BILA di akhir zaman ini banyak orang mengaku nabi, janganlah heran dan bingung. Ada banyak hal yang membuat kita tak perlu bingung, meski sebagaimana pun Kharisma tokoh pengaku nabi tersebut.
Nabi dan rasul adalah manusia-manusia terbaik pilihan Allah SWT untuk mengemban risalahnya. Para nabi dan rasul ini juga memiliki keistimewaan tertentu dan di antaranya tidak dimiliki oleh manusia biasa.
Di antara keistimewaan nabi dan rasul adalah:
Para nabi dan rasul memiliki fisik yang lebih baik dari manusia biasa. Sebagaimana Nabi Musa yang kuat, Nabi Yusuf memiliki ketampanan luar biasa, dan secara umum tidak ada nabi dan rasul yang cacat.
Allah anugerahkan mereka akhlak yang mulia. Para nabi dan rasul terjaga dari akhlak yang rendah, agar orang-orang tidak mencela mereka ketika mereka berdakwah dan menyeru kepada kebaikan saat diperintahkan berdakwah.
Memiliki nasab atau silsilah keturunan yang baik atau dari anak-anak keluarga yang dipandang di masyarakatnya.
Para nabi dan rasul adalah orang-orang yang cerdas. Sebagaiman kisah Nabi Ibrahim yang berdialog dengan ayahnya dengan cara yang santun, berdialog dengan kaumnya dan Raja Namrud dengan argumentasi yang tidak terbantahkan. Demikian juga nabi dan rasul lainnya.
Kesabaran mereka tidak tertandingi. Nabi Nuh berdakwah selama 950 tahun hanya dengan segelintir pengikut, yang tidak lebih dari 10 orang.
Para nabi menerima wahyu
Terjaga dari dosa, apalagi sampai berbuat syirik. Oleh karena itu, tidak benar apa yang dikatakan oleh orang-orang filsafat bahwasanya Nabi Ibrahim sempat mengalami fase pencarian Tuhan.
Saat tidur, hati mereka tetap terjaga. Berbeda dengan kita manusia biasa seperti kita, ketika tidur maka hati kita pun tertidur; tidak berzikir dan mengingat Allah atau aktivitas hati lainnya.
Ketika nyawa mereka hendak dicabut, maka Allah berikan pilihan; agar tetap kekal di dunia atau berjumpa dengan Allah. Sebagaimana Nabi Muhammad yang memilih “ila rofiqul ala”.
Jasad para nabi tidak hancur di kubur-kubur mereka.
Ketika wafat, harta mereka tidak diwariskan akan tetapi menjadi sedekah. Oleh karena itu Abu Bakar tidak mengabulkan Fathimah radhiallahu anha tentang peninggalan Nabi Muhammad SAW.
Dimakamkan di tempat mereka wafat. Sebagaimana Nabi Muhammad yang wafat di kamar ummul mukminin Aisyah radhiallahu anha, maka beliau di kubur di kamar sang istri tercinta.
Para nabi dan rasul khusus dari kalangan laki-laki, tidak dari wanita.
Para nabi dan rasul adalah orang-orang merdeka, tidak seorang pun di antara mereka adalah budak.
Para nabi didoakan, oleh karena itu sering disertai nama-nama nabi dengan shallallahu alaihi wa sallam atau alaihissalam karena salawat adalah di antara kekhususan para nabi.
Doa para nabi, doa yang mustajab.
Para nabi dan rasul memiliki telaga di akhirat kelak untuk umat-umat mereka. Walaupun hadis tentang ini diperselisihkan oleh para ulama, apakah selain Nabi Muhammad juga memiliki telaga. Adapun tentang telaga Nabi Muhammad para ulama sepakat tentang kesahihannya.
Para nabi dan rasul adalah orang yang tinggal di perkotaan, bukan dari kalangan badui atau desa.
Para nabi tidak mengalami mimpi “basah”, karena mimpi yang demikian adalah mimpi yang berasal dari setan.
Mimpi para nabi dan rasul adalah sesuatu yang akan menjadi kenyataan. Ketika para nabi dan rasul melihat sesuatu dalam mimpi mereka, maka hal itu akan terjadi. Sebagaimana mimpi Nabi Yusuf di kala kecil, melihat matahari, bulan, dan bintang bersujud kepadanya. Wallahu alam. []
– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2335697/keistimewaan-para-nabi-dibandingkan-manusia-biasa#sthash.0Q3CovHB.dpuf