Surat Al-A’shr merupakan surat ke-103, yang terdiri dari tiga ayat, dan termasuk sebagai surat makkiyyah. Yang dimaksud surat makkiyyah yaitu surat yang diturunkan di Kota Mekkah sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah.
Surat Al-‘Ashr ini termasuk surat yang sangat pendek. Akan tetapi, di dalam surat ini begitu banyak akan makna yang harus diambil pelajarannya oleh umat muslim. Ketika umat muslim dapat menelaah satu persatu maksud dari tiga ayat tersebut.
وَٱلۡعَصۡرِ
إِنَّ ٱلۡإِنسَـٰنَ لَفِی خُسۡرٍ
إِلَّا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ وَتَوَاصَوۡا۟ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡا۟ بِٱلصَّبۡرِ
Artinya:
“Demi Masa.”
“Sungguh, manusia berada dalam kerugian.”
“Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran.”
Di ayat satu Allah SWT telah bersumpah mengenai demi masa atau demi waktu. Penamaan surat Al-‘Ashr ini diambil dari ayat pertama (عصر) ‘ashr yang memiliki arti masa atau waktu. Allah SWT bersumpah mengenai pentingnya waktu bagi manusia di kehidupan dunia. Ali bin Abi Thalib juga pernah berkata, “Rezeki yang tidak dapat diperoleh hari ini masih bisa didapatkan lebih di esok hari. Akan tetapi, waktu yang telah berlalu hari ini tidak mungkin dapat didapatkan di esok hari.” Ayat satu ini menunjukkan bahwa waktu begitu penting bagi manusia.
Di ayat dua menjelaskan mengenai keadaan manusia yang sedang berada di dalam sebuah kerugian. Di dalam ayat ketiga ada pengecualian untuk orang-orang yang rugi, yaitu orang yang beriman, beramal sholeh, memerintahkan kepada kebenaran, dan kesabaran. Tetapi pada kenyatannya manusia masih mengalami kerugian, mengapa demikian? Banyak orang yang berpendapat bahwa, manusia mengalami kerugian dikarenakan telah menyia-nyiakan waktunya. Padahal, yang dimaksud di dalam surat Al-‘Ashr ini yaitu manusia mengalami kerugian karena manusia tersebut telah menggunakan waktunya dengan semaksimal mungkin. Akan tetapi hasil kerjaan mereka tidak diterima oleh Allah SWT dan tentunya tidak mendapatkan pahala.
Untuk mengetahui maksud orang yang merugi dapat kita hubungkan antara surat Al-‘Ashr dengan surat Al-Kahfi ayat 103-105. Allah SWT berfirman:
قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالً
Artinya: “Katakanlah: Apakah akan kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?” (Al-Kahfi: 103)
الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا
Artinta: “Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.” (Al-Kahfi: 104)
أُولَٰئِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ وَلِقَائِهِ فَحَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فَلَا نُقِيمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَزْنًا
Artinya: “Mereka itu orang-orang yang telah kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan kufur terhadap perjumpaan dengan Dia,maka hapuslah amal-amal mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amlan) mereka pada hari kiamat.” (Al-Kahfi: 105)
Ayat di atas menerangkan bahwa orang merugi yaitu orang yang sudah beramal, tapi rugi. Sudah memanfaatkan waktu, tapi rugi. Pada intinya mereka sudah melakukan yang terbaik, tetapi masih tetap merasa rugi. Mereka juga mengira, semua amal-amal yang telah mereka perbuat itu termasuk amal mereka dan akan mendapatkan balasan yang setimpal. Yang menjadi masalah mengapa amal mereka tidak diterima yaitu, karena mereka semua termasuk kafir. Sebanyak apapun mereka melakukan amal kebaikan, semuanya tidak ada gunanya. Karena, itu semua dianggap tidak ada oleh Allah SWT.
Jadi yang dimaksud dengan orang yang merugi di dalam surat Al-‘Ashr yaitu orang yang telah memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin, akan tetapi mereka adalah orang kafir. Dan semoga kita semua tidak termasuk sebagai orang yang merugi.