Perjalanan religius seseorang tidak pernah ada yang tahu. Seperti yang dialami mantan bassist Band Vierra yang sekarang berganti nama menjadi Vierratale, Deryansha Azhary. Ternyata Dery pernah gabung dengan kelompok teroris dan akan berangkat ke Suriah sebelum akhirnya tobat dan hijrah.
Hal itu ia ceritakan dalam kanal Youtube Adit Octo via laman VIVA dikutip Rabu (18/1/2022). Deryansha Azhary menjadi bassist band Vierra yang kini bernama Vierratale pada tahun 2008 – 2010. Dia menghadapi jalan yang sangat berliku ketika memutuskan untuk berhijrah.
“Dari Vierra dulu gue ngeliat duit yang masuk, cuma gue pikir gak ada keberkahan kali ya. Mikirnya gitu. Waktu itu pas di Vierra mau ke penyiaran, gue mau berbenah diri dulu deh,” cerita Dery.
Setelah memutuskan keluar dari Vierra, Dery masih menjalani profesi di dunia entertainment, mulai dari jadi penyiar radio hingga presenter di beberapa acara TV. Saat itu dia menganggap, menjadi penyiar radio tidak terlalu mengundang banyak maksiat dibandingkan nge-band.
Dery pun memutuskan untuk bertaubat. Sayangnya, hijrahnya justru melenceng karena bertemu dengan orang-orang yang salah. Dia bahkan sempat melanglang buana sampai ke Malaysia hingga hampir ke Suriah. Beruntung dia menyadari banyak kejanggalan.
Setelah kembali ke Indonesia, Dery malah terjerat dalam jaringan kelompok ISIS. Hal ini berawal dari Dery yang melihat postingan yang mencela Arab Saudi. Berniat membela, tanpa disadari dia malah terdoktrin dan gabung menjadi anggota ISIS.
“Gue dicuci otaknya. Akhirnya dicuci otak, klimaksnya adalah dengan gaya andalan dia. Yaitu, barang siapa yang tidak ingin berhukum dengan hukum Allah adalah taubat. Kena tuh gue di situ tuh,” ungkapnya.
“Kajiannya normal. Tapi pemahamannya beda. Akhirnya di situ dicekokin video Aman Abdurrahman, yang jadi dalang bom Thamrin. Sekarang, dia masih dipenjara,” sambungnya.
Singkat cerita, Dery bergabung selama satu tahun di ISIS. Hingga menyadari dia telah menyakiti sang ibu berulang kali, yang pernah mempertanyakan hingga menegur aliran apa yang diikuti sang putra.
“Temen-temen jangan tertipu dengan ideologi kesesatan ISIS. Temen-temen silakan diambil ibrahnya aja. Gue juga sering buka kok tentang kebusukan-kebusukan mereka segala macem,” kata dia.
“Mereka itu waktu di ideologi sana mereka juga mengharamkan musik, mereka meratakan kuburan-kuburan yang tinggi. Mereka juga menaikkan celana, wajib berjenggot. Bahkan kekencengannya adalah dia bilang katanya bahwa sepakat perempuan harus ketutup niqab. Sementara itu bagian dari sunnah,” lanjut dia.
Setelah memutuskan keluar dari ISIS dan mendapatkan hidayah sunnah, cobaan Dery belum berakhir. Dia tidak memiliki pendapatan karena tabungannya sudah habis untuk melanglang buana ke negara lain. Semua aset terjual bahkan dalam saldonya hanya tersisa Rp8000.
“Gue usaha bangkrut beberapa kali. Pertama kali sate taichan, ada 5-6 cabang. Itu bangkrut, udah abis gak karuan. Akhirnya dari situ gue coba martabak. Itu juga rugi ratusan juta. Utang ama orang ratusan juta. Berantakan. Parah, hampir mau balik lagi ke kemaksiatan. Akhirnya duduk aja di majelis ilmu, karena itu yang nge-charge lagi kan,” tuturnya.
“Gue belajar beli buku. Gue dulu bisnisnya beramal tanpa ilmu. Jalan aja. Ternyata dengan gua lama di band, di radio segala macem, bermodalkan personal branding itu bisa sukses. Nyatanya ancur, karena ternyata gak ada jaminan. Berapa banyak kue-kue artis yang juga tumbang. Padahal nama artis kan luar biasa. Ternyata ilmu itu sendiri yang bisa membangkitkan dengan ikhtiar,” papar Dery.
Untungnya, masa-masa sulit itu telah berlalu. Kini, Deryansha dikenal sebagai Founder and Chief Executive Officer Kasisolusi. Yaitu aplikasi marketplace pertama di Indonesia yang mempertemukan UMKM Muslim dengan jasa creative freelancer (content creator). Tidak hanya itu, Dery juga aktif di beberapa lini bisnis lain.