5 Panggilan Bumi pada Manusia

BUMI, tempat kita berpijak saat ini merupakan satu-satunya tempat yang dapat kita singgahi. Dan berpijaknya kita di bumi ini hanyalah sementara. Cepat atau pun lambat kita akan kembali ke dalam perut bumi, merasakan keadaan di dalam bumi.

Dikatakan bahwa setiap hari bumi itu memanggil lima kali panggilan, yang berbunyi:
1. Wahai manusia, kamu berjalan di punggungku dan tempat kembalimu adalah perutku.

2. Wahai manusia, kamu memakan berbagai makanan di punggunguku, tetapi kamu akan di makan ulat di dalam perutku.

3. Wahai manusia, kamu tertawa di punggungku, tetapi kamu akan menangis di dalam perutku.

4. Wahai manusia, kamu bersuka ria di punggungku, tetapi kamu akan bersedih di dalam perutku.

5. Wahai manusia, kamu berbuat dosa di punggungku dan kamu akan disiksa di dalam perutku.

Itulah isi panggilan bumi kepada orang-orang yang kini tengah sibuk dengan gemerlap dunia. Di mana mereka lupa bahwa tempat kembali yang sebenarnya adalah di dalam perut bumi. Dengan suasana yang begitu menakutkan bahkan menyeramkan, dan tak akan ada orang yang mampu menemani dirinya.

Oleh sebab itulah, jangalah kita terlalu bersenang-senang di bumi ini. Kita harus tahu bahwa semua ini hanyalah sementara dan akan kembali pada-Nya. Kita harus mampu menjaga diri ini agar jangan sampai melampaui batas, yang menyebabkan Allah murka pada kita, sehingga bumi pun ikut benci pada kita, dan membalaskan kebenciannya ketika kita kembali ke dalam perutnya. Naudzu billah. []

Sumber: Terjemah Tanbihul Ghafilin Peringatan bagi Orang-orang yang Lupa/Karya: Abu Laits as Samarqandi/Penerbit: PT Karya Toha Putra Semarang

ISLAM POS


Kubur, Memanggil Kita Setiap Hari dengan 5 Panggilan

KUBUR itu setiap hari memanggil kita dengan lima kali panggilan,yaitu:

1. Aku adalah rumah yang sendirian maka carilah teman yang setia untukmu dengan membaca Al-Qur’an.

2. Aku adalah rumah kegelapan maka terangilah aku dengan shalat malam.

3. Aku adalah rumah debu maka bawalah tikar dengan banyak beramal shaleh.

4. Aku adalah rumah ular besar, maka bawalah penawarannya dengan membaca: Bismillahirrahmaanirrahim yang disertai mengalirkan air mata (karena rasa takutnya kepada Allah)

5.Aku adalah rumah pertanyaan Munkar dan Nakir, maka perbanyaklah diatas punggungku dengan membaca: Laa ilaha ilallah Muhammadur rasulullah.Supaya kita bisa menjawab pertanyaan dari Munkar dan Nakir. []

Sumber : Menyingkap 110 Misteri Alam Kubur | Karya: Salim Hadad | Penerbit: Lintas Media

ISLAM POS




Di Waktu Ini, Allah Panggil Kita, Kapan Saja Itu?

WAKTU merupakan hal yang paling berharga dalam hidup kita. Mengapa? Sebab, ketika waktu telah berlalu, kita tak bisa memutarnya kembali. Yang ada hanyalah penyesalan di waktu mendatang karena kelalaian di masa lalu.

Nah, belajar dari masa lalu, tentu kita harus memperbaikinya di masa mendatang. Jangan sampai, kita mengulangi kesalahan yang sama.

Apalagi, ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala menggunakan beberapa waktu untuk memanggil kita. Jangan biarkan waktu itu berlalu tanpa kita memenuhi panggilan-Nya.

Allah hanya memanggil kita di tiga waktu saja. Kapankah itu?

1. Adzan

Inilah panggilan Allah yang pertama. Panggilan yang satu ini adalah satu-satunya panggilan yang dapat kita dengar secara jelas dan nyata. Ketika masuk waktu shalat maka akan dikumandangkan panggilan Allah berupa adzan.

Apabila kita melaksanakan shalat setelah adzan berkumandang maka kita telah memenuhi panggilan Allah tersebut.

Namun, dalam panggilan ini Allah tidak cepat marah meskipun hamba-Nya tidak menanggapi langsung panggilan-Nya dengan menunda waktu shalat.

