Al-Qur’an telah menyebutkan bahwa tujuan dari penciptaan manusia adalah untuk beribadah.
وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS.Adz-Dzariyat:56)
Maka setiap sisi dari kehidupan kita harus selalu sejalan dengan tujuan kita diciptakan, yaitu beribadah dan penyembahan kepada Allah Swt.
Karenanya jangan pernah mempersempit makna ibadah hanya dengan ibadah ritual saja seperti Sholat dan Puasa. Namun seluruh perbuatan kita, apakah itu di dalam masjid, di kantor, di rumah, di pasar dan dimanapun kita berada harus selalu sejalan dengan Keridhoan Allah dan dilandasi dengan niat yang benar. Maka semua perbuatan itu akan memiliki nilai ibadah.
Maka setiap mukmin memiliki kesempatan untuk beribadah dalam setiap detik di kehidupannya. Tidak ada alasan untuk mempersempit ibadah di waktu tertentu atau di tempat tertentu.
يَٰعِبَادِيَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِنَّ أَرۡضِي وَٰسِعَةٞ فَإِيَّٰيَ فَٱعۡبُدُونِ
“Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman! Sungguh, bumi-Ku luas, maka sembahlah Aku (saja).” (QS.Al-Ankabut:56)
قُلۡ يَٰعِبَادِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ رَبَّكُمۡۚ لِلَّذِينَ أَحۡسَنُواْ فِي هَٰذِهِ ٱلدُّنۡيَا حَسَنَةٞۗ وَأَرۡضُ ٱللَّهِ وَٰسِعَةٌۗ إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّٰبِرُونَ أَجۡرَهُم بِغَيۡرِ حِسَابٖ
Katakanlah (Muhammad), “Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman! Bertakwalah kepada Tuhanmu.” Bagi orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu luas. Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas. (QS.Az-Zumar:10)
Maka seorang muslim tidak punya alasan untuk mengurangi atau meninggalkan sisi ibadah dalam hidupnya. Karena apabila di suatu tempat ia dicegah dan dihalang-halangi untuk bisa beribadah kepada Allah maka ia diperintahkan untuk berhijrah dan meninggalkan tempat tersebut. Sehingga ia memiliki kebebasan untuk mengekspresikan ibadahnya kepada Allah.
Karena Ibadah adalah inti kehidupan, maka tidak ada arti hidup tanpa ibadah.