Doa Nabi Zakaria yang Inginkan Keturunan

Doa Nabi Minta Ilmu yang Bermanfaat, Rezeki yang Baik, dan Amalan yang Diterima

Kaum muslimin, Nabi kita, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, Nabi rahmah. Nabi yang penuh rahmat dan sangat semangat untuk memberikan yang terbaik kepada umatnya. Memberikan contoh yang terbaik untuk kebahagiaan dan kemudahan umatnya.

Dan di antara contoh itu adalah beliau berdoa setiap paginya, dengan memanfaatkan waktu pagi yang penuh dengan keberkahan, yang penuh dengan keistimewaan. Ummu Salamah, istri Nabi kita, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, mengatakan, bahwa beliau setiap pagi mengucapkan:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا 

وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا

ALLAAHUMMA INNII AS-ALUKA ‘ILMAN NAAFI’AN WA RIZQON THOYYIBAN WA ‘AMALAN MUTAQOBBALAN

“Ya Allah aku memohon kepada Engkau: Ilmu yang manfaat, rezeki yang tayib, dan amalan yang diterima Allah Subhanahu wa Ta’ala.”

Beliau memulai dengan ilmu yang manfaat, karena dia adalah kunci atas semuanya. Tidak mungkin kita bisa memahami halal dan haram tanpa ilmu. Tidak mungkin kita bisa beramal dengan amalan shalih tanpa ilmu. Maka beliau memulai dengan ilmu yang manfaat. Sebab ilmu adalah dasar untuk perubahan pada kebaikan. Nabi kita, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai Nabi yang ingin mengubah akhlak manusia, yang ingin mengubah kehidupan manusia, menjadi manusia yang berakhlak mulia. Memulai dengan menyampaikan wahyunya,

اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَ

ajakan untuk berilmu, ajakan untuk mencari ilmu, karena memang komponen utama sebuah perubahan adalah ilmu yang bermanfaat. Oleh karena itu, beliau memulai dengan mengatakan:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا

ALLAAHUMMA INNII AS-ALUKA ‘ILMAN NAAFI’AN

Oleh karena itu, setiap kita ingin maju, maka butuh perubahan. Perubahan butuh ilmu, maka salah bila ada kita yang enggan menuntut ilmu, enggan untuk belajar. Karena tidak akan maju seorang manusia dalam kehidupannya, baik dunia maupun akhiratnya, tanpa perubahan. Oleh karena itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِنَّ اللهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ

“Allah tidak mengubah nasib sebuah kaum, sampai mereka mengubah nasibnya tersebut.” (QS. ar-Ra’d: 11)

Sehingga perubahan menjadi hal yang sangat penting untuk kemajuan kita, dan itu butuh ilmu. Oleh karena itu, Nabi kita pun disampaikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk mengetahui la ilaha illallah:

فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ

“Ketahuilah, wahai Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, Laa ilaha illallah, …” (QS. Muhammad: 19)

Artinya diminta untuk berilmu, untuk mengetahui kandungan Laa ilaha illallah ini,

“… kemudian mohonlah ampunan kepada-Nya untuk dirimu, dan untuk mukmin, dan mukminat.” (QS. Muhammad: 19)

Di sinilah, lihat bagaimana pentingnya ilmu, sehingga ilmu itu akan mengantar seseorang kepada kebaikan dunia dan akhirat. Maka mari luangkan waktu kita untuk menuntut ilmu. Banyak kemudahan Allah berikan untuk orang yang ingin menuntut ilmu. Kemudian setelah itu, meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala rezeki yang tayib.

Rezeki yang tayib, karena manusia butuh rezeki, butuh makanan, butuh juga apa saja yang bisa membuat ia lebih nyaman, lebih kuat di dunia ini, dan hanya rezeki yang tayiblah yang akan memberikan kepadanya keberkahan dalam tubuhnya, sehingga ia mampu untuk beramal saleh.

Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan dalam sebuah hadis riwayat Imam Muslim, dalam shahihnya, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ اللهَ طيِّبٌ لَا يَقْبَلُ إِلَّا طَيِّبًا 

“Allah itu Mahabagus, tidak menerima, kecuali yang bagus

وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الَمُرْسَلِيْنَ

bahwa Allah itu memerintahkan kaum mukminin, dengan perintah kepada para Rasul ‘alaihimus shalatu wassalam.”

Beliau membaca:

يَا أَيُّها الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّباتِ واعْمَلُوا صالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ

dan beliau membaca juga:

يَا أَيُّها الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّباتِ ما رَزَقْناكُمْ

Menunjukkan pentingnya rezeki yang tayib ini. Kemudian beliau contohkan sebuah contoh: ada seorang yang berjalan dengan safar yang jauh, dalam keadaan,

أَشْعَثَ أَغْبَرَ

dalam keadaan kusut masai,

يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ

mengangkat tangannya ke langit, mengatakan:

يَا رَبِّ يَا رَبِّ

وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِىَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ

dia mengangkat kedua tangannya, mengucapkan, “Ya Rabbi, ya Rabbi …”

Namun makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan tumbuh dari hal yang haram, bagaimana akan diijabahi doanya?!

Menunjukkan pentingnya rezeki yang tayib ini, baru kemudian ujungnya adalah amalan saleh, yang Allah terima, yang memenuhi syarat ikhlas dan sesuai dengan contoh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bila semua ini kita ketahui, maka tidak ada lagi alasan bagi kita semua untuk berhenti mencari ilmu, berhenti untuk mencari rezeki yang tayib, dan berhenti untuk beramal saleh.

Perbanyak ilmu yang manfaat, perbanyak rezeki yang tayib, perbanyak juga amalan saleh tersebut. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memudahkan kita semua untuk meraih tiga hal ini, yang menjadi bekal yang baik mencapai ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

***

Referensi: https://konsultasisyariah.com/39289-doa-nabi-minta-ilmu-yang-bermanfaat-rezeki-yang-baik-dan-amalan-yang-diterima.html