Bulan Ramadhan yang kini kita berada di dalamnya juga dikenal sebagai Syahrut Tarbiyah; Bulan Pendidikan. Mengapa? Karena pada bulan Ramadhan Allah Subhanahu wa Ta’ala mendidik umat Islam secara langsung dengan puasa.
Pada bulan Ramadhan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melakukan tadarrus Al-Qur’an bersama Malaikat Jibril. Aktifitas para shahabat dalam menuntut ilmu juga mengalami peningkatan.
Ramadhan memang bulan yang sangat kondusif dan mendukung aktifitas umat Islam untuk mengkaji ilmu agama, sebab pada bulan ini syetan yang biasa menggoda manusia serta menghembuskan kemalasan kita dalam menuntut ilmu tengah dibelenggu oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
قَدْ جَاءَكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرٌ مُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ يُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَيُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ
Telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah, diwajibkan kepada kalian ibadah puasa, dibukakan pintu-pintu surga, ditutuplah pintu-pintu neraka, syetan-syetan dibelenggu, dan di dalamnya ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barang siapa yang tidak mendapatkan kebaikannya berarti ia telah benar-benar terhalang/terjauhkan (dari kebaikan). (HR. An Nasa’i, Ahmad, dan Baihaqi; hasan)
Ada banyak keutamaan thalabul ilmi (menuntut ilmu) khususnya ilmu-ilmu agama, terlebih di bulan Ramadhan yang merupakan syahrut tarbiyah ini. Di antaranya adalah:
Allah meninggikan derajat orang yang berilmu
Siapakah di antara kita yang tidak ingin memperoleh derajat yang tinggi di sisi Allah? Semua orang yang beriman tentu menginginkannya. Dan derajat yang tinggi itu bisa teraih dengan dua syarat; iman dan ilmu. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
…Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat… (QS. Al Mujadilah: 11)
Ibnu Hajar Al-Asqalani ketika menjelaskan ayat ini dalam Fathul Bari mengatakan: “Derajat yang tinggi memiliki dua konotasi, yaitu maknawiyah di dunia dengan memperoleh kedudukan yang tinggi dan reputasi yang bagus serta hissiyah di akhirat dengan kedudukan yang tinggi di surga.”
Ketinggian derajat orang yang berilmu digambarkan dalam sebuah hadits seperti keutamaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dibandingkan shahabat beliau yang paling rendah.
فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِى عَلَى أَدْنَاكُمْ
Keutamaan seorang yang berilmu dibandingkan ahli ibadah adalah bagaikan keutamaanku dibandingkan orang yang paling rendah diantara kalian. (HR. Tirmidzi; hasan)
Manfaatkan Ramadhan syahrut tarbiyah dengan banyak menuntut ilmu, niscaya Allah akan meninggikan derajat kita.
Ilmu adalah syarat generasi Rabbani
Hanya dengan bekal ilmu, khususnya ilmu tentang Al-Qur’an yang terus diperdalam dan juga diajarkan serta didakwahkan, seseorang menjadi orang yang rabbani dan sebuah generasi menjadi generasi yang rabbani.
كُونُوا رَبَّانِيِّينَ بِمَا كُنْتُمْ تُعَلِّمُونَ الْكِتَابَ وَبِمَا كُنْتُمْ تَدْرُسُونَ
Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya. (QS. Ali Imran: 79)
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa rabbani, menurut Ibnu Abbas, adalah orang yang bijaksana, alim, lagi penyantun. Sementara menurut Al-Hasan, rabbani ialah ahli ibadah dan ahli taqwa.
Kini banyak umat Islam yang merindukan serta mencita-citakan kemenangan Islam. Namun banyak yang lupa bahwa kemenangan itu hanya akan hadir tatkala generasi rabbani terpenuhi dalam jumlah yang banyak. Dan, inilah yang harus menjadi fokus umat Islam jika mereka memang bercita-cita meraih izzul Islam wal muslimin. Inilah yang juga harus menjadi prioritas kita khususnya di bulan Ramadhan ini, menjadi generasi rabbani dan menjadi bagian dari kemenangan Islam.
