Mencontoh Puasa Rasulullah

Ibadah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW menjadi contoh bagi Umat Islam untuk menjalankannya. Termasuk berpuasa.

Tak mudah mengikuti seperti apa yang diberikan dan disampaikan oleh Rasul SAW. Sebab, Rasulullah adalah teladan terbaik bagi seluruh umat manusia.

Dalam Alquran, Allah memuji Rasulullah SAW sebagai suri teladan yang baik bagi umat. “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS al-Ahzab [33]: 21). Hal ini menunjukkan bahwa akhlak dan pribadinya sangat baik dan mulia.

Bahkan, dalam salah satu hadis yang diriwayatkan dari Aisyah RA dinyatakan bahwa akhlak Rasulullah SAW itu senantiasa merujuk pada Alquran.

Karena itu, sudah selayaknya umat Islam mencontoh dan meneladani kepribadian Rasulullah SAW dalam segala hal, termasuk puasa. Berikut beberapa cara yang biasa dilakukan Rasulullah SAW dalam menjalankan ibadah puasa dan menghidupkan Ramadhan.

Berniat puasa sejak malam

Diriwayatkan dari Hafsah, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang tidak berniat untuk puasa Ramadhan sejak malam, maka tak ada puasa baginya.” (HR Abu Dawud).

Mengawali dengan sahur

Setiap akan berpuasa, Rasul SAW selalu makan sahur dengan mengakhirkannya, yakni menjelang datangnya waktu imsak.

Menyegerakan berbuka dan shalat

Dan ketika berbuka itu, Rasul SAW hanya memakan tiga biji kurma dan segelas air putih, lalu segera berwudhu untuk mengerjakan shIalat Maghrib secara berjamaah.

Dari Abu ‘Athiyah RA, dia berkata, “Saya bersama Masruq datang kepada Aisyah RA. Kemudian Masruq berkata kepadanya, “Ada dua sahabat Nabi Muhammad SAW yang masing-masing ingin mengejar kebaikan, dan salah seorang dari keduanya itu segera mengerjakan shalat Maghrib dan kemudian berbuka. Sedangkan yang seorang lagi, berbuka dulu baru kemudian mengerjakan shalat Maghrib.” Aisyah bertanya, “Siapakah yang segera mengerjakan shalat Maghrib dan berbuka?” Masruq menjawab, “Abdullah bin Mas’ud.” Kemudian Aisyah berkata, “Demikianlah yang diperbuat oleh Rasulullah SAW.” (HR Muslim No 1242).

Memberbanyak ibadah

Selama bulan Ramadhan, Rasul SAW senantiasa memperbanyak amalan, seperti shalat malam, tadarus Alquran, zikir, tasbih, dan sedekah.

Iktikaf

Memasuki 10 hari terakhir di bulan Ramadhan, Rasul SAW meningkatkan aktivitas ibadahnya, terutama dengan iktikaf.

Reporter : Syahrudin El-Fikri
Redaktur : A.Syalaby Ichsan

11 Tips Berpuasa untuk Lanjut Usia

1. Seimbangkan Kebutuhan Kalori

Kebutuhan kalori harus sama dengan kebutuhan kalori saat tidak berpuasa. Untuk itu perlu dilakukan pengaturan pola makan, yaitu dengan mengkonsumsi:

  • 40% kalori saat sahur
  • 50% kalori saat berbuka dengan mengonsumsi makanan ringan terlebih dahulu saat berbuka/sebelum sholat maghrib dilanjutkan dengan makanan berat setelah sholat maghrib, dan
  • 10% kalori sisanya setelah sholat tarawih.

2. Pastikan Kebutuhan Cairan Terpenuhi

Konsumsi cairan 30-50 cc/KgBB/hari atau setara dengan 8-10 gelas untuk mencegah dehidrasidengan cara sebagai berikut:

  • 2 gelas air saat berbuka
  • 3-4 gelas air setelah tarawih sampai dengan sebelum tidur
  • Satu gelas saat bangun tidur sebelum sahur
  • 1-2 gelas saat sahur.

3. Perbanyak Cairan atau Jus

Konsumsi air atau jus buah pada waktu antara berbuka puasadan sebelum tidur.

4. Hindari Es

Hindari terlalu banyak mengkonsumsi es karena dapat menahan rasa kenyang sehingga konsumsi makanan lengkap akan berkurang.

5. Komposisi Gizi Harus Seimbang.

Pastikan menu makanan yang ada memiliki nilai gizi yang seimbang dengan porsi yang ada.

6. Bijaksana Memilih Menu

Batasilah makanan yang digoreng dan tinggi lemak.

