Hidayah jalan keselamatan

Oleh Atik Setyawati, S.Pd., Gr. (Praktisi Pendidikan)

Teringat syair sebuah nasyid saat kuliah dulu bahwa

Iman tak dapat diwarisi dari seorang ayah yang bertakwa

Ia tak dapat dijual beli

… .

Betapa sebenarnya setiap orang yang selalu beramal saleh menginginkan anaknya saleh pula. Tidak ada yang berharap anak yang dilahirkan dan dibesarkan menjadi anak yang bermaksiyat pada Allah SWT. Ternyata semua itu terjadi karena hidayah dari Allah SWT. Tidak ada yang dapat menjadikan seseorang beriman ketika Allah SWT tidak menghendakinya.

Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Surat Al-Qashash ayat 56 yang artinya:

“Sesungguhnya kamu tidak akan memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” (TQS. Al-Qashash:56)

Jangankan kita sebagai manusia biasa, Rasulullah SAW pun tak kuasa memberi hidayah kepada Abu Thalib, paman tercinta. Betapa Abu Thalib sangat menjaga, melindungi Rasulullah SAW, namun, ketika wafatnya tetap dalam kekufuran. Rasulullah SAW sangat berharap pamannya masuk ke dalam Islam dengan mengucapkan dua kalimat syahadat. Tetap saja Abu Thalib tidak berkenan dan memilih dalam kekufuran.

Sahabat, bukan berarti ketika suatu perintah melaksanakan kewajiban belum terlaksana kemudian bisa berdalih belum mendapat hidayah, ya! Misal, tidak menutup aurat ketika berada di tempat umum, berdalih belum mendapatkan hidayah. Bukan begini, ya? Mengapa? Karena hidayah adalah petunjuk, penjelas.

Al huda lawan dari adh-dhalal (kesesatan)

Secara syar’i, al hidayah adalah mendapat petunjuk, terbimbing dalam Islam dan beriman terhadapnya.

Hidayah ada tiga, yaitu:

1. Hidayah alkhalq (hidayah penciptaan), hidayah penciptaan berupa akal bagi manusia. Allah menciptakan manusia dengan potensi kehidupan berupa fitrah dan akal. Akal ini secara potensi cenderung pada kebaikan. Akal menjadikan kita dapat membedakan yang baik dari yang buruk. Bagi setiap orang yang baligh, pastinya sampai akalnya. Artinya, akal dapat digunakan untuk berpikir.

Yang tidak memiliki hidayah ini adalah orang yang tidak berakal, bisa ghoiruaql ataupun gila. Ghoiru aql adalah mereka yang diuji oleh Allah akalnya tidak sampai karena memang diciptakan lemah akalnya, misal: orang idiot. Sedangkan orang gila adalah orang yang hilang akalnya atau tidak waras, misal: terganggu jiwanya.

2. Hidayah irsyad walbayan (hidayah petunjuk/bimbingan dan penjelasan) ini adalah petunjuk dan bimbingan dari Allah kepada manusia melalui perantaraan Nabi Muhammad SAW. Hidayah ini berupa Al-Quran dan Al-Hadis sebagai pedoman hidup manusia. Hidayah ini menjelaskan tentang keimanan dan kekufuran, kebaikan dan keburukan, ketaatan dan kemaksiyatan, bagaimana menjalani kehidupan, serta penjelasan akibat melaksanakan maupun meninggalkannya. Wujud Maha Penyayang nya Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya. Allah menciptakan manusia berikut memberikan tata cara hidup di dunia melalui Al-Quran. Allah mengutus Rasulullah untuk memberikan contoh dan penjelasan bagaimana cara mengamalkan Al-Quran dalam kehidupan. Masyaallah.

3. Hidayah tawfiq (hidayah taufik), adalah hidayah dari Allah. Manusia tidak bisa memberi hidayah taufik. Taufik ini bukanlah penciptaan ada menjadi ada, melainkan sebab-sebab sampainya hidayah atau sifat hidayah. Siapa yang menjemputnya maka akan sampai pada hidayah ini. Allah SWT tidak memaksakan hidayah taufik pada manusia. Manusia menerima hidayah penciptaan, ia gunakan akal hingga sampailah hidayah irsay walbayan melalui Rasulullah SAW padanya. Ia memahami risalah tersebut dengan akalnya maka Allah akan mudahkan jalannya memahami dan melaksanakannya. Sampailah ia pada hidayah taufik.

Ketika seseorang mencari dan menjemput hidayah, Allah beri padanya taufik sehingga ia mendapatkan hidayah.

Permasalahan sekarang berhubungan dengan hidayah ini adalah kemauan. Mau ataukah tidak seseorang itu untuk menjemput hidayah baginya. Jika seseorang tidak mau menjemput hidayah, dapat dipastikan ia akan berkubang dalam kesesatan. Ibarat sedang melakukan perjalanan maka hidayah adalah petunjuk jalan agar sampai tujuan. Jika tidak menggunakan atau mematuhinya tentu akan tersesat. Naudzubillah.

Secara fitri, manusia pastinya ingin selamat dalam kehidupan dunia hingga kampung akhirat. Tentunya, mengikuti map atau peta aturan perjalanan kehidupan agar selamat. Karena tujuan kehidupan akhir nanti adalah kebahagiaan yang hakiki di jannah-Nya.

Wallohu’alam bishshowwab.

KHAZANAH REPUBLIKA