Dalam Alquran surat Al Anbiya Allah SWT berfirman:
وَذَا النُّونِ إِذْ ذَهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَنْ لَنْ نَقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَىٰ فِي الظُّلُمَاتِ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: “Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim” (Alquran surat Al Anbiya ayat 87).
Pakar tafsir Alquran yang juga pengasuh Pondok Pesantren Bayt Alquran-Pusat Studi Alquran (PSQ), ustaz Syahrullah Iskandar menjelaskan kata dzannun adalah laqabnya Nabi Yunus. Pada surat lainnya, nabi Yunus juga disebut shohibul hud. Dua laqab itu disematkan pada nabi Yunus karena pernah ditelan oleh ikan besar.
Ustaz Syahrullah menjelaskan ketika nabi Hud pergi dalam kondisi marah, nabi Yunus berasumsi bahwa Allah tidak bisa untuk menyulitkan kondisinya, kemudian nabi Yunus berdoa dalam situasi yang sangat gelap. Dengan gelap yang bertingkat yakni gelap karena berada di dalam perut ikan, berada di kedalaman lautan, dan di tengah malam. Nabi Yunus mengucapkan doa:
لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
La illaha illa anta subhanaka inni kuntu minadzolimin
Tidak ada tuhan selain Allah, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.
“Redaksi doanya sebenarnya tidak meminta, tetapi mengakui kebesaran Allah dan mengakui akan tindak salah yang diperbuatnya,” kara ustaz Syahrullah dalam kajian kitab Min Wahyil Quran karya Syekh Yasin Muhammad Yahya di Masjid Bayt Alquran beberapa waktu lalu.
Maka Allah SWT pun mengabulkan doa nabi Yunus sebagaimana keterangan dalam ayat selanjutnya:
فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ ۚ وَكَذَٰلِكَ نُنْجِي الْمُؤْمِنِينَ
Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman
Nabi Yunus itu putra dari Matta. Ustaz Syahrullah mengatakan ada mufasir yang menjelaskan bahwa Matta itu dinisbatkan kepada ibu nabi Yunus. Menurut Mufassir tersebut ada du nabi yang dinisbatkan kepada ibunya dan disebutkan Alquran yakni Isa bin Maryam dan Yunus bin Matta. Tetapi pendapat mayoritas mufasir mengatakan Matta bukan ibu dari nabi Yunus melainkan ayahnya bernama Matta.
Nabi Yunus bertempat di Niniwe, Irak. Kendati begitu, ustaz Syahrullah mengatakan nabi Yunus tidak diutus untuk satu kaum tertentu, seperti halnya nabi Musa pada bani Israel, nabi Hud pada kaum Aad atau nabi saleh pada kaum tsamud. Nabi Yunus diutus menyeru dari satu kaum ke kaum lainnya.
Ustaz Syahrullah menjelaskan Nabi Yunus keluar atau pergi dari satu kaum dalam kondisi tidak puas. Terdapat rasa marah, kecewa karena kaumnya mengabaikan seruannya untuk menyembah Allah. Kaumnya justru mengolok-olok nabi Yunus. Sehingga nabi Yunus pun meninggalkan kaum tersebut dan menyeru kepada kaum lainnya.
Kemudian Nabi Yunus melakukan perjalanan untuk menyeru pada kaum lainnya agar menyembah Allah dengan menggunakan kapal yang sudah penuh dengan penumpang. Karena ombak yang besar, setiap orang yang ada di kapal tersebut melakukan undian di tengah perjalanan. Dengan ketentuan siapa yang keluar namanya, maka dia yang harus melompat ke laut ke laut untuk mengurangi beban kapal itu.
Tiga kali undian dilakukan hasilnya nama nabi Yunus yang keluar. Nabi Yunus pun harus menerima konsekuensinya loncat ke laut. Setelah nabi Yunus loncat ke laut, nabi Yunus di telan ikan hiu yang sudah diperintahkan Allah agar tidak mencelakai nabi Yunus. Ustaz Syahrullah mengatakan tidak ada penjelasan tentang berapa lama nabi Yunus berada dalam perut ikan. Di situlah nabi Yunus berdoa.