7. Tips Saat Sahur:

  • batasi konsumsi teh atau kopi
  • batasi makanan yang lebih cepat dicerna seperti gula
  • dianjurkan untuk konsumsi makanan yang lambat dicerna dan tinggi serat.

8. Tips Saat Berbuka:

  • Sangat dianjurkan untuk mengonsumsi kurma karena mengandung gula serat, karbohidrat, kalium, natrium, kalsium, fosfor, zat besi, dan magnesium.
  • Baik untuk mengonsumsi pisang sebagai sumber kalium, magnesium, dan karbohidrat.

9.  Cukupi Konsumsi Vitamin dan Mineral

Pastikan menu yang ada memiliki intake nilai nutrisi yang seimabng dan tepat guna. Untuk beberapa kondisi, mengkonsumsi vitamin atau suplemen harian memang dianjurkan, seperti halnya masa pemulihan pasca sakit. Meskipun demikian, jika menu makanan harian sudah memiliki nilai gizi yang seimbang, maka asupan suplemen tambahan tidak lagi diperlukan, karena asupan kebutuhan nutrisi sudah cukup terpenuhi.

10.   Waspadai Kekurangan Cairan (dehidrasi)

Atur sedemikian rupa untuk senantiasa memastikan asupan cairan mudah selalu terpenuhi di malam hari.

11.  Meminum Obat-obatan

Obat-obatan (bila ada) tetap harus dikonsumsi saat sahur dan berbuka puasa.

 

sumber: Klikdokter.com

Puasa itu untuk Allah

Assalamualaikum wr wb.

Ustaz, mengapa dalam hadis disebutkan Allah SWT menegaskan bahwa ibadah puasa untuk-Nya dan hanya Dia sendiri yang membalasnya? Bukankah semua amal ibadah kita itu untuk Allah dan Allah jugalah yang membalas semua amal ibadah kita?

Imakyadi Jakarta

—————————————————-

 

Waalaikumussalam wr wb.

Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah bersabda, ‘Setiap amalan kebaikan yang dilakukan manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga 700 kali lipat. Allah SWT berfirman, ‘Kecuali, amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanannya karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kegembiraan, yaitu kegembiraan ketika dia berbuka dan kegembiraan ketika berjumpa dengan Rabb-nya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi. (HR Bukhari dan Muslim, ini lafaz Muslim).

Hadis di atas menjelaskan keutamaan dan kelebihan ibadah puasa dibandingkan dengan ibadah-ibadah lainnya. Ada beberapa penjelasan ulama tentang maksud dari hadis di atas.

Ibnu Hajar al-‘Asqalani dalam kitabnya Fathul Bari menyebutkan penjelasan ulama tentang makna hadis dan mengapa puasa diberi keutamaan ini.

Di antara alasan yang paling kuat, pertama, ibadah puasa itu tidak terkena riya sebagaimana ibadah lainnya berpotensi terkena riya.

Al-Qurtubi berkata, Ketika amalan-amalan yang lain dapat terserang penyakit riya, puasa tidak ada yang dapat mengetahui amalan tersebut, kecuali Allah, maka Allah sandarkan ibadah puasa itu kepada Diri-Nya.
Karena itu, dikatakan dalam hadis, ‘Ia meninggalkan syahwatnya karena diri-Ku.’

Ibnu Al-Jauzi berkata, ‘‘Semua ibadah terlihat amalannya. Dan, sedikit sekali yang selamat dari godaan, yakni terkadang bercampur dengan sedikit riya, berbeda dengan ibadah puasa.

Kedua, maksud ungkapan Aku yang akan membalasnya, adalah bahwa pengetahuan tentang kadar pahala dan pelipatan kebaikannya hanya Allah yang mengetahuinya.

Al-Qurtuby berkata, Artinya amalan ibadah lainnya telah terlihat kadar pahalanya untuk manusia. Bahwa, dia akan dilipatgandakan dari sepuluh sampai 700 kali sampai sekehendak Allah, kecuali puasa, Allah sendiri yang akan memberi pahalanya tanpa batasan.

Ketiga, makna Puasa untuk-Ku, maksudnya adalah bahwa dia termasuk ibadah yang paling Allah cintai dan paling mulia di sisi-Nya.

Ibnu Abdul Bar berkata, Cukuplah ungkapan ‘puasa untuk-Ku’ menunjukkan keutamaannya dibandingkan ibadah-ibadah lainnya. Keempat, penyandaran di sini adalah penyandaran kemuliaan dan keagungan. Sebagaimana ungkapan Baitullah (rumah Allah) meskipun semua rumah milik Allah.