Masih banyak orang yang terlambat untuk melaksanakan shalat, bahkan ada yang tidak mengerjakan sama sekali karena rasa malasnya.

Tapi, Allah tidak marah seketika dan Dia masih memberikan rahmat-Nya, masih memberikan rezeki-Nya, kebahagian bagi umat-Nya, dan kenikmatan lainnya.

2. Haji

Panggilan kedua ini bersifat halus dan bergiliran. Tak semua hamba memiliki kesempatan dalam memenuhi panggilan Allah ini.

Bahkan jalan menuju panggilan ini pun dapat ditempuh dengan berbagai macam, seperti berangkat haji dengan hartanya sendiri, berangkat karena orang lain atau berangkat haji hadiah dari suatu lomba atau ajang.

Tidak ada yang menjamin jika orang yang tidak memiliki uang tidak dapat pergi haji karena apa pun bisa terjadi dengan niat yang kuat.

Ketika kita memiliki niat haji, berpakaian ihram dan mengumandangkan ‘Labaik Allahuma Labaik’, maka saat itulah kita memenuhi panggilan Allah yang kedua. Kita akan merasa senang karena dapat menjawab penggilan Allah yang halus.

Allah telah berfirman bahwa laksanakanlah haji bagi yang mampu.

3. Kematian

Inilah panggilan terakhir yang paling mengerikan. Panggilan ini lebih halus dan jarang disadari oleh siapapun yang akan dipanggil.

Meskipun kematian ini adalah suatu hal yang pasti tapi tidak ada satu orang pun yang tahu kapan ia akan mendapatkan panggilan itu. Banyak orang yang tidak mampu memenuhi panggilan yang terakhir ini karena tidak dapat memahami tanda-tanda kematian.

Oleh karena itu, kita hanya bisa menjawabnya dengan amal ibadah ketika masih hidup. Karena itu, sebaiknya kita dapat memanfaatkan waktu yang ada untuk memperbanyak beramal saleh. []

ISLAM POS




Kematian, Mengapa Rahasia?

BAIK cepat atau pun lambat, kita pasti akan bertemu dengan kematian. Kedatangannya ini tidaklah disangka-sangka. Terkadang ketika kita sedang duduk santai, tanpa mengalami penyakit pun, kematian datang menjemput. Kematian itu sudah menjadi rahasia Allah SWT. Mengapa ya?

Kematian menjadi sebuah rahasia pasti tidak lain adalah untuk pelajaran bagi manusia. Coba bayangkan saja, jika kematian itu dapat kita ketahui tentu akan banyak orang yang mengalami gangguan jiwa. Mengapa? Karena ketika mereka tahu berapa lama lagi dia akan mati, ia akan disibukkan untuk mencari amal yang paling baik. Saking tegangnya ia menghadapi kematian itu, maka akal dan kondisinya tak mampu untuk menahan. Dan sakit jiwalah yang akan ia terima.

Itulah mengapa, Allah tidak memberitahu kepada kita, kapan kita akan kembali kepadanya. Kematian menjadi suatu misteri bagi kita. Kita harus terima itu dan kita harus bisa mempersiapkan diri untuk menghadapi hal yang telah pasti tersebut.

Kematian itu menjadi tolak ukur kita selama masih hidup di dunia. Karena, setinggi apa pun cita-cita kita di dunia, pada akhirnya kita akan kembali ke dalam tanah. Inilah yang harus menjadi pandangan kita ke depan. Jadi, mempersiapkan diri adalah suatu hal yang wajib kita lakukan, sebelum datang penyesalan.

Jika kita mendengar atau melihat orang yang telah mati, maka jadikanlah itu sebagai pelajaran bagi kita. Kita bayangkan jikalau kita berada di posisi itu. Apakah kita sudah siap? Apakah kita sanggup di kubur di dalam tanah seorang diri? Kita akan merasakan kenikmatan di saat ajal menjemput, jikalau kita telah melakukan amal perbuatan yang sesuai dengan ketentuan Allah. Kita senantiasa takut kepada-Nya. Dengan begitu kita akan merasa rindu untuk berjumpa dengan-Nya.

Sumber: Disarikan dari tausiah Drs. Edward, Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Muttaqien Purwakarta

ISLAM POS


Menjadikan Wabah Covid-19 Sebagai Nikmat Menurut Aa Gym

Wabah Covid-19 bisa dijadikan sebagai nikmat dalam perspektif Islam.

