Masing-masing sahabat radhiyallahu ‘anhum memiliki keistimewaan tersendiri. Keistimewaan tersebut selain dari apa yang Allah ‘Azza wajalla sebutkan tentang para sahabat radhiyallahu ‘anhum secara umum di dalam firman-Nya,
وَالسّٰبِقُوْنَ الْاَوَّلُوْنَ مِنَ الْمُهٰجِرِيْنَ وَالْاَنْصَارِ وَالَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُمْ بِاِحْسَانٍۙ رَّضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُ وَاَعَدَّ لَهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ تَحْتَهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَآ اَبَدًا ۗذٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung.” (QS. At-Taubah: 100)
Keridaan Allah kepada para sahabat bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan nikmat surga yang kelak akan didapatkan. Sebagaimana disebutkan oleh Syekh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’diy rahimahullahu dalam Tafsir beliau, “Keridaan Allah itu lebih besar dibandingkan nikmat surga.” (Tafsir As-Sa’diy, hal. 349)
Termasuk di antaranya adalah sahabat Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu. Siapa di antara kita yang tidak kenal dengan beliau radhiyallahu ‘anhu? Mari kita ulas biografi ringkas beliau sebagai berikut.
Nama dan nasab beliau
Beliau bernama Utsman bin Affan bin Abul Ash bin Umayyah bin Abdu Syams bin Abdu Manaf bin Qushai bin Kilab [1]. Dulunya, kunyah beliau sebelum masuk Islam adalah Abu Amr dan berubah ketika memiliki seorang putra dari Ruqayyah putri Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama menjadi Abu Abdillah [2]. Beliau lahir di Makkah, 5 tahun setelah peristiwa penyerangan kota Makkah oleh tentara bergajah. Secara umur, beliau lebih muda 5 tahun dibandingkan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama. Beliau seorang yang tidak terlalu tinggi dan tidak pendek, dadanya bidang, lebat rambutnya, rupawan, kakinya kuat, betisnya tinggi, rambutnya sedikit keriting, dan sebagainya.
Keislaman Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu
Usia beliau mencapai 34 tahun ketika Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu mengajaknya untuk memeluk agama Islam. Tanpa ada pertentangan sedikit pun, beliau dengan teguh menerima Islam sebagai agamanya. Abu Ishaq rahimahullahu mengatakan, “Orang yang pertama masuk Islam setelah Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu adalah Ali, Zaid bin Haritsah, dan Utsman radhiyallahu ‘anhum.” (As-Sirah An-Nabawiyah, 1: 287-289)
Dengan demikian, beliau adalah orang keempat yang masuk Islam dari kalangan laki-laki. Peristiwa masuk Islamnya beliau terjadi setelah kepulangan beliau dari negeri Syam. Beliau ditawarkan tentang Islam, dibacakan Al-Qur’an, dikabarkan tentang hak-hak Islam, kemuliaan agama Islam, dan sebagainya. Disebutkan dalam sebuah riwayat, bahwa Utsman radhiyallahu ‘anhu mengatakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama,
“Wahai Rasulullah, sepulang kami dari negeri Syam, ketika sampai di antara Ma’an dan Zarqa dan kami tertidur, kami mendengar seruan, ‘Wahai orang-orang yang tengah tidur, segeralah! Karena Ahmad telah sampai di kota Makkah.‘ Dan benar saja, di sini kami mendengar tentangmu.” (At-Thabaqat, 3: 55)
Karunia mempersunting putri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallama
Di antara hal yang membahagiakan bagi Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu adalah perkenan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallama untuk menikahkan putrinya yang bernama Ruqayyah dengan Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu. Bahkan, dikatakan dalam sebuah syair, “Pasangan terbaik yang pernah disaksikan oleh manusia adalah Ruqayyah dan suaminya, yaitu Utsman –radhiyallahu ‘anhuma-.” (Ansab Al-Asyraf, hal. 89)
Kedekatan beliau dengan Al-Qur’an
Model pendidikan yang beliau dan para sahabatnya serap dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama adalah pembelajaran Al-Qur’an. Dengannyalah hidup mereka diarahkan dan diberikan tujuan. Ayat-ayat-Nyalah yang membimbing mereka menjalani kehidupan ini.
Terutama sahabat Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu yang banyak sekali temuan nasihat-nasihatnya tentang Al-Qur’an. Di antaranya yang disebutkan oleh Abu Abdurrahman As-Sulami, “Ketika belajar Al-Qur’an, mereka (para sahabat termasuk Utsman) tidak pernah melebihi 10 ayat untuk mereka pahami terlebih dahulu kandungan maknanya dan mereka amalkan. Mereka mengatakan, ‘Kami belajar Al-Qur’an, ilmu, dan amal sekaligus.’ Oleh karenanya, mereka butuh waktu untuk menghafal satu surat.” (Majmu’ Al-Fatawa, 13: 177)
Di antara perkataan beliau yang lain adalah, “Kalaulah hati ini benar-benar bersih, niscaya ia tidak akan pernah bosan membaca Al-Qur’an.” (Al-Bidayah wan Nihayah, 7: 225)
Dalam perkataan lain, beliau juga mengatakan, “Aku tidak menyukai satu hari terlewat tanpa mataku sempat melihat kitabullah.” (Al-Bidayah wan Nihayah, 7: 225)
Beliau radhiyallahu ‘anhu juga mengatakan, “Allah jadikan kecintaanku di dunia ini pada tiga hal, yaitu memberi makan orang yang kelaparan, memberikan pakaian orang yang telanjang, dan membaca Al-Qur’an.” (Irsyadul ‘Ibad lil Isti’dadi li Yaumil Ma’ad, hal. 88)
Dalam nasihat lain, beliau mengatakan, “Ada 10 hal yang sia-sia: 1) Alim yang tidak menyebarkan ilmu; 2) Ilmu yang tidak diamalkan; 3) Pendapat yang benar, tetapi tidak diambil; 4) Senjata yang tidak pernah dihunuskan untuk jihad; 5) Masjid yang tidak dimakmurkan; 6) Mushaf yang tidak pernah dibaca; 7) Harta yang tidak pernah disedekahkan; 8) Kendaraan yang didiamkan; 9) Pengetahuan tentang kezuhudan pada diri orang yang terobsesi dunia saja; dan 10) Dan umur panjang yang tidak memberikan bekal kebaikan untuk pemiliknya.” (Irsyadul Ibad lil Isti’dadi li Yaumil Ma’ad, hal. 90)
Tahun meninggalnya Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu
Tidak ada perbedaan pendapat di kalangan ahli sejarah tentang tahun meninggalnya Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu. Yaitu, pada tahun 35 hijriah, kecuali sebagian yang meriwayatkan pada tahun 36 hijriah. Dan pendapat kedua dinilai syadz oleh para ulama. Beliau syahid dibunuh pada hari Jumat (pendapat mayoritas ulama) oleh orang-orang khawarij.
***
Penulis: Muhammad Nur Faqih, S.Ag
© 2023 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/90134-biografi-utsman-bin-affan-radhiyallahu-anhu.html