Di Sinilah Rasul Memarkir Buraq Saat Isra’ Mi’raj

Tragis. Tempat yang dulu dijadikan oleh Rasulullah SAW untuk mengikat Buraq pada malam Isra’ di dinding sebelah barat Masjid al-Aqsha, kini jutru dijadikan sebagai tembok ratapan oleh Yahudi.

Yahudi meyakini tembok dengan panjang 47,5 meter dan tinggi 17 meter ini terdapat sisa-sisa Kuil Solomon yang pernah dikelola oleh Herodus yang agung. Kepercayaan itu masih bertahan hingga sekarang dan gelombang ziarah untuk meratap di tembok ini kian meningkat.

Lebih tragis lagi, trotoar di depan tembok dengan lebar 3,35 m yang dijadikan sebagai pijakan Yahudi untuk berdiri meratap dan menangisi Kuil Solomon itu konon adalah wakaf dari Abu Madyan al-Ghauts. Ia membangun trotoar tersebut dengan sejumlah raja di kawasan sekitar pada masa Shalahuddin al-Ayyubi. Ketika itu digunakan untuk fasilitas jamaah dari Maroko.

Pada masa lalu pernah muncul perselisihan antara Muslim dan Yahudi terkait properti yang berada di sekitar dinding ini. Umat Islam melarang Yahudi mempergunakan meja, kursi, atau apapun dan melarang mereka memasuki area ini. Namun ketika Mandat Palestina dikeluarkan oleh Inggris, Yahudi kembali berulah dan menggugat larangan tersebut.

Pascapengeluaran mandat itu, jumlah peziarah Yahudi bahkan bertambah. Akibat perselisihan itu pernah muncul Revolusi al-Buraq pada 23 Agustus 1929. Sejumlah Yahudi terbunuh dan umat Islam menjadi martir. Hinggi kini Yahudi mengklaim dinding dan kawasan ini adalah milik mereka.

 

sumber: Republika Online