وَكَأَيِّنْ مِنْ نَبِيٍّ قَاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَمَا وَهَنُوا لِمَا أَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَمَا ضَعُفُوا وَمَا اسْتَكَانُوا وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ
Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang rabbani. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. (QS. Ali Imran: 146)
Ilmu adalah sumber kebaikan
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ
Barangsiapa yang dikehendaki Allah dengan kebaikan, Allah pasti memahamkan kepadanya urusan agama ini. (Muttafaq ‘alaih)
Dr. Musthofa Said Al-Khin bersama tiga ulama’ lain saat mengetengahkan hadits ini dalam Nuzhatul Muttaqin Syarh Riyadhus Shalihin mengomentari, “Keutamaan ilmu pengetahuan, sebab ilmu adalah sumber kebaikan dan merupakan simbol kemudahan dan ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
Memang demikianlah ilmu. Bagaimana seseorang bisa beramal dengan benar tanpa ilmu? Bagaimana pula seseorang akan mampu melahirkan perkataan yang tepat tanpa ilmu? Karenanya Imam Bukhari membuat satu bab khusus dalam kitab Shahih-nya: Al-Ilmu Qabla al-Qaul wa al-Amal. Karenanya pula Umar bin Abdul Aziz berkata:
مَنْ عَمِلَ عَلَي غَيْرِ عِلْمٍ كَانَ مَا يُفْسِدُ اَكْثَرَ مِمَّا يُصْلِحُ
Barangsiapa yang beramal tanpa didasari ilmu, maka unsur merusaknya lebih banyak dari pada maslahatnya.
Manfaatkan Ramadhan syahrut tarbiyah dengan banyak menuntut ilmu, semoga Allah akan memilih kita menjadi hamba-hamba yang Dia limpahkan banyak kebaikan.
Menuntut ilmu memudahkan masuk surga
Ilmu merupakan jalan menuju surga. Dengan ilmu seseorang bisa mengetahui mana yang haq dan mana yang bathil. Dengan ilmu, seseorang bisa memahami mana yang halal dan mana yang haram. Dengan ilmu, seseorang mengerti perintah dan larangan dari Rabb-nya. Dengan ilmu, seseorang memahami hak-hak Allah, bahkan rahasia-rahasia syariat-Nya. Maka, seseorang yang menuntut ilmu, Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memudahkannya menuju surga.
وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan jalannya ke surga. (HR. Muslim)
مَنْ خَرَجَ فِى طَلَبِ الْعِلْمِ فَهُوَ فِى سَبِيلِ اللَّهِ حَتَّى يَرْجِعَ
Barangsiapa keluar untuk mencari ilmu, maka ia termasuk di jalan Allah sampai ia kembali. (HR. Tirmidzi)
Demikianlah sebagian keutamaan menuntut ilmu. Di bulan Ramadhan yang pahala kebaikan dilipatgandakan, bahkan amal sunnah diberi pahala seperti amal wajib, tentu pahala yang didapat dari thalabul ilmi lebih besar dan keutamaannya lebih luar biasa lagi. Di samping itu, ia juga menjadi faktor penguat sehingga puasa kita menjadi puasa yang berkualitas.
Dalam menuntut ilmu di bulan Ramadhan ini, kita bisa memanfaatkan berbagai kajian yang ada. Di antaranya yang sudah biasa disediakan oleh takmir masjid di lingkungan kita. Misalnya ceramah tarawih dan kuliah Shubuh. Kita manfaatkan keduanya dengan sebaik-baiknya, kita perhatikan betul-betul setiap ilmu yang disampaikan oleh muballigh tersebut. Saat ini, terutama di masa pandemi, juga banyak kajian-kajian online.
Pada siklus pekanan kita juga mendapatkan ilmu dari khutbah Jum’at. Memang berat bagi sebagian orang untuk menahan kantuk pada saat itu. Mari kita kuatkan untuk tetap menyimak khutbah yang disampaikan sang khatib sebab di dalamnya ada banyak ilmu dan tidak sempurna Shalat Jum’at kita tanpa memperhatikan khutbah dengan baik. Juga ada kajian pekanan baik yang bersifat umum seperti Pengajian Ahad Pagi Ikadi maupun yang bersifat intensif dan berkelanjutan.
Di samping itu, bagi yang memiliki waktu luang, ada banyak taklim atau kajian Islam yang diselenggarakan oleh berbagai pesantren, yayasan pendidikan, organisasi dakwah, takmir masjid, dan lain-lain. Bahkan ada juga pesantren kilat baik bagi pelajar, mahasiswa, maupun umum. Di masa pandemi ini, sebagiannya bertransformasi menjadi pesantren virtual. Kita bisa memanfaatkan itu semua.
Satu hal yang barangkali lebih mudah dilakukan, apalagi yang memang tidak memiliki banyak waktu untuk pergi ke tempat-tempat taklim adalah dengan membaca buku. Khususnya buku-buku yang berisi ilmu Islam mulai tafsir, hadits, sirah nabawiyah dan sirah shahabat, hingga fiqih.
Semoga Ramadhan Syahrut Tarbiyah ini kita optimalkan sehingga bertambahlah ilmu kita, kian dekat dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Dia anugerahkan keutamaan-keutamaan tersebut kepada kita. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]
*Untuk Ceramah Ramadhan lainnya yang lebih lengkap, silakan baca Kultum Ramadhan 2021