Wabah Covid-19 merupakan salah satu musibah yang perlu diterima manusia. Tidak ada satu pun musibah yang terjadi tanpa seizin Allah.

Pendakwah yang juga Pendiri Daarut Tauhid, KH Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) mengatakan, dalam Alquran surat At-Taghabun ayat 11, Allah SWT berfirman: 

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ ۚ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

“Maa ashaba min mushibatin illa bi-idznillahi. Wa man yu’minu billahi yahdi qalbihi. Wallahu bikulli syai-in alim.” 

Yang artinya: “Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Mahamengetahui segala sesuatu.” 

“Oleh karena itu kalau ditimpa ujian, kita harus yakin bahwa dengan izin Allah dan pasti sudah diukur Allah kemampuan kita dalam menerima ujian ini, pasti (ujian tersebut) membawa kebaikan bagi orang yang beriman,” kata Aa Gym, sebagaimana dikutip dari Harian Republika. 

Sebab, kata beliau, semua ujian yang berasal dari Allah merupakan kebaikan bagi semua hambaNya. Selain ridha menerima takdir dan juga ketentuan Allah, beliau menyebut bahwa Allah akan ridha kepada-Nya. Baik umat maupun pasien Covid-19 pun diminta untuk terus bersabar dan beikhtiar dalam menjalani ujian yang diberikan Allah. 

“Seperti nasi menjadi bubur, carilah cakwe ayam supaya jadi bubur ayam spesial. Sempurnakan ikhtiar sebagai ibadah, dan pasrahkan hati kepada Allah Yang Mahabaik, Mahaadil, Mahapenyayang dan tidak pernah mensia-siakan hambaNya,” ungkapnya.

Di sisi lain, Aa Gym juga mengajak para pasien Covid-19 untuk terus berikhtiar menenangkan hati dengan berdzikir dan mengingat Allah. Sebab hanya dengan mengingat Allah maka hati manusia akan tentram. Bagi yang mengingat Allah, maka Allah akan mengingatnya pula.

Maka sepanjang seseorang berdzikir penuh keyakinan dan kesungguhan harapan kepada Allah, Aa Gym menyebut maka Allah akan menurunkan ketenangan pula. Di sisi lain, ia juga mengajak agar umat dan untuk tetap berprasangka baik kepada Allah diiringi dengan kesabaran yang luas.

“Karena setiap sakit bisa menjadi penggugur dosa, peningkat pahala, dan pengangkat derajat. Insya Allah tidak akan seseorang wafat kecuali memang sudah ditetapkan, semoga sakitnya benar-benar menjadi pendekat ke Allah, dan itulah nikmat terbesar,” ujar dia.  

KHAZANAH REPUBLIKA


Mengapa Disebut Ka’bah?

Disebutkan dalam Alquran Surat Al Maidah ayat 97:

جَعَلَ ٱللَّهُ ٱلْكَعْبَةَ ٱلْبَيْتَ ٱلْحَرَامَ قِيَٰمًا لِّلنَّاسِ وَٱلشَّهْرَ ٱلْحَرَامَ وَٱلْهَدْىَ وَٱلْقَلَٰٓئِدَ ۚ ذَٰلِكَ لِتَعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ وَأَنَّ ٱللَّهَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ

Ja’alallāhul-ka’batal-baital-ḥarāma qiyāmal lin-nāsi wasy-syahral-ḥarāma wal-hadya wal-qalā`id, żālika lita’lamū annallāha ya’lamu mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍi wa annallāha bikulli syai`in ‘alīm

Allah telah menjadikan Ka’bah, rumah suci itu sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia, dan (demikian pula) bulan Haram, had-ya, qalaid. (Allah menjadikan yang) demikian itu agar kamu tahu, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan bahwa sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Menurut Dr Muhammad Ilyas, penulis buku Sejarah Mekah, yang mengutip kitab Al-Qamus al Muhith, “Ka’aba: Al Nihayah li Ibn Al-Atsir, dinamakan dengan ‘Ka’bah’ karena beberapa sebab:

a. Bentuknya yang persegi empat, di mana pada umumnya orang Arab menyebut setiap rumah berbentuk persegi empat dengan Ka’bah.

b. Karena ketinggiannya dari tanah.

c. Karena bangunannnya yang terpisah dari bangunan lainnya.

