Setidaknya ada enam alasan kaum Muslimin perlu meneladani Rasulullah SAW.
Umat Islam di berbagai belahan dunia hari-hari belakangan ini tengah memperingati hari kelahiran (maulid) Nabi Muhammad SAW. Di Indonesia, peringatan Maulid Nabi sangat semarak.
Hari kelahiran Rasulullah SAW diperingati di berbagai masjid, surau/mushala, majelis taklim, pondok pesantren/sekolah, hingga kantor-kantor pemerintah. Pada umumnya, para dai yang tampil mengisi acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW selalu mengajak kaum Muslimin untuk meneladani kehidupan Rasulullah SAW.
Pemkot Depok, Jawa Barat, menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tingkat Kota Depok di Lapangan Balaikota Depok, Jalan Margonda Raya Depok, Kamis (14/11). Penceramahnya adalah Dr KH Saroni NA, MA. Ia mengupas tema “Meneladani akhlak Rasulullah SAW dalam kehidupan personal dan social untuk Depok unggul, nyaman dan religius.”
Menurut Dr Saroni, paling tidak ada enam alasan mengapa kaum Muslimin perlu meneladani Rasulullah. Pertama, Rasulullah adalah manusia yang paling baik ibadahnya. Bahkan sampai-sampai bengkak kakinya.
“Kedua, Rasul adalah orang yang paling bertakwa di antara orang-orang bertakwa,” kata pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Sa’id Yusuf, Parungbingung, Depok.
Ketiga, Rasulullah adalah manusia yang paling mulia dan terpuji baik di langit maupun di bumi,di dunia dan di akhirat. “Keempat, Rasulullah adalah manusia yang paling suci dan manusia yang diharapkan syafaatnya di hari kiamat kelak,” ujar Saroni dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Kelima, kata dia, Rasulullah SAW adalah sebaik-baiknya mahluk Allah di muka bumi ini. Baik akhlaknya maupun bentuknya.
Adapun yang keenam, Rasulullah adalah manusia yang sabar dalam menyampaikan dakwah. Ia tidak pernah dendam, apalagi sakit hati.
Jika sifat-sifat ini kita teladani, kita ikuti dan aplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari, maka kita akan menjadi manusia mulia di atas dunia ini. Maka, mari kita jadikan momentum maulid untuk meneladani tata cara kehhidupan Rasulullah SAW,” kata doktor pendidikan jebolan Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) Bogor itu.