Az-Zain bin Munayyir berkata, Pengkhususan pada teks keumuman seperti ini tidak dapat dipahami melainkan untuk pengagungan dan pemuliaan. Kemudian, Ibnu Hajar menjelaskan, makna yang paling kuat adalah makna yang pertama.

Sedangkan, Ibnu Abdil Barr menjelaskan, makna ungkapan puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya adalah bahwa ibadah puasa seseorang itu tidak terlihat melalui perkataan ataupun perbuatannya karena dia merupakan amalan hati yang tidak diketahui, kecuali oleh Allah.

Puasa bukan sesuatu yang terlihat sehingga bisa ditulis oleh malaikat pencatat sebagaimana ibadah-ibadah lain, seperti dzikir, shalat, sedekah, dan ibadah lainnya.

Hal itu karena puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga saja tanpa adanya niat melakukannya karena Allah SWT. Dengan demikian, siapa yang tidak berniat menahan lapar dan dahaga karena Allah  maka dia bukanlah orang yang berpuasa.

Hal tersebut ditegaskan dalam hadis Nabi. Puasa haruslah dilakukan dengan penuh keimanan dan hanya mengharap balasan dari Allah SWT.

Karena itu, seharusnya ibadah puasa kita adalah amalan yang  paling jauh dari segala unsur riya dan pamer karena hanya Allah yang mengetahui puasa kita. Ini mendidik kita memurnikan keikhlasan hanya untuk Allah. Wallahu a’lam bish shawab.

Ustaz Bachtiar Nasir

 

 

sumber:Republika Online

Kisah Seorang Pemulung yang Bisa Naik Haji

Dalam sehari, upah memungut barang bekas sebesar Rp 10 ribu. Yang Rp 5 ribu ditabung dan yang Rp 5 ribu untuk makan.

Probolinggo – Niat dan usaha yang sungguh-sungguh akan mengantarkan seseorang pada sesuatu yang dicita-citakannya. Inilah yang diyakini dan dilakukan Mbok Karyati, seorang pemulung asal Probolinggo.

Meski secara logika pekerjaannya adalah pekerjaan rendahan, namun nenek 68 tahun ini ternyata bisa mencapai cita-citanya yakni menunaikan rukun Islam yang kelima, haji.

Untuk bisa mencapai keinginannya itu, Mbok Karyati telah bekerja sangat keras. Selama 20 tahun, wanita paruh baya yang tinggal di Desa Pondok Wuluh, Kecamatan Leces, Probolinggo ini menyisihkan sebagian jerih payahnya sebagai pengais barang bekas plastik dan kertas.

Janda renta yang mempunyai 4 orang anak ini berkeyakinan bahwa ia bakal bisa naik haji layaknya orang-orang berduit. “Memang penuh perjuangan. Karena saya harus menabung selama 20 tahun lamanya. Saya yakin Allah pasti mengabulkan doa saya untuk bisa melihat Ka’bah secara langsung,” ujar Mbok Karyati saat berbincang dengan detikcom di rumahnya, Rabu (18/9/2013).

Mbok Karyati bercerita, cita-cita naik haji itu sudah lama terpendam semenjak 2001 lalu. Saat itu ia masih punya toko kelontong di desanya. Masa-masa sulit dilewatinya saat usaha kelontongnya bangkrut di 2005. Untuk menyambung hidup, Mbok Karyati kemudian menjadi seorang pemulung. Meski pekerjaannya terbilang rendah, tapi itu tidak menyurutkan niatnya untuk bisa meraih cita-cita menunaikan ibadah haji.

“Ketika uang sudah terkumpul Rp 40 juta, ada seseorang yang meminjam dan tidak dikembalikan. Padahal saat itu sudah mau didaftarkan. Saya hanya bisa pasrah namun saya tidak mau putus asa,” terang Mbok Karyati.

Bermodal sepeda buntut, Mbok Karyati keliling dari kampung ke kampung mengumpulkan barang bekas. Sebagian hasilnya digunakan untuk makan dan sebagian lain ditabung untuk bisa naik haji.

“Dalam sehari, upah memungut barang bekas sebesar Rp 10 ribu. Yang Rp 5 ribu ditabung dan yang Rp 5 ribu untuk makan,” ujar Mbok Karyati.

Dan selama mengejar impiannya, Mbok Karyati tidak mau kumpul atau tidur di rumah anak-anaknya. Bukannya tidak sayang kepada anak dan cucu, namun nenek bercucu 12 orang ini tak mau mengganggu atau menjadi beban hidup anak-anaknya.

Mbok Karyati lebih memilih tidur di toko usang miliknya. Terkadang pula tidur di mesjid desanya. “Kalau pas bersih-bersih masjid ada orang kasih rejeki, saya tabung,” katanya.