IHRAM

Doa Untuk Bayi Yang Baru Lahir yang Dianjurkan

Lahirnya si buah hati merupakan prosesi kehidupan yang sangat ditunggu kehadirannya oleh para orang tua. Tangis bayi sebagai tanda awal kehidupan, biasanya akan dibarengi dengan tangis haru bahagia dari kedua orang tua, terlebih seorang ibu. Berat menanggung kehamilan selama 9 bulan bahkan lebih, dan sakitnya proses melahirkan, namun seolah itu semua hilang begitu saja setelah melihat bahwa buah hati yang lahir berada dalam kondisi baik dan sehat walafiat.

Hanya berbahagia saja tentunya tidak cukup, karena syariat agama Islam mengajarkan kepada kita untuk bersyukur kepada Allah ta’ala atas berbagai karunia dan nikmat yang telah diberi, kemudian untuk para sahabat, teman, saudara dari kedua orang tua bayi setelahnya akan berdzikir dan mendoakan untuk disampaikan sebagai ucapan selamat atas bayi yang baru lahir kepada kedua orang tua yang sedang diliputi kebahagiaan.

Ada beberapa redaksi yang diajarkan para ulama terkait doa untuk orang tua yang baru dikaruniai anak.

Namun sejatinya tidak ada lafadz khusus yang valid dari Nabi sallallahu alaihi wa sallam tentang doa selamat untuk kelahiran bayi, sebagaimana kata syaikh Solih al-Munajjid حفظه الله

إن صيغة التهنئة بالمولود الجديد لم تثبت فيها سنة نبوية خاصة

“Sighoh/bentuk lafadz doa selamat untuk bayi yang baru lahir tidak ditemukan ada sunnah Nabi yang secara khusus valid dalam hal ini”.

Dan ketika lafadz doa di luar ritual peribadatan khusus boleh kita bacakan secara mutlak tanpa ada ikatan lafadz tertentu, maka seorang yang berdoa boleh memilih lafadz doa yang paling ia sukai dan kagumi, yang penting makna dari doa tersebut mencukupi maksud dari yang hendak disampaikan, para ulama menganjurkan untuk membaca beberapa doa berikut:

1. Doa yang diriwayatkan dari Imam al-Hasan al-Bashry rohimahullah (tabiin).

Disebutkan oleh al-Imam al-Nawawy rohimahullah dalam kitab al-Adzkar hal 289 beliau berkata:

“Para ulama syafiiyah kami menganjurkan untuk memberikan ucapan doa selamat atas kelahiran sebagaimana diriwayatkan dari al-Hasan al-Bashry rohimahullah, bahwa dulu beliau pernah mengajari seseorang mengucapkan doa:

باركَ الله لكَ في الموهوب لك، وشكرتَ الواهبَ، وبلغَ أشدَّه، ورُزقت برّه

“Semoga Allah memberkahi anak yang dianugerahkan kepadamu, semoga kamu bisa mensyukuri Sang Pemberi (Allah), semoga cepat besar dan dewasa, dan engkau mendapatkan baktinya si anak.”

Dan dianjurkan bagi yang diucapkan selamat untuk membalas dengan doa:

باركَ الله لك، وبارَك عليك، وجزاكَ الله خيراً، ورزقك الله مثلَه

“semoga Allah memberikan keberkahan kepadamu di kala senang dan sedihmu, dan semoga Allah membalasmu kebaikan, semoga Allah mengaruniakan rezeki yang semisal padamu”.

2. Membacakan doa yang diriwayatkan dari Ayyub al-Sikhtiyani rohimahullah (tabiin).

Diriwayatkan dari Ayyub as-Sikhtiyani, bahwa beliau ketika mendengar kabar ada tetangga yang punya anak, beliau mendoakan:

جَعَلَهُ اللهُ مُبَارَكًا عَلَيكَ وَعَلَى أُمَّةِ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم

“Semoga Allah menjadikannya anak yang diberkahi untukmu dan untuk umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

Doa ini diriwayatkan Ibnu Abi ad-Dunya dalam al-Iyal (no. 202), dari Khalid bin Khaddas dari Hammad bin Zaid, riwayat dari Ayyub al-Sikhtiyani ini juga dikeluarkan oleh imam al-Tabrani dalam kitab al-Dua’ 1/294.

Sighoh/lafadz yang serupa juga diriwayatkan dari al-Hasan al-Bashry dengan sanad yang hasan, doa dari al-Hasan al-Bashry ini juga disebutkan oleh al-Tabarani dalam kitab al-Dua’ hal 1243, dan sanad dari doa tersebut dihasankan oleh muhaqqiq kitabnya Doktor Muhammad al-Bukhary.

