Kelompok Sempalan yang Menyengsarakan Dunia Sepanjang Sejarah Islam

Kelompok Sempalan yang Menyengsarakan Dunia Sepanjang Sejarah Islam

Di bawah komando Abu Thahir, Qaramithah melakukan pembantaian 30 ribu jamaah haji tahun 317, membuang mayat sumur Zamzam, mengencingi Baitullah, mencongkel Hajar Aswad, inilah jejak sempalan sepanjang sejarah Islam

MUNCULNYA aliran sesat bukan sekadar masalah pemikiran dan keyakinan. Munculnya kelompok sempalan berpengaruh pada masalah ketenteraman dunia.

Sepanjang sejarah Islam, terdapat beberapa kelompok sempalan dan sekte sesat yang membuat dunia jadi sengsara. Inilah beberapa sempalan dalam sejarah Islam;

Khawarij

Muncul pasca Perang Shiffin antara Ali dan Muawiyah, pada tahun 37 H. Khawarij berpandangan bahwa selain kelompok mereka adalah orang-orang kafir yang halal dibunuh.

Pembantaian pertama yang mereka lakukan adalah terhadap Abdullah bin Khabbab bin al-Arat dan rombongannya. Aksi-aksi kekerasan yang dilakukan Khawarij membuat Iraq menjadi kota yang mencekam, sejak masa Ali bin Abi Thalib, hingga masa-masa akhir Dinasti Umayyah, hampir satu abad.

Qaramithah

Didirikan oleh Qirmith bin al-As’ats, tahun 278 H di Kufah. Sempalan Syiah Kebatinan yang menghalalkan zina, pembunuhan dan berpandangan hidup serba boleh.

Kelompok sempalan ini memiliki kekuatan militer yang cukup besar, sehingga berhasil menguasai bagian timur semenanjung Arab, dan memusatkan kekuasaannya di Bahrain. Sebagian dari mereka menuhankan pemimpin terhebatnya, Abu Thahir al-Qirmithi.

Di bawah komando Abu Thahir, Qaramithah melakukan pembantaian terhadap sekitar 30 ribu jamaah haji, pada tahun 317. Membuang mayat mereka ke sumur Zamzam, mengencingi Baitullah, mencongkel Hajar Aswad dan membawanya ke Ahsa’ hingga 20 tahun.

Dalam beberapa kali pertempuran, mereka berhasil mengalahkan Abbasiyah. Mereka nyaris bisa merebut Iraq dan sebagian wilayah Persia dari tangan Abbasiyah. Tapi, akhirnya mereka kalah oleh pasukan besar yang dikirim Khalifah al-Muqtadir.

Yazidiyah

Sekte pemuja Yazid bin Muawiyah. Mereka juga memuja setan, dan menghapus semua kata laknat yang ada dalam al-Qur’an. Mereka adalah pengikut fanatik Dinasti Umayyah.

Sekte ini muncul setelah runtuhnya Dinasti Umayyah oleh kudeta Abbasiyah, pada tahun 132 H. Mereka melakukan beberapa pemberontakan terhadap penguasa, hingga akhirnya mereka selalu menjadi target pemerintah untuk dibereskan

Hassyasyin

Sempalan dari sekte Syiah Ismailiyah. Didirikan oleh Hasan bin as-Shabbah sebagai beking politik Nizar bin al-Mustanshir untuk memegang kekhilafahan Dinasti Fathimiyah.

Nizar gagal menjadi khalifah, akhirnya as-Shabbah menentang Fathimiyah dan mendirikan kekuatan sendiri. Ia berhasil merebut benteng Alamut di dekat Laut Kaspia pada tahun 493 H. Selanjutnya, Alamut menjadi pusat pergerakan Hassyasyin.

Hassyasyin dikenal dengan kecenderungan mereka menggunakan segala cara untuk merebut kekuasaan dan memaksakan keyakinan. Mereka dikenal dengan taktik pembunuhan secara diam-diam.

Sehingga, di Eropa, pembunuhan secara diam-diam disebut dengan kata “Assasin”. Hassyasyin sendiri berarti “para pemakan ganja”. Hal itu, karena mereka menggunakan terapi ganja untuk membentuk pasukan berani mati. Sisa-sisa pengikut Hassyasyin sekarang masih ada di Iran dan Suriah.

Kharmiyah

Sekte ini muncul di masa-masa akhir Dinasti Umayyah. Didirikan oleh Ammar bin Yazid.

Ia diutus untuk menjadi pemimpin gerakan Abbasiyah di Khurasan. Tapi, ternyata ia menyebarkan aliran sesat di Merv.

Selain mengajak orang mendukung Muhammad bin Ali, pemimpin gerakan Bani Abbas, untuk merebut kekuasaan, ternyata ia juga menyatakan bahwa Muhammad bin Ali memperbolehkan zina, bahwa perempuan adalah milik bersama, boleh tukar menukar istri dan seterusnya. Pandangan serba boleh ini menyebabkan orang-orang awam tertarik dan mengikuti.

Kharmiyah memiliki banyak pengikut, mulai dari pegunungan Isfahan (Iran) hingga Azerbaijan. Mereka memiliki kekuatan militer yang lumayan kuat, hingga berhasil menguasai Azerbaijan, membangkang dari Dinasti Abbasiyah.

Mereka juga melakukan banyak pembunuhan dan pertempuran melawan Pemerintah. Yang paling dahsyat terjadi pada masa Khalifah al-Mu’tashim.*/Ahmad, Sidogirinet

HIDAYATULLAH