Usaha Mbok Karyati tak sia-sia. Semua hasil jerih payah dan keihklasan hatinya membawa Mbok Karyati berangkat haji di tahun 2013 ini. Mbok Karyati direncanakan akan berangkat tanggal 29 September 2013 melalui kloter 43 embarkasi Juanda.

 

sumber: Detik.com/M Rofiq 

Konsumsi Makanan Sehat untuk Jamaah Haji

Jakarta– Ibadah haji merupakan ibadah dalam rangka memenuhi rukun islam yang kelima, yang pada hakekatnya berupa ibadah fisik—spiritual yang terencana dan terprogram. Oleh karena itu, dalam melakukan ibadah haji, kita sebaiknya mempersiapkan segala sesuatu sedini mungkin, baik terkait fisik, mental, sosial sejak di tanah air, di perjalanan, ketika melaksanakan ibadah haji, hingga kembali ke tanah air.

Nah, mitra haji dan umrah. Agar mampu menjalankan setiap kegiatan manasik haji tanpa kelelahan yang berarti, jamaah haji perlu menjaga asupan makanan yang sehat dan bermutu baik, sesuai kaidah gizi yang seimbang. 

Menjaga kesehatan merupakan hal yang utama bagi jamaah haji. Apalagi jika jamaah haji datang dari negara yang berbeda iklim dan suhu udaranya serta menempuh penerbangan panjang. Oleh karena itu, kesehatan tubuh harus dijaga dan berikut beberapa saran yang bisa dijalankan. 

1. Sebelum meninggalkan tanah air, jamaah haji hendaknya memperhatikan asupan nutrisi dengan lebih banyak mengonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran. 

2. Menjaga agar menu makanan seimbang antara asupan protein dan karbohidrat. 

3. Buah dan sayur akan memasok tubuh dengan antioksidan dan bioflonoid. 

4. Konsumsi rempah-rempah seperti jahe, kayu manis, pala, dan lada yang bisa meningkatkan sistem imunitas tubuh terhadap penyakit. 

5. Sebagai camilan, jamaah haji disarankan memakan buah-buahan, baik buah segar mauupun buah yang telah dikeringkan. 

6. Minumlah air dan cairan yang matang dan bersih, kecuali air zam-zam yang memang sudah terjamin kesehatannya. 

7. Minumlah teh herbal yang dibubuhi cengkeh, mint, rosemary, sereh, jahe, dan kamomila karena bisa menawar racun dan menghindari infeksi. 

8. Minumlah racikan teh dengan madu yang berkhasiat meningkatkan kekebalan tubuh dari infeksi flu babi dan influenza (sebagaimana dikatakan Dr. Hani Yusuf dari Palestina). 

9. Konsumsui sup berbumbu bawang putih, bawang merah, atau bubuk cayenne (semacam bubuk ketumbar) yang bisa meningkatkan kekebalan tubuh. 

10. Konsumsi multivitamin, vitamin C dosis tinggi dengan Biofolvonoid, serta suplemen mineral dan selenium. 

Makanan yang perlu dihindari jamaah haji 

Selain itu jamaah haji juga sebaiknya menghindari hal-hal yang membuat kesehatan terganggu seperti beberapa jenis makanan berikut. 

1. Gorengan serta makanan yang menggunakan zat warna dan pengawet yang bisa melemahkan imunitas tubuh. 

2. Pemanis buatan, seperti aspartam yang bisa merusak jaringan saraf dan berbahaya terhadap jaringan otak serta organ tubuh. Apalagi jika dipanaskan di atas suhu 30 derajat celcius. 

3. Minum soda dengan pemanis karena dapat melemahkan kemampuan tubuh terhadap infeksi bakteri virus. 

Pedoman makanan sehat untuk jamaah haji di tanah air 

Selain menghindari makanan tersebut di atas, jamaah haji juga perlu mengaplikasikan pedoman makanan sehat, baik di tanah air atau di tanah suci. Berikut makanan yang perlu diperhatikan konsumsinya bagi jamaah haji ketika masih di tanah air. 

1. Konsumsi makanan yang beraneka ragam, terdiri dari makanan seperti makanan pokok, lauk-pauk, sayuran, dan buah-buahan secukupnya. Jangan terlalu membatasi diri dengan diet jenis makanan tertentu. Hal ini disebabkan tubuh kita sudah didesain untuk mengonsumsi beragam bentuk makanan yang telah disediakan Allah swt. 

