Di akhir Surat Yusuf diceritakan bahwa Nabi Yusuf as berkata :
إِنَّ رَبِّي لَطِيفٌ لِمَا يَشَاءُ
Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. (QS.Yusuf:100)
Sebenarnya ayat ini cukup panjang, versi penuhnya adalah :
وَرَفَعَ أَبَوَيْهِ عَلَى الْعَرْشِ وَخَرُّوا لَهُ سُجَّدًا ۖ وَقَالَ يَا أَبَتِ هَٰذَا تَأْوِيلُ رُؤْيَايَ مِنْ قَبْلُ قَدْ جَعَلَهَا رَبِّي حَقًّا ۖ وَقَدْ أَحْسَنَ بِي إِذْ أَخْرَجَنِي مِنَ السِّجْنِ وَجَاءَ بِكُمْ مِنَ الْبَدْوِ مِنْ بَعْدِ أَنْ نَزَغَ الشَّيْطَانُ بَيْنِي وَبَيْنَ إِخْوَتِي ۚ إِنَّ رَبِّي لَطِيفٌ لِمَا يَشَاءُ ۚ إِنَّهُ هُوَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ
Dan ia menaikkan kedua ibu-bapanya ke atas singgasana. Dan mereka (semuanya) merebahkan diri seraya sujud kepada Yusuf. Dan berkata Yusuf: “Wahai ayahku inilah ta’bir mimpiku yang dahulu itu; sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan. Dan sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari rumah penjara dan ketika membawa kamu dari dusun padang pasir, setelah syaitan merusakkan (hubungan) antaraku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS.Yusuf:100)
Dari ucapan Nabi Yusuf as yang diabadikan dalam ayat ini, seakan beliau ingin memberi pesan bahwa :
Jauhnya Yusuf dari ayahnya adalah kelembutan dan kasih sayang Allah.
Rasa dengki saudara-saudara Yusuf adalah kelembutan dan kasih sayang Allah.
Terlemparnya Yusuf as ke dalam sumur adalah kelembutan dan kasih sayang Allah.
Terjualnya Yusuf sebagai budak dengan harga murah adalah kelembutan dan kasih sayang Allah.
Fitnah yang diarahkan kepada Yusuf adalah kelembutan dan kasih sayang Allah.
Masuknya Yusuf ke dalam penjara adalah kelembutan dan kasih sayang Allah.
Semua itu adalah proses yang membawanya menjadi penguasa di Negri Mesir. Tanpa semua cobaan dan kesulitan ini, maka Nabi Yusuf as tidak akn meraih derajat yang begitu tinggi ini.
إِنَّهُ هُوَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ
“Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
Sungguh Allah lah yang paling mengerti apa yang terbaik untukmu. Dan Dia lah Sang Maha Bijaksana atas semua karunia yang diberikan kepadamu.
أَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ
Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan atau rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui? (QS.al-Mulk:14)
Maka tenangkan hatimu dan yakinlah bahwa dibalik semua ketetapan Allah ada hikmah besar yang tak lama lagi akan terungkap. Ingatlah selalu firman-Nya :
لَا تَدْرِي لَعَلَّ اللَّهَ يُحْدِثُ بَعْدَ ذَٰلِكَ أَمْرًا
“Kamu tidak mengetahui barangkali Allah mengadakan sesudah itu sesuatu hal yang baru.” (Qs. at-Thalaq:1)
Semoga bermanfaat.