Kepala Sub Direktorat Pemantauan dan Pengawasan Umrah dan Haji Khusus, M Noer Alya Fitra, menyebut sampai saat ini keberangkatan jamaah umrah masih melalui Bandara Soekarno Hatta.
Meski demikian, opsi dibukanya bandara lain untuk keberangkatan umrah disebut telah dibahas dalam rapat bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan asosiasi umrah
“Kami sudah rapat dengan BNPB dan asosiasi untuk membahas antara lain hal tersebut. Sampai dengan saat ini, masih menggunakan Bandara Soetta untuk penyelenggaraan umrah,” ujar dia saat dihubungi Republika, Senin (7/2/2022).
Lebih lanjut, ia mengatakan pembukaan bandara lain akan dievaluasi terus, sembari melihat kondisi positivity rate jamaah yang terpapar Covid-19 saat kepulangan umrah.
Seiring dengan kondisi tersebut, ia juga menyebut belum dilakukan persiapan skema satu pintu atau One Gate Policy (OGP) untuk bandara lainnya.
Sebelumnya, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, Hilman Latief, menyebut akan menyurati Satgas Nasional Penanganan Covid-19. Hal ini sehubungan dengan usulan pembukaan bandara lain untuk keberangkatan umrah.
Ia mengatakan kewenangan untuk membuka bandara lain ada pada Satgas Nasional Penanganan Covid-19. Pembukaan akses kedatangan warga dari luar negeri ke Indonesia disebut juga berkaitan dengan kesiapan fasilitas bandara, serta sarana karantina.
Hingga saat ini, hanya Bandara Soekarno-Hatta yang digunakan untuk pemberangkatan dan pemulangan jamaah.
“Kementerian Agama akan bersurat ke BNPB untuk mengusulkan pembukaan bandara di kota lainnya sebagai tempat pemberangkatan dan pemulangan jamaah umrah,” ujar Hilman melalui pesan tertulis yang diterima Republika, Rabu (2/2/2022).
Adapun usulan tersebut ia sampaikan dalam rangka mengantisipasi penumpukan dan penuhnya kapasitas (overload) Bandara Soekarno-Hatta.