.
Menurut Muhsin Muhammad Shaleh, dalam buku Palestina : Sejarah, Perkembangan, dan Konspirasi Palestina merujuk pada sebuah nama yang berada di wilayah barat daya negeri Syam— sebuah wilayah di bagian barat Asia dan bagian pantai timur Laut Tengah. Sebelum Palestina, nama klasiknya wilayah Palestina adalah Kan’an. Pasalnya, bangsa Kan’an adalah bangsa yang pertama kali bermukim di Palestina. Suku Kan’an datang dari Jazirah Arab sekitar 2500 tahun SM.
Fawzy Al Ghadiry, Sejarah Palestina; Asal Muasal Konflik Palestina-Israel menulis asal kata Palestina disebutkan dalam catatan Asiria selama masa Raja Assyiria (Addizari III) sekitar 800 SM, dari kata philsta. Ini merujuk pada orang Filistin yang menduduki wilayah itu di abad 12 SM.
Sepanjang sejarah, Palestina dikuasai pelbagai kelompok, yaitu Assyria, Babylonia, Persia, Yunani, Romawi, Arab, Fatimiyah, Turki Seljuk, Tentara Salib, Mesir, Mameluk dan Islamis. Tak heran kemudian, Palestina diberikan julukan highway of conquest.Pasalnya, silih berganti rezim yang menguasai teritorial ini.
Sejarah mencatat, ekspansi Islam ke Palestina pertama kali terjadi di bawah kekhalifahan Umar bin Khattab, sekitar (636 M). Pertempuran antara Islam dan Romawi untuk memperebutkan Palestina ditandai dengan perang Ajnadid. Imbas perang ini banyak korban berjatuhan baik dari tentara muslim dan Romawi. Panglima perang Islam, Abu Ubaidah dan Khalid bin Walid berhasil menaklukkan pasukan Romawi, sehingga mereka menarik diri ke kota Yerusalem.
Selanjutnya, Fawzy Al Ghadiry mencatat selain Umar bin Khattab, peran dan kiprah besar juga dilakukan oleh Shalahudin al Ayubi. Ia berhasil merebut kembali Palestina dari cengkraman Eropa dengan tentara salibnya. Kemenangan Shalahudin al Ayubi dimulai di Hittin, Rabiul Akhir 538 H. Ekspansi Eropa ke Palestina atas seruan Paus Urbanus II (1088-1099 M). Sang Paus berpidato di Dewan Claremont merebut tanah suci dari tangan Islam.
Pada Perang Dunia I (1914 – 1918) berakhir dengan kekalahan di pihak Ottoman (Turki Usmani). Dinasti Ottoman tercatat berabad-abad lamanya menguasai Palestina. Kekuasaan itu berakhir setelah kekalahan perang dengan Inggris. Palestina kemudian dikuasai oleh Inggris, setelah mendapat restu dari League of Nations.
Lord Balfour, Menteri Luar Negeri Inggris, menjanjikan pada kaum Yahudi pendirian sebuah negara Yahudi independen di wilayah Palestina. Perjanjian Balfour terjadi pada 2 November 1917. Perjanjian ini secara resmi menandatangani Deklarasi Balfour yang memuat tentang pendirian negara otonom bangsa Yahudi di Palestina. Saat perjanjian Balfour disepakati tercatat sebesar 56.000 Yahudi menatap di kawasan Palestina.
Maryam Jamilah dalam Bangsa Palestina dan Keberadaan Israel mencatat pelbagai konflik antara Israel dan Palestina. Pada tahun 1920 dan 1921, terjadi perselisihan antara Arab dan Yahudi yang memakan korban jiwa di masing-masing pihak.
Pasalnya, Jewish National Fund yang membeli tanah di area tersebut dengan ukuran yang sangat besar, kemudian itu berimbas pada penduduk Arab yang hidup di area tersebut diusir. Peristiwa inimeningkatkan tegangan antara penduduk Palestina dan bangsa Yahudi.
Tak dapat dipungkiri, sejak 1920-an, Inggris mengsponsori “migrasi internasional” secara besar-besaran bangsa Yahudi maupun kelompok Zionis ke Palestina. Era itu pula menandai pelbagai ketegangan antara kelompok Arab dan Yahudi yang tinggal di Palestina. Pasalnya, Arab Palestina tidak mendukung ideologi Zionisme maupun pendirian negara Yahudi di daerah palestina.
Ketika Perang Dunia berakhir, dominasi Inggris atas Palestina pun berakhir. negara-negara Arab lainnya juga bebas dari kolonialisme. Pada hari saat yang sama, Ben Gurion mendeklarasikan berdirinya negara Israel. Sontak saja, deklarasi kemerdekaan Israel mendapatkan pengakuan dari Amerika Serikat. Berselang satu hari, 15 Mei 1948, pasukan dari negara Arab yaitu ; Mesir, Yordania, Irak dan Suriah memasuki Palestina guna meluluh lantahkan negara baru Israel.
Pada tahun 1964, berdiri Palestine Liberation Organization (Organisasi Pembebasan Palestina). PLO dibentuk sebagai upaya membangun negara Palestina di Israel. Tak hanya itu, kemunculan PLO sebagai respons terhadap Zionisme—gerakan membangun kembali tanah air Yahudi di Israel. Adalah Yasser Arafat terpilih sebagai Ketua PLO pada tahun 1969 hingga tutup usia di tahun 2004.
Arum Sutrisni Putri dalam artikel Mengapa Palestina Tidak Diakui Sebagai Negara? Menulis tahun 1987, konflik Intifada I terjadi. Hal ini dipicu oleh pendudukan Israel atas Gaza dan Tepi Barat. Proses perdamaian diupayakan yang dikenal dengan Kesepakatan Damai Oslo (Oslo Peace Accords) untuk mengakhiri kekerasan.
Menurut Arum Sutrisni, Oslo I itu disepakati pada tahun 1993. Kesepakatan ini disaksikan secara langsung oleh Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin dan pemimpin Palestina Yasser Arafat. Terbentuklah pemerintahan Palestina yang baru.
selanjutnya Pada 1995, Oslo II diadakan untuk meminta Israel menarik mundur pasukannya dari Tepi Barat dan area lainnya. Sekaligus menjadwalkan Pemilihan Dewan Legislatif Palestina.
Demikian sekilas asal muasal terbentuk negara Palestina. Semoga bermanfaat.