3. Atau ketika tidak mampu dan tidak hafal melafadzkan doa seperti yang disebutkan oleh para ulama sebagaimana paparan di atas, boleh-boleh saja mendoakan dengan bahasa masing-masing yang dipahami, dengan makna dan harapan kebaikan serta keberkahan yang ditujukan kepada kedua orang tua yang sedang mendapatkan karunia momongan yang baru.

Paparan di atas diambil dengan penyesuaian dari sumber: IslamQA الدعاء للمولود الجديد بالصلاح بصيغ متعددة

Wallahu a’lam.

Disusun oleh:
Ustadz Setiawan Tugiyono, M.H.I حفظه الله

BIMBINGAN ISLAM

Antara Tidur dan Waktu Shalat yang Terlewatkan

Diceritakan dari sahabat Jarir bin ‘Abdullah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, “Pada suatu malam, kami pernah bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau lalu melihat ke arah bulan purnama. Kemudian beliau bersabda,

إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ كَمَا تَرَوْنَ هَذَا الْقَمَرَ لَا تُضَامُّونَ فِي رُؤْيَتِهِ فَإِنْ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ لَا تُغْلَبُوا عَلَى صَلَاةٍ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا فَافْعَلُوا

“Sesungguhnya kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan purnama ini. Dan kalian tidak akan saling berdesakan dalam melihat-Nya. Maka jika kalian mampu untuk tidak terlewatkan dari melaksanakan shalat sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya, maka lakukanlah.” (Yang beliau maksud adalah shalat subuh dan shalat ashar, pent.) (HR. Bukhari no. 554 dan Muslim no. 633)

Lalai dari Shalat karena Tidur

Hadits ini hadits yang agung, yang menjelaskan bahwa terdapat perkara yang bisa membuat orang lalai dari shalat, terutama shalat fajar (shalat subuh). Sepatutnya seorang muslim memperhatikan perkara ini, sehingga dia pun bersikap waspada dan hati-hati. Jika sampai dia kalah dengan perkara tersebut, kemudian melewatkan waktu shalat, maka sungguh dia telah merugi dengan kerugian yang besar.

Perkara apakah itu? Yang bisa membuat orang lalai dari shalat? Tidur, itulah salah satu perkara yang bisa mengalahkan shalat dan membuat orang lalai dari shalat.  Betapa banyak orang di pagi hari lebih memilih bantalnya dan baru bangun setelah matahari meninggi, yang artinya dia sengaja meninggalkan shalat subuh.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ ثَلَاثَ عُقَدٍ إِذَا نَامَ، بِكُلِّ عُقْدَةٍ يَضْرِبُ عَلَيْكَ لَيْلًا طَوِيلًا، فَإِذَا اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، وَإِذَا تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عَنْهُ عُقْدَتَانِ، فَإِذَا صَلَّى انْحَلَّتِ الْعُقَدُ، فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ، وَإِلَّا أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلَانَ

“Setan akan mengikat tengkuk salah seorang dari kalian saat ia tidur dengan tiga ikatan. Dengan setiap ikatan, ia akan membisikkan padamu bahwa malam masih panjang. Jika ia terbangun lalu berzikir kepada Allah, lepaslah satu ikatan. Jika ia berwudhu, maka lepaslah dua ikatan. Dan jika ia melanjutkan dengan shalat, maka lepaslah seluruh ikatan itu, sehingga pada pagi harinya ia mulai dengan penuh kesemangatan dan jiwanya pun sehat. Namun jika tidak, maka dia akan memasuki waktu pagi dengan jiwa yang keji dan penuh kemalasan.” (HR. Bukhari no. 1142 dan Muslim no. 776)

Renungkanlah, bagaimana jika terkumpul dalam diri seseorang: ikatan setan; bantal yang empuk; kamar yang sejuk; dan dia pun tidak berusaha untuk bisa bangun mendirikan shalat subuh? Hampir bisa dipastikan bahwa dia akan menyia-nyiakan waktu shalat subuh dan akibatnya, mendapatkan kerugian yang besar.

Terdapat sebuh hadits yang diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أفضل الصلوات عند الله صلات الصبح يوم الجمعة في جماعة

“Shalat yang paling afdhal (utama) di sisi Allah adalah shalat subuh pada hari Jum’at secara berjamaah.” (HR. Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah 7: 207; Al-Baihaqi dalam Syu’abul Imaan 4: 441. Lihat Ash-Shahihah no. 1566)

Renungkanlah, betapa banyak di antara kaum muslimin yang melalaikan hal ini. Lebih-lebih di sebagian negeri yang menjadikan Jum’at sebagai hari libur. Sehingga mereka menghabiskan Kamis malam dengan begadang dan hura-hura, lalu paginya mereka tidak bisa bangun shalat subuh.

