PADA 10 Muharram saat itu, Fir’aun sedang berada dalam puncak kejayaannya, sedang berada dalam posisi yang paling kuat dan kuasa. Pada tanggal dan tahun yang sama, Nabi Musa berada dalam posisi terlemahnya, dalam kondisi hati yang penuh ketakutan akan pengejaran Fir’aun dan tentaranya.
Pada saat itu, Allah menunjukkan kuasaNya kepada para manusia bahwa Dia berkuasa membolakbalikkan keadaan, memungkinkan segala yang dianggap tak mungkin oleh manusia dan mentidakmungkinkan sesuatu yang dianggap mungkin manusia. Hanya dengan pukulan tongkat atas perintahNya, Nabi Musa menjadi selamat dan berjaya, sementara Fir’aun celaka dan tak berdaya.
Pelajaran berharga bagi kita agar tak pongah karena kuasa dan tak sedih karena tak punya kuasa. Teruslah merendah di hadapan Yang Mahakuasa, Dia dengan segala kuasaNya akan membimbing dan melindungi kita. Selalu ada jalan menuju selamat dan bahagia bagi mereka yang istiqamah dalam ketaatan pengabdian. Selalu ada jalan hancur dan menderita bagi mereka yang menantang dan melawanNya. Pilihan jalan adalah tergantung niat dan usaha kita.
Selamat pagi saudara dan sahabatku, tersenyumlah selalu selama Allah ada dalam hati kita. Hapus kegelisahan itu, hapus air mata itu. Selama masih tersisa detik untuk dijalani, masih ada harapan untuk terjadi sesuatu yang mungkin belum pernah kita duga sebelumnya. Tetaplah optimis. Subhanallaah wa alhamdulillaah. Salam, AIM. [*]