Jamaah Harus Waspadai Waktu Zuhur dan Ashar

amaah haji diimbau mewaspadai waktu Zuhur hingga Ashar di Tanah Suci yang menjadi puncak terik matahari. Ketika itu suhu panas sangat menyengat setiap orang yang beraktivitas di luar ruangan.

Wartawan Republika.co.id, Erdy Nasrul yang berada di Makkah melaporkan, sejak 19 Juli hingga hari ini, panas di Makkah mencapai lebih dari 40 derajat celcius. Meski sudah mengenakan kaca mata gelap, panas masih menyilaukan mata. Bahkan batang kaca mata berbahan besi ikut memanas. Gelang jamaah mendadak ikut memanas.

“Pada Zuhur hingga Ashar, panas mentari begitu terasa. Tolong jamaah menjaga diri,” ujar Kepala Daerah Kerja Makkah Dr Endang Jumali, di tempat kerjanya pada Sabtu (21/7).

Dia mengimbau petugas haji sigap memberikan bantuan dan layanan kepada jamaah di lapangan. Mereka yang berada di sektor-sektor, seperti sekitar Masjidil Haram harus memantau pergerakan para calon jamaah haji yang berada di sekitar sana.

Mengapa Masjidil Haram? Kadaker Makkah menjelaskan, biasanya ada saja jamaah yang berjalan meninggalkan masjid suci itu tanpa alas kaki. Sebagian area tersebut memang berlantaikan batu alam semacam marmer. Namun, pada siang hari, area lantai di sana terasa begitu panas.

Dengan suhu di atas 40 derajat, apa yang terjadi bila seseorang berjalan tanpa sandal? Dia menjelaskan, kaki seseorang bisa melepuh. Hal tersebut sudah dialami seorang jamaah haji Indonesia di Madinah. Kakinya harus menjalani perawatan.

Jika menemukan jamaah haji Indonesia tanpa alas kaki, dia mengatakan, petugas haji harus sigap memberikan bantuan. Bisa dengan memberikan alas kaki. Opsi lainnya adalah membawa yang bersangkutan ke kantor sektor untuk beristirahat. Kemudian mengantarkannya ke hotel.

Endang juga mengimbau jamaah tidak memaksakan diri ke Masjidil Haram pada siang hari. Pada saat itu, lebih baik jamaah beristirahat terlebih dahulu di kamar masing-masing. Setelah Ashar, ketika panas mentari sedikit lebih bersahabat, mereka bisa ke Masjidil Haram kembali untuk beribadah.