Allah Swt Berfirman :
وَقَالَ رَبِّ أَوۡزِعۡنِيٓ أَنۡ أَشۡكُرَ نِعۡمَتَكَ ٱلَّتِيٓ أَنۡعَمۡتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَٰلِدَيَّ وَأَنۡ أَعۡمَلَ صَٰلِحٗا تَرۡضَىٰهُ
“Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku mengerjakan kebajikan yang Engkau ridhai.” (QS.An-Naml:19)
Tanda syukur seseorang atas nikmat-nikmat yang Allah berikan kepadanya adalah dengan selalu mengucap kalimat syukur dengan lisan dan juga menampilkan rasa syukurnya dengan perbuatan.
Pentingnya untuk selalu istiqomah dalam syukur dengan lisan tergambar dalam ayat di atas :
رَبِّ أَوۡزِعۡنِيٓ أَنۡ أَشۡكُرَ نِعۡمَتَكَ ٱلَّتِيٓ أَنۡعَمۡتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَٰلِدَيَّ
“Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku.”
Sementara syukur dengan perbuatan juga digambarkan dalam penggalan ayat selanjutnya.
وَأَنۡ أَعۡمَلَ صَٰلِحٗا تَرۡضَىٰهُ
“Dan agar aku mengerjakan kebajikan yang Engkau ridhai.”
Maka bersyukur dengan lisan adalah awal yang sangat penting sebagai kesadaran dalam diri kita bahwa semua ini pemberiam Allah Swt. Sedangkan syukur dengan perbuatan adalah pembuktian kita bahwa kita benar-benar berterima kasih atas kebaikan yang Allah berikan. Dan semua kenikmatan itu akan kita jaga dan tidak kita gunakan untuk sesuatu yang memancing kemurkaan Sang Pemberi Nikmat.
Ayat ini juga memberi pelajaran bahwa setiap saat kita diminta untuk selalu memohon kepada Allah agar membimbing kita untuk bersyukur. Karena kita tidak mampu bersyukur bila tidak ada bimbingan dari-Nya.
Semoga bermanfaat…