Banjir Mualaf di Manado

Banjir Mualaf di Manado

Noah. Ini bukan nama grup musik yang terkenal itu. Ia nama bocah di Manado yang bikih heboh beberapa waktu lalu. Ia beragama Kristen seperti keluarganya. Karena tinggal tak jauh dari masjid ia sering datang ke masjid untuk bermain bersama teman-temannya. Lama-lama tak hanya main, ia juga ikut salat saat kawan-kawannya salat.

Tak ingin salah paham denga orangtua, pengurus masjid memanggil ayahnya. “Kami khawatir dituduh mengajak Noah salat,” kata Rio Effendi Turipno saat ditemui di Trawas Jatim Desember lalu. Rio adalah salah satu pengurus masjid itu.

Kemauan Noah ternyata tak bisa dicegah. Meski sudah dilarang ayahnya, ia tetap datang ke masjid dan ikut salat. Akhirnya ayahnya ‘menyerah’. “Ayahnya bilang, ‘sudahlah Ustadz, biar saja jika Noah masuk Islam,” kata Rio. ‘Bocil’ ini kemudian mengucapkan ikrar syahadat sebagai tanda masuk Islam, didampingi ayahnya. “Sejak peristiwa Noah kami seperti kebanjiran mualaf,” kata Rio.

Menurut catatan Yayasan Pembinaan Mualaf At Tauhid (YPM At Tauhid) Perwakilan Manado, sudah ada 600 mualaf. “Sehari kami mensyahadatkan 3-4 orang,” ujar Rio yang juga menjadi Ketua YPM At Tauhid Manando.

Manado dikenal sebagai kota dengan seribu gereja, karena memang rumah ibadah kaum Kristen ini bertebaran di mana-mana dan megah-megah. Di kota yang menjadi ibu kota Provinsi Sulawesi Utara ini agama Kristen adalah mayoritas. Hampir 70%, sedang Islam sekitar 30%. Jumlah penduduk Manado sendiri hampir 500 ribu berdasarkan catatan tahun 2023.

Mengapa warga Manado banyak yang masuk Islam? Nah, jawabannya bisa ditemukan di sini

HIDAYATULLAH