Cinta Dunia Pangkal dari Segala Dosa

Manusia dihadapkan kepada dua pilihan selama hidup. Memilih kehidupan akhirat atau duniawi. Tak mudah untuk memilih salah satunya karena hal ini berhubungan dengan keimanan seseorang.

Ustaz Abu Ihsan Al Maidany dalam kajian Akibat Buruk Maksiat di Masjid Nurul Amal, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, belum lama ini, mengajak umat Islam agar mementingkan kehidupan akhirat ketimbang duniawi. Namun, bukan berarti sesuatu yang bersifat duniawi harus pula ditinggalkan. Ia harus melakukannya secara proporsional.

“Cinta dunia pangkal dari segala dosa,” ujar Ustaz Ihsan menyampaikan pendapat dari Ibnu Qoyyum.

Kecintaan kepada hal yang ber sifat duniawi agar tidak berlebihan. Sebab, dampak dari kecintaan yang berlebihan tersebut digambarkan lebih ganas daripada serigala. Artinya, ketika mereka ter buai oleh duniawi, potensi mela kukan maksiat semakin besar.

Kecintaan kepada duniawi yang berlebihan akan membuat ma nusia terseret ke dalam kemaksiatan. Ironisnya, mereka justru tak merasa bahwa yang dilakukan adalah sebuah kemak- siatan.

Ia mencontohkan seseorang yang meninggalkan ibadah shalat akan cenderung menunda shalat karena disibukkan oleh pekerjaan duniawi. Sehingga, pada akhirnya mereka tak melaksanakannya dan terus berulang-ulang. Kita kadang dipermainkan setan karena dunia itu. Satu demi satu per kara dosa dianggap biasa,ka ta Ustaz Ihsan.

Ustaz Ihsan mengungkapkan, banyak orang pada zaman ini yang meremehkan urusan akhirat. Mereka meyakini bahwa perto batan dapat dilakukannya ketika kesuksesan duniawi berhasil diraihnya. Namun, menurut Ustaz Ihsan, kenyataannya justru se baliknya, yaitu banyak di antara mereka yang sulit untuk berto- bat. Oleh karena itu, Ustaz Ihsan menegaskan, belum tentu mereka yang mencintai duniawi secara berlebihan dapat fokus terhadap urusan akhirat. Maka dari itu, tidak bisa disatukan dunia dan akhirat, kata Ustaz Ihsan.

Ia menuturkan, Allah SWT telah mengatakan, dalam firman- nya bahwa urusan akhirat lebih baik ketimbang duniawi. Sesuatu yang berkaitan dengan akhirat ia akan lebih kekal. Tetapi, untuk mencapai kesuksesan tersebut, tidak akan mudah karena selalu mendapatkan gangguan dari setan.

Makhluk ini, lanjut Ustaz Ihsan, tidak menginginkan manusia mendapatkan kesuksesan dunia dan akhirat. Oleh sebab itu, ia tak pernah berhenti untuk menggang gu manusia dengan berbagai godaan. Salah satu contohnya ada lah menggiring manusia untuk mencintai duniawi secara ber lebihan hingga lupa terhadap akhirat. Mau dapat dua-duanya sulit. Ada konsekuensinya. Kalau mau akhirat, harus rajin ibadah,tuturnya.

Kondisi seseorang yang memi lih fokus kepada kehidupan akhirat penuh dengan tantangan.

Dia menjelaskan, mereka akan tidak mudah mendapatkan peker jaan atau bisnis yang dijalankan tak berkembang. Situasi seperti itu banyak ditemui pada kehidupan masyarakat.

Ustaz Ihsan mengingatkan kepada seluruh Muslim khususnya mereka yang usianya sudah tua agar segera memfokuskan diri kepada urusan akhirat. Meninggalkan segala dosa adalah cara satu-satunya agar nantinya selamat.

Ustaz Ihsan mengungkapkan, ada banyak dampak negatif bagi mereka yang berbuat dosa antara lain ia akan terhalang untuk mendapatkan hidayah dari Allah.

Selain itu, mereka akan terhalang dari ilmu dan kebenaran. Orang berbuat maksiat semakin lama semakin keras hatinya. Sehingga, gakbisa membedakan yang baik dan buruk. Gakmempan lagi dengan nasihat, ucapnya.

Ustaz Ihsan menambahkan, berbuat dosa juga akan membuat manusia jauh dari rahmat Allah atau kasih sayang-Nya. Termasuk dijauhkan dari keberkahan dan keberuntungan. Padahal, keberkahan sendiri bisa mendatangkan kemaslahatan.

Kemaksiatan pun membuat Allah mencabut rezeki kepada mereka yang melakukannya. Untuk itu, kemaksiatan harus dihindari supaya selama kehidupan mendapatkan happy endingHappy ending tersebut hanya bisa didapatkan oleh mereka yang bertakwa. Yang paling meletihkan dalam hidup perang melawan setan. Dia gakada jedanya, kata dia menegaskan.

REPUBLIKA