Istana Alfabia di Mallorca dibangun dengan arsitektur yang menarik, yakni perpaduan antara arsitektur Islam dan Mediterania. Jalan lebar menuju serambi utama dipagari deretan pohon-pohon maple yang besar dan rimbun.
Saat pertama kali melihat rumah besar ini, memang gaya arsitektur Mediterania yang lebih dulu tertangkap. Namun, begitu menjejak ke dalam pekarangan, tampaklah dekorasi berupa air mancur yang menjadi ciri khas dan elemen penting pada taman-taman milik bangsa Spanyol-Arab.
Selain air mancur, ciri khas tradisi Arab lainnya yang bisa ditemukan di kediaman Alfabia adalah keberadaan qanat, yaitu saluran air dari batu berhiaskan ukiran di atasnya. Selain mengalirkan air, qanat juga berfungsi sebagai batas antara kebun buah-buahan dan pepohonan aromatik.
Hingga saat ini, sebagian besar Istana Alfabia masih terjaga keasliannya. Mulai dari gerbang yang bagian atasnya melengkung hingga langit-langit rumah yang tampil dengan hiasan bercita rasa tinggi. Hiasan karya perajin Almohad pada 1170 M itu terbuat dari kayu pohon pinus.
Pada bagian lantai tampak jelas dekorasi yang menampilkan lambang keluarga Arab, penghuni rumah tersebut. Sekarang coba amati bagian langit-langit. Di sana terdapat hiasan semacam kaligrafi bertuliskan ”Allah Mahabesar, Allah Mahakuasa, dan Tiada Tuhan Selain Allah.”
Pada masa lalu, rumah megah ini berkontribusi besar bagi kemasyhuran Alfabia. Rumah ini pun menjadi bukti tak terbantahkan mengenai besarnya pengaruh budaya Islam di Mallorca.
Dibangun di lereng bukit, para arsitek Arab pada masa itu harus memutar otak untuk menyiasati lahan yang berlereng-lereng. Hasilnya, terciptalah taman-taman landai berundak. Saluran qanat pun disusun berselang-seling untuk mengairi danau buatan di tengah taman.
Sejumlah pohon kurma yang tumbuh subur di taman tersebut menjadi bukti lain kentalnya pengaruh Arab di istana ini. Nuansa Arab itu menjadi kian kental ketika indra penciuman menghirup aroma pohon almond, carob, dan pinus Aleppo di tengah taman nan elok itu. Eksotis!