Hadits tentang salat 5 waktu yang disabdakan oleh Rasulullah SAW menjadi bukti bahwa salat merupakan amalan yang diwajibkan dalam sehari semalam di kalangan umat muslim. Utamanya, salat sendiri merupakan bagian dari rukun Islam.
Mengutip tulisan Syekh Abdurrahman Al-Juzairi dalam buku Fikih Empat Madzhab Jilid 1, ketetapan salat 5 waktu mulai diperintahkan sejak Rasulullah SAW melakukan perjalanan Isra’ Mi’raj pada tanggal 27 Rajab tahun kesepuluh kenabiannya.
Bukti bahwa Allah SWT memerintahkan sholat 5 waktu pada saat Rasulullah SAW melakukan Isra’ Mi’raj tertuang dalam suatu hadits. Hadits tersebut menyebut, sebelumnya perintah salat berjumlah 50 waktu sebelum sehari semalam sebelum Rasulullah SAW meminta keringanan kepada Allah SWT,
هِيَ خَمْسٌ، وَهِيَ خَمْسُونَ، لاَ يُبَدَّلُ القَوْلُ لَدَيَّ”. قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “فَرَجَعْتُ إِلَى مُوسَى، فَقَالَ: رَاجِعْ رَبَّكَ. فَقُلْتُ: اسْتَحْيَيْتُ مِنْ رَبِّي
Artinya: “Lima waktu itu setara dengan lima puluh waktu. Tak akan lagi berubah keputusanKu.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku kembali bertemu dengan Musa. Ia menyarankan, ‘Kembalilah menemui Rabbmu’. Kujawab, ‘Aku malu pada Rabbku’.” (HR Bukhari).
Penegasan untuk salat 5 waktu sebagai kewajiban juga terabadikan dalam Al Quran surat Al Isra ayat 78. Berikut bacaannya,
أَقِمِ الصَّلَاةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلَىٰ غَسَقِ اللَّيْلِ وَقُرْآنَ الْفَجْرِ ۖ إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا
Artinya: “Dirikanlah sholat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula sholat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).”
Rasulullah SAW sendiri telah banyak menyinggung mengenai salat 5 waktu dalam haditsnya. Mulai dari kewajiban hingga keutamaan dari rukun Islam kedua ini.
Hadits tentang salat 5 waktu
1. Kewajiban salat 5 waktu
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَِّّ صَلَّى اللَُّّ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ، « : رَ وَ ى طَ ل حة بنُ عُ بَ يدِ ه اللّ ، قَالَ فَإِذَا هُوَ يَسْألَُ عَنِ الِْْسْلََمِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَِّّ صَلَّى اللَُّّ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ: خَمْسُ صَلَوَا ت
فِي الْيَوْمِ وَاللَّيْلَةِ، فَقَالَ : هَلْ عَلَيَّ غَيْرُهَا؟ فَقَالَ: لََ، إِلََّ أَنْ تَطَوَّ ع
Artinya: Diriwayatkan oleh Thalhah bin Ubaidillah, dia berkata: Seseorang mendatangi Rasulullah SAW, dia bertanya tentang Islam. Lalu, Rasulullah SAW bersabda, ‘salat 5 waktu sehari semalam.’ Pria itu bertanya, ‘Apakah saya diwajibkan salat selain itu? Nabi menjawab, ‘Tidak, kecuali sekadar sunnah.’ (HR Bukhari dan Muslim).
2. Cahaya di hari kiamat, sesuai dengan hadits dari ‘Abdullah bin ‘Amr, Rasulullah bersabda,
مَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَتْ لَهُ نُوراً وَبُرْهَاناً وَنَجَاةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهَا لَمْ يَكُنْ لَهُ نُورٌ وَلاَ بُرْهَانٌ وَلاَ نَجَاةٌ وَكَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ قَارُونَ وَفِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَأُبَىِّ بْنِ خَلَفٍ
Artinya: “Siapa yang menjaga salat 5 lima waktu, baginya cahaya, bukti dan keselamatan pada hari kiamat. Siapa yang tidak menjaganya, maka ia tidak mendapatkan cahaya, bukti, dan juga tidak mendapat keselamatan. Pada hari kiamat, ia akan bersama Qorun, Fir’aun, Haman, dan Ubay bin Kholaf.” (HR Ahmad)
3. Pencuci dosa dalam sehari, hal ini dinarasikan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda,
أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ نَهَرًا بِبَابِ أَحَدِكُمْ ، يَغْتَسِلُ فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسًا ، مَا تَقُولُ ذَلِكَ يُبْقِى مِنْ دَرَنِهِ » . قَالُوا لاَ يُبْقِى مِنْ دَرَنِهِ شَيْئًا . قَالَ « فَذَلِكَ مِثْلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ ، يَمْحُو اللَّهُ بِهَا الْخَطَايَا »
Artinya: “Jika seandainya ada aliran sungai mengetuk pintu kalian untuk mencuci rumah kalian 5 kali dalam sehari, apakah mungkin masih ada kotoran yang tersisa? Para sahabat menjawab, ‘Tidak mungkin ada kotoran yang tersisa.’ Lalu Nabi bersabda, ‘Begitu juga halnya dengan salat 5 waktu, Allah akan menghapus dosa kalian dengan salat-salat tersebut,'” (HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan An-Nasa’i).
4. Salat 5 waktu seperti aliran sungai yang melimpah, seperti diriwayatkan dari Jabir bahwa Rasulullah bersabda,
مَثَلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ كَمَثَلِ نَهَرٍ جَارٍ غَمْرٍ عَلَى بَابِ أَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ مِنْهُ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسَ مَرَّاتٍ ». قَالَ قَالَ الْحَسَنُ وَمَا يُبْقِى ذَلِكَ مِنَ الدَّرَنِ
Artinya: “Perumpamaan salat 5 waktu itu seperti aliran sungai yang melimpah airnya dan jernih mengetuk pintu kalian, lalu air itu membersihkan seluruh isi rumah kalian 5 kali dalam sehari,” (HR Muslim).
5. Salat yang paling diwajibkan dalam hadits riwayat dari Thalhah bin ‘Ubaidillah RA,
“Seorang laki-laki dari penduduk Najed datang kepada Rasulullah dengan rambut kusut. Kami mendengar dengung suaranya. Namun, kami tidak memahami apa yang ia katakan. Sehingga ia dekati Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, “Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku salat apa yang diwajibkan Allah atasku.”
Lalu Rasulullah menjawab,
اَلصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ إِلاَّ أَنْ تَطَوَّعَ شَيْئًا
“Salat 5 waktu, kecuali jika engkau ingin menambah sesuatu (dari salat sunnah).” (HR Muttafaq ‘alaihi).
6. Menghapus dosa dari waktu ke waktu, berikut bunyi hadits dari Abu Hurairah tentang sabda Rasulullah,
وَعَنْهُ ، عَنِ النَّبِيِّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ : (( الصَّلَوَاتُ الخَمْسُ ، وَالجُمُعَةُ إِلَى الجُمُعَةِ ، وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ ، مُكَفِّراتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتُنِبَتِ الكَبَائِرُ )) رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Artinya: “Salat 5 waktu, dari Jumat ke Jumat berikutnya, dan dari Ramadhan ke Ramadhan berikutnya merupakan penghapus dosa-dosa yang dilakukan di antara keduanya apabila dosa-dosa besar dijauhi,” (HR Muslim).
Baca artikel detikedu, “Hadits Tentang Salat 5 Waktu: Pencuci Dosa dalam Sehari” selengkapnya https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5937114/hadits-tentang-salat-5-waktu-pencuci-dosa-dalam-sehari.