Isra’ Mikraj adalah peristiwa penting dalam sejarah Islam yang dirayakan oleh umat Muslim di seluruh belahan dunia. Peristiwa ini merujuk pada perjalanan malam Nabi Muhammad SAW dari Masjid al-Haram di Mekkah ke Masjid al-Aqsa di Yerusalem (Isra’) dan dari sana ke langit dan kemudian kembali ke Baitullah di Mekkah (Mi’raj).
Peristiwa Isra’ Mikraj dicontohkan dalam Surah Al-Isra dan Surah Al-Mikraj dalam Al-Qur’an. Dalam perjalanan ini, Nabi Muhammad SAW dihadapkan dengan berbagai ujian dan menerima perintah shalat lima waktu dari Allah SWT.
Sejatinya peristiwa Isra’ Mikraj bukan hanya peristiwa bersejarah, tetapi merupakan momentum ujian iman yang luar biasa. Bagaimana tidak, Islam yang baru muncul pada saat itu dengan segelintir orang yang memeluk agama baru ini dihadapkan dengan peristiwa yang di luar nalar manusia.
Sungguh pertaruhan luar biasa bagi Nabi untuk menceritakan peristiwa ini. Bagaimana mungkin orang yang masih lemah imannya dan ada pula yang tidak beriman akan menerima suguhan cerita perjalanan singkat seorang manusia melintas jarak dan menembus langit.
Inilah ujian iman yang sebenarnya bahwa kekuasaan Tuhan di luar batas akal manusia. Kehendak Tuhan tidak mengenal rumus keterbatasan manusia. Tuhan tidak bisa dirumuskan dengan kekuatan manusia. Karenanya, setidaknya tiga hikmah yang dapat diambil dalam perjalanan Isra’ Mikraj:
Pertama, keteguhan dan kesabaran dalam Ujian iman.
Dalam perjalanan Isra’ Mikraj, Nabi Muhammad SAW dihadapkan dengan ujian yang sangat berat, seperti ujian pemberontakan, ejekan, dan makian. Memang dalam perjalanan Rasulullah tersebut bisa dikatakana di luar nalar, sehingga betapa sulit bagi orang lain untuk mempercayai perjalanan yang dilakukan Nabi Muhammad pada masa itu.
Perjalanan tersebut merupakan bukti kekuasaan Allah, namun diperlukan keimanan yang teguh dan kokoh untuk dapat mempercayai apa yang di sampaikan oleh Rasulullah. Pesan yang di sampaikan melalui peristiwa ini adalah, setiap mukjizat merupakan bukti dari keagungan Allah. Oleh karena itu, kepercayaan yang tulus sangat si perlukan untuk dapat mempercayai kekuasaan Allah.
Dalam ayat 60 Surat Al Isra, Allah berfirman, “Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia…” (QS. Al Isra [17]:16) Dari peristiwa ini, umat Islam dapat belajar tentang pentingnya memiliki keteguhan, kesabaran, dan keimanan yang kuat dalam menghadapi ujian kehidupan.
Kedua, ketaatan terhadap Perintah Allah.
Salah satu hikmah dari Isra’ Mikraj adalah pemberian perintah shalat lima waktu kepada umat Islam. Pelajaran yang dapat diambil adalah pentingnya ketaatan terhadap perintah Allah. Shalat lima waktu merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan sebagai bentuk ibadah dan ketaatan kepada Allah SWT.
Biasanya, Allah SWT mengirimkan perintah untuk Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril, namun dalam hal shalat, Allah langsung menurunkan perintah kepada Nabi Muhammad melalui Isra Mikraj. Sebelum melakukan perjalan, umat islam awalnya diwajibkan untuk menjalankan shalat sebanyak 50 kali sehari.
Namun, setelah Rasulullah bertemu dengan para nabi lainnya, jumlah tersebut mengalami penurunan. Nabi Muhammad pun memohon kepada Allah SWT untuk menguranginya. Akhirnya, shalat lima waktu menjadi kewajiban bagi umat Islam. Shalat yang mengalami penurunan menunjukkan rahmat dan kepedulian Allah terhadap umat manusia supaya manusia masih bisa melakukan berbagai aktifitas untuk kehidupan di dunia. Karena itu, shalat lima waktu menjadi salah satu kewajiban utama bagi setiap Muslim, yang menegaskan betapa pentingnya ibadah ini dalam kehidupan sehari-hari umat Islam.
Ketiga, Pentingnya Iman dan Menjaga Hubungan dengan Allah.
Perjalanan Nabi Muhammad SAW ke langit dan bertemu dengan Allah memberikan pengajaran tentang pentingnya menjaga hubungan spiritual dengan Allah. Umat Islam diingatkan akan kebutuhan akan ibadah, doa, dan kontemplasi sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah. Isra’ Mikraj juga menegaskan pentingnya iman dan keyakinan dalam ajaran Islam.
Meskipun peristiwa ini mungkin sulit dipahami secara rasional, keimanan yang teguh memungkinkan umat Islam untuk menerima dan memahami kebesaran Allah. Ini merupakan pelajaran tentang betapa pentingnya mempercayai hal-hal yang tidak dapat dijangkau oleh akal dan nalar manusia semata.
Melalui pemahaman dan penghayatan atas pelajaran perjalanan Isra’ mikraj Nabi Muhammad, umat Islam diharapkan dapat mengimplementasikan nilai-nilai kehidupan yang Islami dan memperkuat ikatan spiritual mereka dengan Allah SWT. Dengan memahami dan menginternalisasi pelajaran-pelajaran tersebut, umat Islam akan mampu memperkuat iman, meningkatkan ibadah, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.