KADANG kita perlu menghibur diri saat kecewa mengantarkan pada amarah. Menghibur diri ada banyak jalan, salah satunya adalah dengan membaca beberapa kata indah yang pernah dibaca atau ditulis sendiri.
Tak semua orang mampu memahami kecewa kita, karena tak semua orang satu kimia rasa dengan kita. Karenanya, tak perlulah berharap empati dari orang lain. Meski demikian, berikan empati kita semampu kita kepada orang yang tengah menderita. Mampunya kita berempati adalah tanda kita masih masuk katagori manusia sehat.
Salah satu yang menghibur saya saat saya merasa kecewa dan tak nyaman dengan keadaan adalah kata-kata David Richo bahwa “life is not always fair” (hidup tak selalu adil) dan bahwa “people are not loving and loyal all the time” (manusia itu tak selamanya cinta dan setia selamanya). Meski saya senang berpegang pada kata-kata itu, namun saya berupaya untuk selalu bersikap adil sebisa mungkin karena adil adalah sifat yang sangat disuka Allah.
Kalimat lain yang cukup menghibur saya adalah kata-kata indah pujangga Mesir, Anies Mansour: “Kekecewaan terdahsyat adalah datang dari orang-orang yang kepadanya kamu mempersembahkan segala sesuatu.” Berharap kepada manusia memang lebih banyak mengecewakan ketimbang membahagiakan. Maka benar kata-kata pujangga lainnya: “Kau merdeka saat kau tak ada lagi sesuatu yang ditunggu.” Menunggu sesuatu dari orang lain kadangkala bermakna penjara bagi kita dalam makna tertentu.
Tak bisa saya lupakan bahwa saya sering sekali terhibur dengan kata-kata Syekh Mutawalli Sya’rawi: “Tak akan pernah menjadi korban iri hati dan dengki kecuali orang-orang yang tengah mendapatkan nikmat dari Allah.” Ada kata lain yang semakna, yaitu bahwa hanya orang sukseslah yang selalu menjadi obyek iri hati dan dengki. Sambil mengingat kalimat-kalimat itu saya berdoa: “Ya Rabb, tolonglah kami, hanya Engkau Penolong dan Pelindungku.”
Sahabat dan saudaraku yang baik, terimakasih telah bersedia menjadi sahabat dan saudara yang baik untuk saya. Semoga Allah senantiasa bersihkan hati kita. Salam, AIM. [*]
Oleh :Â KH Ahmad Imam Mawardi