Berapa kali Nabi Muhammad SAW berhaji dalam hidupnya? Diriwayatkan dari Abu Ishaq, ia berkata, Aku pernah bertanya kepada Zaid bin Arqam, “Berapa kali kamu berperang menyertai Rasulullah SAW?” Dia menjawab, “Tujuh belas kali.” Kata Abu Ishaq, “Kemudian Zaid bin Arqam bercerita kepadaku bahwa Rasulullah SAW pernah berperang sembilan belas kali, dan beliau berhaji sekali setelah beliau berhijrah, yaitu haji wada’.” (Muslim bab Haji Nabi SAW).
Sementara itu Jabir bin Abdullah ra. meriwayatkan, “Sesungguhnya Rasulullah SAW telah tinggal di Madinah selama sembilan tahun namun beliau belum berhaji. Kemudian pada tahun kesepuluh beliau mengumumkan bahwa beliau akan berhaji, sehingga banyak orang yang hadir ke Madinah yang kesemuanya ingin turut serta bersama Rasulullah SAW dan melakukan amal ibadah seperti beliau.” (Muslim bab haji Nabi SAW)
Inilah haji Wada’ atau haji perpisahan. Beliau melakukannya di akhir hayatnya seolah-olah menjadi isyarat bahwa tugas beliau menemani dan membimbing umat akan segera selesai. Rasul yang penuh kasih akan segera bertemu Sang Kekasih. Dengan diikuti kurang lebih 90.000 orang, Rasulullah SAW berangkat dari Madinah pada lima atau empat hari terakhir dari bulan Dzulqa’dah.
Haji Wada’ merupakan kesempatan yang penting bagi Rasulullah SAW untuk mengajarkan manasik haji kepada umatnya. Kaum muslimin telah belajar tata cara shalat, puasa, zakat dan segala hal yang berkaitan dengan ibadah, hak dan kewajiban. Kini saatnya bagi beliau untuk menjelaskan kepada mereka tata cara pelaksanaan ibadah haji. Mulai dari apa itu haji tamattu, qiran dan ifrad. Menjelaskan mana yang rukun, wajib dan sunah haji. Mana larangan dan apa saja hukumannya.
Penjelasan tentang hal ini bisa kita lihat dalam hadits yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah RA yang terdapat dalam Shahih Muslim.
Haji Wada’ memiliki nilai yang agung berkaitan dengan dakwah Islam dan nilai-nilai hidup bagi seorang muslim. Hal ini bisa kita simak dalam khutbah yang beliau sampaikan ketika wukuf di Arafah.
Di antara nilai-nilai penting tersebut adalah: Pertama, Terjaganya darah, nyawa, harta dan kehormatan manusia. Kedua, Dihapusnya segala macam bentuk riba dan tingkah laku jahiliyah.
Ketiga, Peringatan agar waspada terhadap bujuk rayu setan. Keempat, Perintah berbuat baik kepada wanita. Kelima, Perintah berpegang kepada Al-Qurían dan Sunnah. Keenam, Hubungan penguasa dan rakyat. Keagungan yang lain dari haji Wada’ ini adalah dengan turunnya ayat 3 Surat Al-Maidah,
“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” Ayat yang menjelaskan tentang paripurnanya risalah Islam.
Oleh UstazH Bobby Herwibowo, Lc