Serba-serbi Haji (12): Malu Bertanya Sesat Jalan

TERSESAT jalan di tanah suci adalah hal yang wajar. Saking seringnya terjadi, maka dikirimlah petugas-petugas haji yang salah satu fungsinya adalah membantu mengarahkan atau mengantar jamaah yang tersesat itu. Yang menarik adalah jika petugasnya juga tersesat maka bisa kacau. Tapi kasus yang terakhir ini belum pernah saya dengar.

Pagi ini saya menunggu Mat Kelor untuk makan pagi bersama. Namun sedari shalat subuh tadi tak menampakkan hidung. Baru saja saya telpon dia, dia bercerita sambil ketawa cekikikan karena mengalami kejadian lucu bersama jamaah tua yang kesasar. Ada nenek-nenek tua yang terpencar dari rombongannya, tak ada hape tak ada identitas kecuali gigi emas satu biji di bagian depan gigi atasnya. Kata nenek itu, hanya beliaulah yang bergigi seperti itu diantara jamaah haji Indonesia.

Ngomongnya lancar, bahkan tanpa rem, sehingga ada kesan agak stress atau pikun. Mat Kelor berbaik hati mau antar ke hotelnya, ternyata nenek tak hapal nama hotelnya. Beliau cuma berkata bahwa horelnya tinggi dekat gunung dan di depannya ada jalan. Lha, hotel di tanah suci banyak yang begitu.

Mat Kelor berinisiatif mengantarnya ke kantor petugas Indonesia. Nenek itu berkata: “Wah, ternyata Bapak pinter ya tahu kantor petugas. Jangan-jangan Bapak menteri agama ya?” Mat Kelor ketawa sambil menyahut santai: “ya”. Nenek itu sambil ketawa bilang: “Tapi kok gak ganteng?” Wah, Mat Kelor tersinggung tapi ya dibuat santai saja karena yang dihadapi adalah orang stress. Salah satu kaidah hidup: “JANGAN MELAYANI OMONGAN ORANG STRESS KALAU ANDA TAK INGIN IKUTAN STRESS.”

Tiba-tiba nenek itu menangis dan meminta maaf kepada Mat Kelor. Mat Kelor kaget bahwa ternyata nenek itu waras dan normal masih bisa merasa menyesal. Dipeluklah si nenek agar diam. Nenek itu kemudian berkata: “Hanya hanya kamu keponakan saya yang baik. Yang lainnya hanya merampas sawah dan sapiku. Sapiku hanya tinggal sepasang. Sekarang, antarkan aku ke kandang.”

Sekarang Mat Kelor yakin bahwa nenek itu betul-betul stress dan pikun. Syukurlah sudah sampai di kantor petugas. Mat Kelor geleng kepala sambil senyum dan bergumam: “Sepertinya harus ada test stress bagi semua calon jamaah haji biar tidak menjadi masalah di tanah suci.”

Oleh : KH Ahmad Imam Mawardi 

 

INILAH MOZAIK