Hukum Debat dalam Islam, Bolehkah?

Hukum Debat dalam Islam, Bolehkah?

Semarak kemeriahan pesta demokrasi makin hangat diperbincangkan warga Indonesia. Salah satunya yakni ajang perdebatan para pasangan calon presiden beserta wakilnya. Event ini tentunya, kini selalu jadi topik utama di sejumlah berita media massa. Lantas bagaimanakah hukum debat dalam Islam? Apakah boleh atau justru dilarang? 

Hukum Debat dalam Islam dan Dalilnya

Dalam ajaran Islam hukum berdebat adalah dibolehkan selama kedua belah pihak sama-sama punya dalil yang kuat dan mengedepankan logika. Namun perlu digaris bawahi ada juga kategori debat yang tercela dalam Islam yakni suatu perdebatan yang tidak memakai dasar ilmu, tanpa dalil, dan sepenuhnya subjektif. 

Debat yang tercela adalah debat yang lebih mengutamakan otot, bukannya argumen tentu saja ini tidak diperbolehkan. Nah debat yang seperti inilah yang dapat menghilangkan keberkahan dari ilmu. Allah sendiri pun sangat membenci orang yang paling keras dalam berdebat atau merasa diri paling benar. Orang seperti ini hanya ingin dirinya menang, oleh karena itulah Allah sangat tidak menyukainya. Perhatikan hadits nabi Muhammad SAW berikut ini:

إن أبغض الرجال إلى الله الألد الخصم 

Artinya; “Orang yang paling dibenci oleh Allah adalah orang yang paling keras debatnya.” (HR. Bukhari, No. 4523)”

Padahal tujuan debat sejatinya hanyalah untuk mencari kebenaran. Maka ketika kebenaran sudah diterima dengan akal sehat dan logika, maka tidak perlu ada lagi perdebatan yang panjang. Contoh perdebatan yang tidak disukai adalah debat para pelaku bid’ah yang mendukung kebid’ahannya. 

Saat berdebat ia hanya ingin menang tanpa berusaha mencari tujuan sama sekali. Karena apa yang dicari hanyalah kemenangan diri sendiri, maka ilmunya yang banyak tidak akan mendatangkan berkah sama sekali.

Oleh karena itu, siapa saja yang berdebat hanya untuk cari membenarkan dirinya sendiri, maka Allah tidak akan memberikan keberkahan pada ilmunya. Namun bagi siapapun yang berdebat hanya untuk mencari kebenaran dan ilmu, maka ia akan mendapatkannya.

Cara Berdebat yang Benar dalam Islam

Sebagai muslim, sudah menjadi kewajiban kita untuk menjaga akhlak dalam setiap perbuatan yang dilakukan, termasuk salah satunya ketika berdebat. Berikut ini adalah cara berdebat yang benar dan tepat sesuai ajaran agama Islam.

1. Diperlukan Landasan Ilmu dalam Berdebat 

Sesungguhnya Allah sangat murka kepada orang yang hanya bisa berdebat tanpa ilmu. Saat berdebat seharusnya kita tidak hanya berfokus pada inti masalah, namun juga harus menggunakan akal yang rasional, bukan prasangka buruk semata. Tujuan debat sebenarnya adalah untuk menjatuhkan argumentasi-argumentasi yang batil, kemudian memberikan argumentasi bantahan yang benar dan akurat yang berdasarkan pada kajian hingga menemukan suatu kebenaran.

Tata cara berdebat dengan ilmu yang baik bisa dicontoh dari perdebatan Nabi Ibrahim dengan raja Namruz, yang diabadikan dalam kitab suci Al Quran:

أَلَمْ تَرَ إِلَى ٱلَّذِى حَآجَّ إِبْرَٰهِۦمَ فِى رَبِّهِۦٓ أَنْ ءَاتَىٰهُ ٱللَّهُ ٱلْمُلْكَ إِذْ قَالَ إِبْرَٰهِۦمُ رَبِّىَ ٱلَّذِى يُحْىِۦ وَيُمِيتُ قَالَ أَنَا۠ أُحْىِۦ وَأُمِيتُ ۖ قَالَ إِبْرَٰهِۦمُ فَإِنَّ ٱللَّهَ يَأْتِى بِٱلشَّمْسِ مِنَ ٱلْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ ٱلْمَغْرِبِ فَبُهِتَ ٱلَّذِى كَفَرَ ۗ وَٱللَّهُ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلظَّٰلِمِينَ

Artinya; apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan: “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” orang itu berkata: 

“Saya dapat menghidupkan dan mematikan”. Ibrahim berkata: “Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat,” lalu terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (QS. Al Baqarah: 258)”

2. Pelajari Topik Debat

Perhatikan topik yang akan diperdebatkan. Pastikan dirimu sudah menguasai ilmunya, jika tidak lebih baik tidak ikut masuk ke dalam perdebatan tersebut. Selain itu, pastikan topik debat adalah hal-hal yang boleh dibahas, bukannya hal yang dilarang seperti memperdebatkan ketuhanan Allah Ta’ala.

وَيُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهٖ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ مِنْ خِيْفَتِهٖۚ وَيُرْسِلُ الصَّوَاعِقَ فَيُصِيْبُ بِهَا مَنْ يَّشَاۤءُ وَهُمْ يُجَادِلُوْنَ فِى اللّٰهِ ۚوَهُوَ شَدِيْدُ الْمِحَالِۗ

Artinya; Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dialah Tuhan Yang Maha keras siksa-Nya. (QS. Ar-Ra’d: 13)”

Menyampaikan kebenaran Islam dan Allah sebagai tuhan semesta alam memang kewajiban seorang muslim. Namun jika ada orang kafir yang mendebatnya terus menerus setelah diberi jawaban yang benar lebih baik tinggalkan perdebatan tersebut. Kita sebagai umat islam hanya bertugas untuk menyampaikan saja, bukan yang menentukan beriman atau tidaknya seseorang kafir.

اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. An-Nahl: 125)”

3. Tidak Berdebat untuk Kesenangan

Orang yang suka menjatuhkan dirinya dalam perdebatan dengan tujuan hanya ingin mendapati dirinya menang, maka semua keberkahan ilmunya akah hilang. Contohnya dapat kita lihat pada pelaku bid’ah, dia sama sekali tidak mencari kebenaran melainkan hanya ingin mencari-cari pembenaran atas apa yang ia sukai. Pada tahap ini semua ilmunya tidak berguna lagi karena ia lebih mengedepankan nafsunya.

4. Tidak Menggunakan Kata-Kata Kasar saat Berdebat

Seorang muslim yang benar tidak suka menggunakan kata kasar, laknat, atau celaan ke orang lain. Oleh karena itu, selama berdebat hindari menggunakan kata kasar dan celaan yang bisa membuat hati orang lain terluka dan merasa direndahkan. Kata-kata kasar tidak mencerminkan akhlak terpuji dalam ajaran agama Islam.

Demikian keterangan hukum debat dalam Islam. Semoga bermanfaat.

BINCANG SYARIAH