Sang Kaisar Romawi, Heraklius pernah bertanya tentang beberapa hal mengenai sosok Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Abu Sufyan yang punya kedekatan nasab dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Apa saja cerita Abu Sufyan mengenai Rasul kita pada Kaisar Romawi, Heraklius? Berikut di antaranya.
Dari Abu Sufyan bin Shakr bin Harb radhiyallahu ‘anhu dalam hadits yang panjang tentang cerita raja Heraklius. Heraklius berkata, “Apa saja yang diperintah oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam?” Abu Sufyan berkata, “Aku lalu menjawab, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اعْبُدُوا اللَّهَ وَحْدَهُ ، وَلاَ تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ، وَاتْرُكُوا مَا يَقُولُ آبَاؤُكُمْ ، وَيَأْمُرُنَا بِالصَّلاَةِ وَالصِّدْقِ وَالْعَفَافِ وَالصِّلَةِ
“Sembahlah Allah semata dan jangan berbuat syirik pada Allah dengan sesuatu apa pun. Tinggalkanlah perkara jahiliyah yang dikatakan nenek moyang kalian.” Beliau juga menyuruh kami untuk shalat, berlaku jujur, benar-benar menjaga kesucian diri (dari zina) dan menjalin hubungan silaturahim (menjaga hubungan dengan kerabat.” (Muttafaqun ‘alaih, HR. Bukhari no. 7 dan Muslim).
Hadits di atas diambil dari pembahasan Imam Nawawi dalam kitab Riyadhus Sholihin pada “Bab 4 – Tentang Kejujuran (Sifat Shidiq)”. Kita bisa ambil beberapa pelajaran dari hadits tersebut:
1- Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu berhias dengan sifat jujur sampai beliau tersohor dengan sifat mulia tersebut, bahkan hal ini diakui atau dikatakan pula oleh musuhnya, Abu Sufyan.
2- Pokok agama ini adalah tauhid. Pokok ajaran yang diperingatkan adalah kesyirikan.
3- Setiap Rasul diutus untuk menjelaskan tauhid dan memberantas kesyirikan. Sehingga setiap pendakwah Islam hendaknya menjadikan dakwah ini sebagai prioritas utama.
4- Allah memerintahkan segala sesuatu yang menjadi maslahat bagi manusia di dunia dan akhiratnya.
5- Hendaklah meninggalkan taklid atau fanatik buta pada nenek moyang, terkhusus dalam masalah agama. Adapun ajaran nenek moyang yang menunjukkan akhlak mulia, maka tetap boleh ditiru bahkan Islam kembali menyempurnakannya.
6- Islam mengajarkan untuk jujur, menjaga diri dari zina, menjalin hubungan kerabat, juga yang utama memperhatikan hak Allah yaitu mentauhidkan-Nya dan mendirikan shalat.
Semoga kita bisa meraih pelajaran berharga dari hadits di atas. Semoga Allah senantiasa memberi taufik dan hidayah bagi pembaca atau pengunjung Rumaysho.Com dan kaum muslimin secara keseluruhan.
Referensi:
Bahjatun Nazhirin Syarh Riyadhish Sholihin, Abu Usamah Salim bin ‘Ied Al Hilaliy, terbitan Dar Ibnul Jauzi, cetakan pertama, tahun 1430 H, 1: 107-108.
—
Akhi, ukhti, yuk baca tulisan lengkapnya di Rumaysho:
https://rumaysho.com/3442-heraklius-kaisar-romawi-bertanya-tentang-ajaran-nabi.html