Lalu, renungkan pula bagaimana usaha Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam agar tidak terlewat bangun shalat subuh ketika di perjalanan. Dari sahabat Abu Qatadah radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan,

كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ فِي سَفَرٍ فَعَرَّسَ بِلَيْلٍ، اضْطَجَعَ عَلَى يَمِينِهِ، وَإِذَا عَرَّسَ قُبَيْلَ الصُّبْحِ نَصَبَ ذِرَاعَهُ، وَوَضَعَ رَأْسَهُ عَلَى كَفِّهِ

“Jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam suatu perjalanan lalu singgah di waktu malam, maka beliau berbaring dengan bertumpu lambung kanannya. Apabila beliau singgah di saat-saat sebelum subuh, maka beliau tegakkan hastanya searah badannya, kemudian beliau letakkan kepalanya di atas telapak tangannya.” (HR. Muslim no. 683)

Maksudnya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak memakai bantal jika beliau tidur di akhir malam, karena dikhawatirkan akan terlewat dari waktu shalat subuh. Hal-hal semacam ini, tentu saja dilalaikan oleh banyak orang.

Hukuman bagi Orang yang Menyia-nyiakan Shalat karena Tidur

Diceritakan oleh sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, berkaitan dengan mimpi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang beliau ceritakan kepada para sahabat. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam didatangi dua orang dalam mimpi tersebut, kemudian mengajak pergi. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,

وَإِنَّا أَتَيْنَا عَلَى رَجُلٍ مُضْطَجِعٍ، وَإِذَا آخَرُ قَائِمٌ عَلَيْهِ بِصَخْرَةٍ، وَإِذَا هُوَ يَهْوِي بِالصَّخْرَةِ لِرَأْسِهِ فَيَثْلَغُ رَأْسَهُ، فَيَتَدَهْدَهُ الحَجَرُ هَا هُنَا، فَيَتْبَعُ الحَجَرَ فَيَأْخُذُهُ، فَلاَ يَرْجِعُ إِلَيْهِ حَتَّى يَصِحَّ رَأْسُهُ كَمَا كَانَ، ثُمَّ يَعُودُ عَلَيْهِ فَيَفْعَلُ بِهِ مِثْلَ مَا فَعَلَ المَرَّةَ الأُولَى

“Kami mendatangi seseorang yang berbaring dan yang lain berdiri disampingnya dengan membawa batu besar, lalu ia menjatuhkan batu tersebut di kepalanya sehingga kepalanya pecah dan batu menggelinding di sini. Orang tadi terus mengikuti batu dan mengambilnya, namun ketika dia belum kembali kepada yang dijatuhi, tetapi kepalanya telah kembali seperti sedia kala. Lantas orang tadi kembali menemuinya dan mengerjakan sebagaimana semula.”

Kemudian di akhir hadits disebutkan,

أَمَّا الرَّجُلُ الأَوَّلُ الَّذِي أَتَيْتَ عَلَيْهِ يُثْلَغُ رَأْسُهُ بِالحَجَرِ، فَإِنَّهُ الرَّجُلُ يَأْخُذُ القُرْآنَ فَيَرْفُضُهُ وَيَنَامُ عَنِ الصَّلاَةِ المَكْتُوبَةِ

“Adapun laki-laki pertama yang kamu datangi sedang kepalanya pecah dengan batu, itu adalah seseorang yang mempelajari Al-Qur’an namun ia menolaknya, dan ia tidur sampai meninggalkan shalat wajib.” (HR. Bukhari no. 7047)

Para ulama menjelaskan bahwa kepala adalah tempatnya tidur, sehingga hukuman pun diarahkan ke kepala pada hari kiamat, setimpal dengan perbuatannya di dunia.

Bantal sebagai Sarana Menegakkan Shalat

Lalu, bandingkanlah dengan perbuatan sahabat, yang menjadikan bantal sebagai sarana untuk menegakkan shalat.