2. Pilih makanan pokok seperti beras, jagung, kentang, ubi talas, singkong, roti, mi, dan sebaginya. Perhatikan cara penyajiannya secara sehat, terutama konsumsi mi. 

3. Konsumsi lauk-pauk yang bergizi tinggi seperti daging, telur, ikan,daging ayam, kacang-kacangan, dan hasil olahan seperti tahu dan tempe. 

4. Konsumsi sayur-sayuran berwarna seperti bayam, kangkung, wortel, labu, sawi, daun singkong, dan sebagainya. 

5. Konsumsi buah-buahan berwarna kuning atau kemerahan yang banyak mengandung vitamin, misalnya buah pepaya, pisang, jeruk, nanas, apel, semangka, dan melon. 

6. Minum air secukupnya. 

Jenis makanan untuk jamaah haji saat di tanah suci 

Pada saat berada di tanah suci, kemungkinan besar jamaah haji akan menghadapi kebiasaan makan yang berbeda. Keadaan seperti inilah yang perlu disadari sejak jamaah haji masih berada di tanah air. Dengan niat dan tekad yang mantap, jamaah haji siap menerima perubahan yang dihadapinya, termasuk menghadapi jenis hidangan atau bahan makanan baru di tanah suci. Adapun contoh jenis makanan yang bisa dipilih, yang sudah dihidangkan di tempat tersebut di antaranya sebagai berikut. 

1. Makanan pokok tercampur dari nasi, nasi birjani ,chapattis, nasi turki, kentang goreng, mie, nasi buhari, nasi kari, dan sebagainya. 

2. Lauk-pauk, dapat berupa: ayam goreng, empal daging, sate ayam, kari, gulai kambing, shih kebab, ikan goreng, dan sebagainya. 

3. Sayuran, dapat berupa: pecel, gado-gado, sayur asem, sayur sop, dan oseng-oseng buncis. 

4. Buah-buahan yang dapat disediakan: apel, jeruk, semangka, dan sebagainya. 

5. Minuman. Pada umumnya, cuaca di tanah suci bersuhu tinggi (panas) dengan kelembapan sangat rendah. Oleh karena itu, biasakan minum air 1 gelas setiap jam selama berada di tanah suci walaupun tidak merasa haus. Air minum bisa berupa air matang, air zam-zam, minuman dalam kemasan, dan bermacam-macam sari buah. 

Makanan yang bergizi dan minuman yang megandung vitamin tersebut dapat membantu para jamaah haji mempertahankan kondisi tubuh agar tetap sehat dan fit. Semoga tips sehat dalam memilih makanan ini bisa mengantarkan kemudahan dalam melaksanakan ibadah haji dan umrah. Selamat berhaji.

 

sumber: Pusat Kesehatan Haji Depkes RI

Film Haji Backpacker, Seorang yang Murtad Menemukan Jalan Pulang

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willem Jonata

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Cintanya yang kandas membuat Mada (Abimana Aryasatya), pria berusia 27 tahun itu, meluapkan kemarahannya pada Tuhan. Ia marah karena merasa Tuhan telah mengabaikan doa sekaligus harapannya untuk bersatu bersama Sophia (Dewi Sandra), dalam ikatan pernikahan.

Hatinya hancur. Pernikahan di depan mata terpaksa dibatalkan. Ia tak sanggup menanggung malu di hadapan penghulu dan tamu undangan, setelah mengetahui Sophia kabur menjelang acara ijab kabul. Ia merasa Tuhan mempermainkannya. Iman dan keyakinannya goncang.

Mada kemudian memutuskan pergi sejauh mungkin dari rumahnya. Ia berkelana ke negeri orang tanpa ada tujuan jelas. Sejak saat itu pula, ia berhenti menjalankan salat. Bahkan, ketika mendengar ayahnya meninggal dunia di tanah suci Mekkah saat menunaikan ibadah haji, ia menolak ajakan sang kakak untuk melakukan salat ghaib.

Sebagai Muslim yang taat, Mada berubah 180 derajat. Ia berusaha melupakan masa lalunya dengan bersenang-senang di Thailand. Ia mabuk-mabukan. Bahkan ia tak takut mati ketika seorang preman pasar dengan pisau di tangannya menantangnya duel supaya mendapatkan dompetnya kembali.

Ia memenangkan duel dengan mematahkan leher lawannya. Keesokan harinya, ia jadi buronan kawanan preman dan pihak kepolisian. Hidupnya diliputi kecemasan. Atas saran seseorang ia lantas melarikan diri ke Vietnam dengan membawa dengan luka di perutnya akibat sayatan pisau sang preman.

Lepas dari kejaran tak membuatnya merasa tenang. Ia dihantui mimpi buruk setiap memejamkan mata: ia jatuh dari atas balon udara yang robek karena ujung kubah.

