Islam dan Ateis Alami Peningkatan Signifikan di Australia

Perincian data dari Sensus 2016 menunjukkan kalau hampir setengah populasi Muslim Australia tinggal di Sidney. Jumlah Muslim yang tinggal di Sidney mengalami kenaikan 5,3 persen tahun lalu menjadi 253.436 orang.

Dilansir dari Daily Mail, Rabu (28/6), jumlah ini menyumbang 40 persen dari total populasi Muslim di Australia sebanyak 604 ribu orang. Karenanya, Islam disebut sebagai agama dengan pertumbuhan tercepat di Sidney.

Sensus terakhir mengungkapkan kalau Islam di Australia telah menyalip agama Buddha sebagai agama non-Kristen yang paling populer. Jumlah Muslim yang tinggal di negara ini hampir dua kali lipat dari total 341 ribu orang pada 2006. Sekitar 2,2 juta orang terdaftar tidak miliki agama, melebihi katolik sebagai afiliasi keagamaan paling populer Australia.

Sensus 2016 yang dirilis Selasa (27/6) itu mengungkapkan 30 persen orang Australia diidentifikasi tidak miliki agama. Angka itu berbanding dengan kenaikan 22 persen pada sensus 2011 dan hampir 19 persen pada sensus 2006. Dari populasi Australia yang berjumlah 23,4 juta orang, 7.040.700 orang mengaku tidak memiliki agama.

Umat Katolik berjumlah 22 persen atau 5,2 juta orang, diikuti 16,3 persen atau 3,8 juta umat Kristen. Warga berusia 18-34 tahun cenderung berafiliasi tanpa agama, sedangkan 70 persen orang berusia 65 tahun beragama Kristen. Dari 2006 sampai 2016, proporsi orang yang melaporkan agama mereka selain Kristen dalam sensus meningkat dari 5,6 persen menjadi 8,2 persen.

Islam dan Hindu jadi agama non-Kristen yang paling cepat berkembang sedekade terakhir. Hinduisme tumbuh menjadi 1,9 persen dari populasi, menempati tempat ketiga untuk agama non-Kristen yang paling populer. Turun menjadi 2,4 persen, Buddhisme jatuh ke posisi kedua dan Islam naik ke puncak dengan 2,6 persen dari populasi. Sikhisme jadi agama non-Kristen keempat yang populer dengan lima persen, diikuti Yudaisme 4,4 persen. Selain itu, sensus mengungkap jumlah orang Australia berbahasa Inggris turun dari 77 persen 2011 jadi 73 persen pada 2016.