وَكَانَ اشْتَكَى رُكْبَتَهُ، وَكَانَ إِذَا سَجَدَ جَعَلَ تَحْتَ رُكْبَتِهِ وِسَادَةً

“Uhban bin Aus radhiyallahu ‘anhu mengeluhkan lututnya yang sakit. apabila sujud dia meletakkan bantal di bawah lututnya.” (HR. Bukhari no. 4174)

Sahabat Uhban bin Aus radhiyallahu ‘anhu meletakkan bantal di bawah lututnya agar lututnya tidak terasa sakit, sehingga bisa berlama-lama dalam shalat. Betapa sakit itu tidak menghalangi beliau untuk tetap mendirikan shalat wajib.

Semoga Allah Ta’ala memberikan hidayah kepada kita semua agar bisa mendirikan shalat sesuai waktunya masing-masing dan tidak menyia-nyiakannya.

***

Penulis: M. Saifudin Hakim

 Artikel: Muslim.or.id

Doa Ketika Hendak Berutang Agar Diberi Kemudahan

Dalam Islam, kita diperbolehkan untuk berutang atau meminjam kepada orang lain. Berutang hukumnya boleh selama kita punya keinginan kuat untuk membayarnya. Bahkan jika berutang karena Allah dan karena kita benar-benar sangat butuh, maka Allah akan membantu kita untuk melunasinya.

Ini sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Ibnu Majah, Nabi Saw bersabda;

إِنَّ اللَّهَ مَعَ الدَّائِنِ حَتَّى يَقْضِىَ دَيْنَهُ مَا لَمْ يَكُنْ فِيمَا يَكْرَهُ اللَّهُ

Allah akan bersama (memberi pertolongan pada) orang yang berutang (yang ingin melunasi hutangnya) sampai dia melunasi hutang tersebut selama hutang tersebut bukanlah sesuatu yang dilarang oleh Allah.

Sebaliknya, jika kita berutang dan tidak punya keinginan untuk membayarnya, maka Allah akan membinasakannya. Ini sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Imam Bukhari, Nabi Saw bersabda;

مَنْ أَخَذَ أَمْوَالَ النَّاسِ يُرِيدُ أَدَاءَهَا أَدَّى اللَّهُ عَنْهُ ، وَمَنْ أَخَذَ يُرِيدُ إِتْلاَفَهَا أَتْلَفَهُ اللَّهُ

Barang siapa meminjam harta manusia dan dia ingin membayarnya, maka Allah akan membayarkannya. Barang siapa yang meminjamnya dan dia tidak ingin membayarnya, maka Allah akan menghilangkan harta tersebut darinya.

Oleh karena itu, ketika kita hendak meminjam uang misalnya, agar diberi pertolongan oleh Allah, maka kita harus memiliki niat yang kuat untuk segera melunasinya. Selain itu, membaca doa berikut ketika hendak berutang;

اَللَّهُمَّ اِنِّيْ تَدَايَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْكَ اَمْرِيْ فَوَّضْتُ

Allohumma innii tadaayantu wa ‘alaika tawakkaltu wa ilaika amrii fawwadhtu.

Ya Allah, aku berutang dan kepada-Mu aku tawakkal, serta kepada-Mu aku menyerahkan semua urusanku.

Doa berutang ini sebagaimana disebutkan oleh Habib Zain bin Sumaith dalam kitab Al-Nujum Al-Zahirah fi Al-Azkar berikut;

واذا تداينت فتوجه بقلبك الى الله وتداين عليه يكون اداؤه عليه وقلاَللَّهُمَّ اِنِّيْ تَدَايَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْكَ اَمْرِيْ فَوَّضْتُ

Jika kamu mau berutang, maka hendaknya menghadap Allah dengan hatimu dan berutanglah atas nama-Nya, maka Dia yang akan melunasinya, serta hendaklah kamu mengucapkan; Allohumma innii tadaayantu wa ‘alaika tawakkaltu wa ilaika amrii fawwadhtu.

Bahkan kita sangat dianjurkan untuk memberikan pinjaman kepada saudara kita yang sangat membutuhkan. Allah akan memberikan pahala kepada orang memberikan pinjaman kepada saudaranya yang membutuhkan.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Ibnu Majah, Nabi Saw. bersabda;

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُقْرِضُ مُسْلِمًا قَرْضًا مَرَّتَيْنِ إِلاَّ كَانَ كَصَدَقَتِهَا مَرَّة

Setiap Muslim yang memberikan pinjaman kepada Muslim lainnya sebanyak dua kali, maka pahalanya seperti orang yang bersedekah satu kali.

MOH JURIYANTO

\BINCANG SYARIAH


Jangan Pernah Lupakan yang Terpenting dalam Hidupmu!