 

sumber: TribunNews.com

DPR: Ongkos Haji 2015 Turun Signifikan karena Desakan Kami

Jakarta– Pernyataan Presiden Jokowi saat mengumumkan penurunan biaya perjalanan ibadah haji (BPIH) 2015 yang seolah-olah menyatakan penurunan BPIH 2015 hanya kerja sepihak Kementerian Agama dinilai DPR kurang tepat.

“Faktanya, Komisi VIII DPR memiliki bukti bahwa besaran penurunan yang diusulkan oleh pemerintah hanya US$ 26 dolar. Berkat kerja keras DPR yang menyisir seluruh komponen BPIH, akhirnya diperoleh efisiensi yang cukup besar hingga US$ 502 dolar,” kata Ketua Komisi VIII Saleh Partaonan Daulay .

Sejatinya, dijelaskan Saleh, DPR tidak begitu mempermasalahkan jika pemerintah mengklaim penurunan itu berkat kerja pemerintah semata. Apalagi, orientasi DPR dalam menurunkan BPIH bukanlah untuk mencari nama. Melainkan ingin memperbaiki tata kelola penyelenggaraan haji Indonesia, yang dapat dimulai dengan penurunan BPIH dan pengawasan terhadap kualitas pelayanan.

Namun, Saleh khawatir, klaim sepihak dari pemerintah ini akan menimbulkan persepsi di masyarakat bahwa DPR khususnya Komisi VIII tidak memikirkan rakyat. Karena itu ia kembali menegaskan penurunan BPIH yang sangat signifikan itu adalah atas kerja keras DPR. Bahkan bisa dikatakan, tanpa campur tangan dan desakan dari DPR, penurunan BPIH itu hanya US$ 26 dolar.

“Mungkin ketika menghadap presiden, Menag hanya menceritakan soal penurunan dan efisiensi yang dilakukan oleh Kemenag. Bisa saja beliau lupa menyebut bahwa pembahasan BPIH itu dilakukan bersama-sama DPR,” tambah politisi dari Fraksi PAN ini.

Meski demikian Saleh juga mengapresiasi penandatanganan Perpres No. 64 Tahun 2015, walau sedikit terlambat dari waktu yang dijanjikan Menteri Agama. Dengan adanya keputusan resmi dari pemerintah tersebut, seluruh jemaah haji dapat segera melunasi sisa pembayaran BPIH-nya. (Yus)

Kisah Pendamba Cinta Ilahi, Haji Berjalan Kaki 5700 Km

JAKARTA– Senad Hadzic, seorang Muslim Bosnia, adalah pejalan spiritual (salik) paling tangguh zaman ini. Ia berhasil membuktikan pada dunia akan besar dan kuatnya dorongan cinta Ilahi di dalam dirinya yang tertanam sejak kecil. Cinta Ilahi, cinta kepada Allah, telah melembutkan sekaligus menguatkan hatinya; hatinya yang lembut, melelehkan air mata di setiap doa-doa malamnya dan di setiap melihat penderitaan yang dialami orang lain.

Hatinya yang kuat, mendorong untuk mewujudkan tekad yang paling nekad sekaligus unik bagi manusia modern, yaitu naik haji dengan jalan kali sepanjang 5700 km. Di hadapan kekuatan cinta, segala yang terkesan mustahil menjadi nyata dan segala yang diasumsikan tidak masuk akal (irasional) menjadi sesuatu yang tak terbantahkan keberadaannya oleh akal. Dengan dorongan cinta, mitos menjadi realitas, impian jadi kenyataan.

Apa yang dilakukan Senad Hadzic cukup mencengangkan sekaligus menakjubkan di zaman yang cenderung memanjakan umat manusia ini dengan adanya sarana transportasi darat, laut dan udara. Ia berjalan kaki selama 8,5 bulan sejauh 5700 km, melewati 7 negara, yaitu Bosnia (negaranya sendiri), Serbia, Bulgaria, Turki, Suriah, Jordan, dan Arab Saudi. Ia berjalan dalam suhu ekstrim dingin 37 derajat celcius pada saat berjalan melintasi negara Bulgaria dan suhu ekstrim panas 50 derajat celcius pada saat melintasi Yordania, melintasi dua benua (Asia dan Eropa), dua gurun pasir dan tiga lautan.

