Kekuatan Istighfar

Kekuatan Istighfar: Dinaikkan Derajat di Dunia dan Akhirat

ORANG yang selalu istighfar, niscaya Allah akan meninggikan derajatnya di dunia dan di akherat. Tinggi derajatnya di dunia, karena orang yang selalu beristighfar akan selalu hati-hati dalam berbuat.

Seandainya ia terjatuh ke dalam suatu kesalahan ataupun dosa, segera ia ingat Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan memohon ampun kepada-Nya. Orang seperti ini akan disenangi dan dihormati oleh masyarakat sehingga secara otomatis derajatnya akan menjadi tinggi di mata mereka.

Tinggi derajatnya di akherat, karena Rasulullah ﷺ pernah bersabda:

إنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيَرْفَعُ الدَّرَجَةَ لِلْعَبْدِ الصَّالِحِ فِي الْجَنَّةِ، فَيَقُولُ: يَا رَبِّ، أَنَّى لِي هَذِهِ؟ فَيَقُولُ: بِاسْتِغْفَارِ وَلَدِكَ لَكَ ”

Sesungguhnya Allah telah mengangkat derajat seorang hamba sholeh di syurga. Hamba tersebut bertanya kepada Allah: ”Wahai Rabb! kenapa derajat saya jadi terangkat? Allah berfirman: Itu, karena anakmu memohonkan ampun atas dosa-dosamu.” (HR: Ahmad dan al-Baihaqi dari hadist Abu Hurairah, Berkata al-Munawi: Berkata adz-Dzahabi di dalam al-Muhadzab: Sanadnya kuat. Berkata al-Haitsami: “Diriwayatkan oleh al-Bazzar dan athThabari dengan sanad yang para perawinya adalah perawi shahih, kecuali ‘Ashim bin Bahdalah dia adalah hasan haditsnya).

Berkata al-Munawi di dalam Faidhu al-Qadir Syarh al-Jami ash-Shaghir (2/429):

دل به على أن الاستغفار يحط الذنوب ويرفع الدرجات وعلى أنه يرفع درجة أصل المستغفر إلى ما لم يبلغها بعمله فما بالك بالعامل المستغفر ولو لم يكن في النكاح فضل إلا هذا لكفى ….وقيل إن الابن إذا كان أرفع درجة من أبيه في الجنة سأل أن يرفع أبوه إليه فيرفع وكذلك الأب إذا كان أرفع وذلك قوله سبحانه وتعالى (آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ لَا تَدْرُونَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ لَكُمْ نَفْعًا (

Dikatakan bahwa jika seorang anak lebih tinggi derajatnya dari bapaknya di Surga, maka anak itu akan meminta kepada Allah, agar bapaknya diangkat setara dengannya, dan demikian juga jika derajat bapaknya lebih tinggi dari anaknya. Itulah yang dimaksud di dalam firman Allah:

آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ لَا تَدْرُونَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ لَكُمْ نَفْعًا

“Bapak-bapak dan anak-anak laki-laki kalian, tidaklah kalian mengetahui siapa diantara mereka yang lebih bermanfaat bagi kalian.“ (QS: an-Nisa : 11 ).

Hadits di atas, secara tidak langsung memerintahkan kepada umat Islam agar selalu mendoakan orang tuanya, memohonkan ampun atas dosa-dosanya, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia.  Berkata Ibnu Taimiyah di dalam Risalah al-Istighfar, (Manshurah, Dar Al Dakwah, 2006, hal : 72 ):

”Istighfar bisa memindahkan seorang hamba dari perbuatan yang jelek kepada perbuatan yang terpuji, memindahkannya dari suatu amalan yang belum sempurna menjadi sebuah amalan yang sempurna, dan meninggikan seorang hamba dari posisi yang rendah menuju posisi yang lebih tinggi darinya bahkan lebih lengkap.”*/Dr. Ahmad Zain An-Najah, MAPusat Kajian Fiqih Indonesia (PUSKAFI)

HIDAYATULLAH