Allah Swt Berfirman :

حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءَ أَحَدَهُمُ ٱلۡمَوۡتُ قَالَ رَبِّ ٱرۡجِعُونِ – لَعَلِّيٓ أَعۡمَلُ صَٰلِحٗا فِيمَا تَرَكۡتُۚ كَلَّآۚ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَآئِلُهَاۖ وَمِن وَرَآئِهِم بَرۡزَخٌ إِلَىٰ يَوۡمِ يُبۡعَثُونَ

(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, “Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku dapat berbuat kebajikan yang telah aku tinggalkan.” Sekali-kali tidak! Sesungguhnya itu adalah dalih yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada barzakh sampai pada hari mereka dibangkitkan. (QS.Al-Mu’minun:99-100)

Ayat ini ingin menggugah kesadaran kita dari hati yang terdalam. Karena pada kenyataannya, banyak dari kita yang sibuk dengan sesuatu yang tidak ada manfaatnya atau hanya memberi manfaat sesaat saja. Tak hanya tiada manfaatnya, tapi hal-hal tersebut justru mengantar kita pada kerugian dan penyesalan panjang.

Kita sering melupakan dan tidak mempedulikan sesuatu yang sebenarnya memberi manfaat yang luar biasa dalam hidup kita. Seperti misalnya kita sering lupa dengan sebab utama yang bisa mengantarkan kita pada kesuksesan dan kebahagiaan abadi di akhirat yaitu AMAL SHOLEH !

Ayat di atas menceritakan bahwa ketika manusia telah dijemput oleh ajalnya maka ia memohon dan mengemis kepada Allah agar memberi kesempatan sekali lagi agar ia bisa melakukan amal kebaikan di dunia. Tapi semua itu telah terlambat, kesempatan itu telah hilang dan tak bisa berulang.

فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمۡ لَا يَسۡتَأۡخِرُونَ سَاعَةٗ وَلَا يَسۡتَقۡدِمُونَ

“Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun.” (QS.Al-A’raf:34)

Mari kita simak kisah berikut ini :

Dikisahkan bahwa seorang wanita miskin sedang berjalan dengan membawa anaknya dan melewati sebuah gua.

Lalu ia mendengar suara dari dalam gua tersebut, suara itu memanggil-manggil dan berkata :

“Masuklah ke dalam gua ini dan ambillah semua yang kau inginkan. Tapi jangan lupakan yang terpenting dari itu semua ! Karena setelah engkau keluar maka gua ini akan tertutup selamanya.

Manfaatkan kesempatan ini tapi waspadalah ! Jangan sampai kau melupakan yang terpenting dari itu semua !”

Ketika wanita itu masuk ke dalam perut gua tersebut, ia melihat berbagai perhiasan, permata dan emas yang begitu banyak. Ia pun terpesona dan segera memanfaatkan kesempatan ini. Ia letakkan anaknya dan mulai mengambil permata dan emas yang ada di hadapannya.

Semua kantungnya telah penuh dengan emas dan permata bahkan dadanya pun telah penuh untuk membawanya. Dia begitu bersemangat sembari membayangkan betapa indahnya hidup setelah keluar dari gua ini.

Tak lama kemudian terdengar lagi suara peringatan dari gua tersebut bahwa waktunya tinggal 60 detik dan jangan lupakan sesuatu yang terpenting !

Ia terus berusaha mengambil harta itu sebanyak-banyaknya dan ketika waktu semakin menipis, ia segera berlari keluar gua.

Setelah keluar dari gua, ia pun duduk dan hendak menghitung semua yang telah ia dapatkan. Seketika ia teringat bahwa ia melupakam anaknya dan meninggalkannya di dalam gua. Sementara gua tersebut telah tertutup untuk selamanya !

Semua yang ia dapatkan kini tiada berarti sama sekali karena ia kehilangan anak tercintanya. Dan kesedihannya tidak akan pernah hilang walau di tukar dengan semua harta yang ia dapatkan.

Begitulah dunia ! Ambillah apa yang kau inginkan dari dunia tapi jangan pernah melupakan sesuatu yang terpenting dalam hidupmu. Yaitu amal kebaikan yang akan menyelamatkanmu dan mengantarmu menuju kebahagiaan sejati. Engkau tidak pernah tau kapan pintu kesempatan akan tertutup dan engkau tidak akan pernah mendapatkan kesempatan untuk kedua kalinya.

Semoga bermanfaat…

KHAZANAH ALQURAN