Sang salik pendamba cinta Ilahi, memang tak mudah mengejar dan meraih apa yang diobsesikan oleh mimpi-mimpi suci yang mengusik dalam lelap tidurnya. Obsesi spiritual itu bermula berada di alam sadarnya, lalu memasuki ke alam bawah sadar, merambat dan merembes ke dalam dunia mimpinya. Mimpi naik haji dengan berjalan kaki. Mimpi itu baginya adalah panggilan cinta suci Ilahi yang harus ditunaikan tanpa boleh diundur sedikitpun.

Mimpi suci yang datang bertubi-tubi mengusik tidurnya itu ia diceritakan pada sang istri tercinta, bukan untuk mengeluh tetapi ingin meminta restu demi mewujudkannya. Sebab, istri dan keluarga tercintalah pihak yang akan menanggung derita ditinggalkan Senad sebagai suami sekaligus sebagai ayah bagi anak-anaknya. Mimpi itu jika direalisasikan akan menggalaukan pikiran, menegangkan urat saraf, mengencangkan detak jantung siapapun yang mendengarnya—apalagi bagi istri dan anak-anaknya.

Setelah tahu niat dan komitmen suami dan bapak bagi anak-anaknya begitu kuat, mereka akhirnya mengikhlaskan kepergiannya untuk naik haji dengan berjalan kaki. Yang menjadikan sang istri berat hati melepaskan suaminya, lantaran ia tahu persis sang suami tidak membawa perbekalan yang cukup. Yang dibawa hanya pakaian, al-Qur`an, Bibel, bendera 7 negara yang akan dilalui, peta dan tak ada uang.

Rupanya, cinta Senad kepada Tuhan mengalahkan cintanya kepada siapa pun dan apa pun. Bahkan ia juga tidak memperdulikan dirinya sendiri. Tangisan permohonan sang istri agar rencananya diurungkan tak melumerkan niatnya yang sudah membaja.

Cinta Ilahi itu sangat kuat menyihir dan menyeretnya sangat jauh. Ia pun sudah melupakan segalanya, yang diingat dan didambanya hanyalah Sang Kekasih Abadi, Allah. Dia tahu bahwa mendekatkan diri dengan beribadah dan meluapkan rasa cinta kepada Allah bisa diekspresikan di mana saja dan kapan saja.

Namun, ia juga tahu bahwa simbol terpuncak dari pendekatan diri kepada-Nya adalah melalui ibadah haji yang tidak bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. Ibadah haji hanya dapat dilakukan di Baitul Haram (Rumah Suci) yang ada di Makkah.

Baitul Haram bak sumber cahaya yang sedang didekatinya dengan penuh pengorbanan, ketuluan hati, kesabaran, dan cinta. Senad seakan meyakini bahwa semakin dekat dengan sumber cahaya, maka ia akan mendapatkan intensitas cahaya yang maksimal. Cintanya kepada Allah akan diluapkan dengan mesra dan sensasional di tempat yang diridhai-Nya, yakni Baitul Haram.

Sepanjang perjalanan, Allah memudahkan segala urusannya dan memenuhi kebutuhannya. Ia berjalan dalam kesunyian, tak ada tempat mencurahkan keluh-kesah atas apa saja yang dialaminya selama dalam perjalanan. Hanya Allah satu-satunya tempat untuk memohon dan mengadu atas berbagai kendala, aral dan rintangan yang dihadapinya.

Doa adalah salah satu cara Senad mengkomunikasikan apa yang diinginkannya, menyingkirkan krikil-krikil kendala, dan memuluskan langkahnya. Doa-doanya ternyata selalu didengar, direspon, disambut dan dipenuhi oleh-Nya; saat butuh makan-minum dan tempat istirahat, ada saja orang baik hati yang mengajaknya mampir dengan menyuguhkan makan-minum dan menawarinya untuk beristirahat di rumahnya; saat berhadapan dengan fenomena alam yang kurang bersahabat seperti turun hujan, ia berdoa sejenak dan hujan pun tidak begitu lama berhenti; saat berjalan di Suriah, negara yang sedang didera perang saudara, ia sempat berhadapan dengan perampok yang ingin menjambret barang-barang yang dibawanya.

Tetapi dengan doa dan kemantapan hati, para perampok itu dengan sendirinya menjauh dan berlari dari Senad; bahkan doanya untuk orang-orang yang tertimpa kemalangan seperti sakit parah menahun yang dijumpainya di perjalanan pun didengar dan dikabulkan oleh-Nya. Setelah Senad mendoakan seraya menangis bercucuran air mata memohon kepada-Nya, tidak lama kemudian orang yang didoakan itu diberi kesembuhan.

Inilah bukti kebenaran ucapan Nabi, bahwa Salah satu doa yang dikabulkan oleh Allah adalah doa orang yang sedang dalam perjalanan (musafir)—selain orang sakit dan orang yang dizhalimi.

