Berikut beberapa cara agar kita bisa itsar seperti para sahabat Rasulullah:
– Memperhatikan kewajiban, anggap selalu kurang ketika melakukan yang wajib sehingga kehati-hatiannya ia mendahulukan orang lain walau ia pun butuh.
– Meredam sifat pelit.
– Semangat punya akhlak yang mulia karena itsar adalah tingkatan akhlak yang paling mulia. Sampai-sampai Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulum Ad-Diin menyatakan bahwa itsar adalah tingkatan dermawan (as-sakha) yang paling tinggi. (Nudhrah An-Naim fii Makarim Akhlaq Ar-Rasul Al-Karim, 3:630, 639)
Faedah dari Itsar
– Menunjukkan iman yang sempurna dan kebagusan Islam seseorang.
– Ini adalah jalan mudah untuk menggapai ridha dan cinta Allah.
– Akan timbul rasa cinta dan sayang antar sesama manusia.
– Menunjukkan begitu dermawannya seseorang karena sampai ia butuh pun dikorbankan.
– Punya sifat husnuzhan yang tinggi kepada Allah.
– Menunjukkan amalan yang baik di penghujungnya (husnul khatimah).
– Menunjukkan seseorang memiliki semangat yang tinggi dan terjauhkan dari sifat tercela.
– Itsar membuahkan keberkahan.
– Itsar memudahkan seseorang masuk surga dan terbebas dari neraka.
– Itsar mengantarkan kepada keberuntungan (falah) karena telah mengalahkan sifat pelit (syuhh).
[Referensi: Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim bin Al-Hajjaj. Yahya bin Syarf An-Nawawi; Nudhrah An-Naim fi Makarim Akhlaq Ar-Rasul Al-Karim; Muhammad Abduh Tuasikal/Rumaysho]