Di antara tempat yang sangat diperhatikan oleh Rasulullah Saw adalah masjid. Tidak hanya dari segi kemakmuran dan keramaian jemaah yang melaksanakan shalat berjamaah setiap waktu, namun juga beliau sangat memperhatikan mengenai kebersihan dan keindahan masjid. Artikel ini akan membahas cara Rasulullah menjaga kebersihan masjid.
Dalam kitab Muhammad Al-Insan Al-Kamil, Sayid Muhammad bin Alwi Al-Maliki menuturkan mengenai perhatian Rasulullah Saw terhadap kebersihan dan keindahan masjid ini. Di antaranya adalah dengan mengangkat seseorang yang bertugas untuk mengurusi kebersihan masjid. Di Indonesia biasanya lebih dikenal dengan istilah marbot.
Untuk menjaga kebersihan masjid, Rasulullah Saw sangat senang bila ada sahabat yang bersedia untuk menjaga kebersihan masjid, bahkan ada sebagian sahabat yang diperintah langsung oleh beliau untuk menjaga dan mengurusi kebersihan masjid.
Ini bisa kita saksikan di dalam hadis Imam Al-Bukhari dari Abu Hurairah, dia berkisah;
أن رجلا أسود أو امرأة سوداء كان يقم المسجد فمات فسأل النبي صلى الله عليه وسلم عنه فقالوا مات قال أفلا كنتم آذنتموني به دلوني على قبره أو قال قبرها فأتى قبرها فصلى عليها
Sesungguhnya orang laki-laki hitam atau perempuan hitam sehari-hari mengurusi masjid kemudian dia meninggal. Suatu ketika Nabi Saw bertanya tentang orang tersebut. Para sahabat menjawab; Dia meninggal. Nabi Saw berkata; Kenapa kalian tidak memberitahu aku mengenai kematiannya? Tunjukkan kepadaku kuburannya. Kemudian Nabi Saw mendatangi kuburannya dan shalat di dekat kuburannya.
Selain itu, beliau juga memerintahkan seseorang untuk membakar kemenyan di sekitar masjid agar masjid menjadi wangi. Di antara sahabat yang pernah diberi tugas oleh Rasulullah Saw untuk membakar kemenyan adalah sahabat yang bernama Nu’aim. Kemudian dia mendapat julukan Al-Mujmir, tukang bakar kemenyan.
Sayid Muhammad Al-Maliki dalam kitab Muhammad Al-Insan Al-Kamil berkata sebagai berikut;
وكان هناك رجل مخصوص يتولى تبخير المسجد وهو نعيم المجمر وسمي بالمجمر نسبة الى هذه الوظيفة
Di sana ada sahabat khusus yang bertugas membakar kemenyan masjid, yaitu Nu’aim Al-Mujmir. Dia dijuluki dengan Al-Mujmir karena sesuai dengan tugas yang diemban tersebut.
Untuk menjaga kebersihan masjid, Rasulullah Saw juga memerintahkan kepada para sahabat agar tidak membuang kotoran di masjid, seperti dahak dan lainnya. Bahkan beliau sendiri pernah membersihkan masjid dari kotoran dahak.
Ini sebagaimana hadis riwayat Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim dari Anas, dia berkata;
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى بُصَاقًا فِي الْمَسْجِدِ فَحَكَّهُ بِيَدِهِ
Nabi Saw melihat ludah di masjid. Lalu beliau membersihkannya dengan tangannya.
Demikian cara Rasulullah Saw dalam menjaga kebersihan masjid. Selain memerintahkan sahabat yang khusus menjaga kebersihan masjid, juga beliau membersihkan masjid sendiri bila terlihat ada kotoran di dalam masjid.