Beberapa negara dilalui Senad dengan mudah. Ia mendapatkan visa tanpa kesulitan berarti. Bahkan Bulgaria yang mayoritas penduduknya beragama Kristen dan Turki yang sekular pun mempermudah pengurusan visanya. Tetapi yang mengherankan, ia justru mendapatkan kendala dan ‘dipersulit’ pengurusan visa oleh pihak negara Arab Saudi yang mengklaim sebagai negara Islam. Selama hampir 3 bulan, Senad berada di perbatasan Arab Saudi, dan dengan sabar menantikan visa yang dijanjikan akan segera didapatkan. Ia hidup di dalam tenda yang dirakitnya sendiri di tengah-tengah padang pasir yang tandus.

Cobaan demi cobaan ia hadapi dengan kesabaran penuh; panas matahari yang membakar di siang hari, dinginnya angin malam yang menusuk pori-pori, terpaan debu dan pasir kotor yang terus menghujani, lapar dan haus yang tak tertahankan.

Dari hari ke hari tubuhnya semakin kurus dan matanya mencekung. Ia sempat berpikir, bahwa sikap pemerintah Arab Saudi terhadap dirinya tidak mencerminkan ajaran Islam yang benar seperti diajarkan al-Qur`an dan Nabi Muhammad Saw. Namun, Allah tidak pernah membiarkan hamba-hamba-Nya yang dikasihi terjerembab dalam kesia-siaan.

Dengan kuasa-Nya yang tak terbatas, pemerintah Arab Saudi akhirnya memberikan visa masuk kepada Senad. Ia pun khusyuk bersimpuh di Baitul Haram dan Makam Nabi. Ia sangat menikmati kebersamaan dengan Sang Kekasih, Allah Swt.[]

Judul Buku: Senad Hadzic Naik Haji Jalan Kaki 5700 Km dari Bosnia
Penulis: Mujahidin Nur
Penyunting: Syafawi Ahmad
Penerbit: Jakarta, Zahira
Ukuran: 17 x 22 cm
Tebal: 1-186 halaman
Cetakan: 1 September 2013
Harga: 65, 000
ISBN: 978-602-1258-36-1
Peresensi: Mukti Ali el-Qum, peneliti Rumah Kitab dan Mahasiswa Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

 

sumber: NU.or.id

Mulai 2015, Rute Penerbangan Haji Dipersingkat

JAKARTA– Mulai 2015, Pemerintah menurunkan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) dari US$ 3.219 menjadi US$ 2.717 atau turun sekitar Rp 6,5 juta. Penurunan ini karena pemerintah berhasil melakukan efisiensi biaya dari beberapa sisi tanpa mengurangi kualitas pelayanan bagi jamaah haji.

Salah satu bagian yang ongkosnya bisa dihemat adalah penerbangan. Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin mengemukakan, mulai tahun ini ada perubahan rute penerbangan.

Jamaah haji gelombang pertama akan diterbangkan dari Tanah Air langsung menuju Madinah dan pulang melalui Jeddah. Sedangkan jamaah haji gelombang kedua akan diterbangkan dari Tanah Air menuju Jeddah dan pulang melalui Madinah.

“Beberapa keuntungan yang diperoleh dari perubahan sistem itu. Pertama, stamina jamaah haji bisa lebih terjaga. Sebab, perjalanan darat kurang lebih selama 6-8 jam dari Jeddah ke Madinah dan sebaliknya dapat dihilangkan. Kedua, terjadi penghematan biaya perjalanan haji dan akomodasi transito di Jeddah,” ujar Lukman seperti dikutip dari setkab.go.id, Kamis (28/5/2015).

Tak hanya menurunkan ongkos haji, Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin juga menyampaikan, telah menerbitkan Peraturan Menteri Agama (PMA) yang antara lain mengatur, orang yang sudah berhaji dan ingin mendaftar lagi, baru bisa berhaji paling cepat 10 tahun kemudian.

Peraturan tersebut mulai berlaku tahun ini. Lukman mengungkapkan, kebijakan itu dibuat untuk mempriotitaskan warga yang belum berhaji. Tapi tidak menutup pintu sama sekali bagi yang sudah berhaji.

Menteri Agama Lukman menjelaskan, masa tunggu jamaah haji semakin panjang karena animo masyarakat yang semakin besar tidak sebanding dengan kuota haji Indonesia. Karena itu, Kemenag mengambil kebijakan ini agar haji betul-betul diprioritaskan bagi yang belum pernah berhaji sama sekali. “Itu salah satu cara kita memperpendek antrian,” tandas Lukman. (Sun/Mut)

 

sumber: Liputan6.com